Potret Buram Kehidupan di Sistem Sekuler Kapitalis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Potret Buram Kehidupan di Sistem Sekuler Kapitalis

Oleh Eviyanti

Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi

 

Dari Al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi saw. bersabda,

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan Al-Albani).

Di sisi Allah, hilangnya nyawa seorang muslim lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia. Sangat disayangkan, nyawa seorang muslim harus hilang untuk sesuatu yang sangat tidak jelas. Seperti yang terjadi di beberapa wilayah pada akhir-akhir ini, salah satunya yang terjadi di daerah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, seorang istri yang tewas dianiaya oleh suaminya sendiri. Dikutip oleh media online kompas.com, Jumat (15/09/2023), pelaku bernama AM (51), seorang juru parkir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang diamankan polisi atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menewaskan istri sirinya, TM (40). Peristiwa tragis itu terjadi di kediaman pelaku di Dusun Warung Wetan, RT 06/03, Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis pada Minggu (10/9/2023). Hal yang sama terjadi pula di Kabupaten Bekasi, seorang suami berinisial N usia 25 tahun, yang telah tega membunuh istrinya berinisial MS usia 24 tahun di rumah kontrakannya yang berada di Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi pada Kamis (07/09) sekitar pukul 22.00 WIB. Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna Wati mengatakan, sang suami membunuh istrinya karena kesal ditanya masalah uang belanja.

Miris, banyak kasus KDRT dengan berbagai penyebab yang mengakibatkan pembunuhan. Menghilangkan nyawa termasuk tindak kejahatan, tetapi banyak orang yang melakukannya. Mereka tidak takut akan dosa, dan perbuatan mereka itu disaksikan oleh Allah Swt. yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Hal ini menunjukkan lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan dalam menghadapi beratnya kehidupan. Ini adalah potret buram kehidupan sekuler kapitalistik yang jauh dari keimanan, karena memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga melahirkan manusia yang rapuh ketika ada masalah tidak bisa berpikir jernih dan tidak bisa mencari solusi dengan baik. Maka yang ada hanya emosi yang menggelapkan mata, pembunuhan pun terjadi.

Sekuler kapitalistik telah menghancurkan nilai Islam dalam kehidupan dan mencabut fitrah manusia yang sejatinya memerlukan Rabb-nya untuk mengatur hidupnya. Dangkalnya pemahaman agama, memperparah keringnya kejiwaan. Materi lebih berharga dibandingkan iman. Hilang rasa kasih sayang di antara saudara. Alhasil, menyakiti hingga membunuh sesama manusia berasa biasa.

Disamping individu yang jauh dari keimanan, lemahnya peran negara terhadap pelaku pun menjadi faktor lain yang memengaruhi terjadinya tindak kejahatan. Dalam aturan negeri kita misal, ada hukuman ketika seseorang melakukan tindak KDRT atau pembunuhan. Namun, hukuman yang diberikan tidak membuat para pelaku jera. Sudah banyak yang dipenjara karena membunuh, tapi masih ada yang melakukan hal itu. Oleh karenanya, diperlukan aturan yang tegas. Yang bisa membuat orang tidak lagi mudah membunuh. Islam memberikan pemahaman bahwa nyawa seseorang itu sangat berharga. Baik mereka muslim atau nonmuslim, seseorang tidak boleh mencabut nyawa tanpa alasan yang dibenarkan.

Islam memberikan perhatian sangat serius tentang persoalan nyawa manusia ini, bahkan perlindungan atas nyawa manusia merupakan salah satu dari tujuan utama diturunkannya syariat (maqasid syar’iyah), yaitu hifdun nafs, menjaga dan melindungi jiwa, diri manusia. Hal ini menandakan bahwa penghargaan Islam yang sangat tinggi dan serius atas nilai sebuah nyawa manusia.

Akidah Islam memberikan kekuatan dan kesabaran seorang hamba dalam menghadapi kesulitan dan beratnya kehidupan. Keimanannya menjadi perisai untuk sabar dan tetap dalam kewarasan ketika bertemu masalah sehingga tidak berbuat maksiat.

Begitu pun negara, membantu rakyatnya agar hidup tenang aman dan damai dalam suasana keimanan, dengan memenuhi kebutuhan manusia dan menyejahterakannya melalui penerapan Islam kafah.

“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Ma’idah: 32)

Dalam Islam seorang pemimpin paham akan firman Allah di atas, maka mereka akan betul-betul menjadi pemimpin yang melayani umat, pemimpin yang menjadi junnah, perisai bagi umatnya. Karena sadar akan semua tanggung jawab mereka sebagai pemimpin dan takut akan hari penghisaban kelak. Negara harus menjamin keselamatan warganya, dan ini semua akan terwujud ketika Islam diterapkan dalam semua lini kehidupan. Mari kita kembali kepada hukum-hukum Allah Swt. yang akan membawa manusia dan setiap individu dalam kemaslahatan.

 

Wallahualam bissawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *