Hari Pendidikan Nasional: Mampukah Merdeka Belajar Mewujudkan Generasi Berkualitas?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Hari Pendidikan Nasional: Mampukah Merdeka Belajar Mewujudkan Generasi Berkualitas?

Ermawati

Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta) menghadirkan konser musikal bertajuk ‘Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai’ pada Kamis, 25 April 2024 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Hal itu untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024. (Liputan6.com, 25-4-2024).

 

kemendikbudristek akan segera mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas). Namun, tak semua pihak setuju, seperti organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) misalnya. Bajik menilai Kurikulum Merdeka tak layak jadi Kurnas. Mereka juga meminta agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh. (Detik.com, 26-4-2024)

 

Adanya peringatan hari pendidikan nasional maka mengingatkan akan pentingnya pendidikan dalam membangun peradaban negeri dan bangsa. Namun kurikulum yang masih belum jelas ini yaitu Kurikulum Merdeka, akan dijadikan sebagai kurikulum nasional 2024, dalam kurikulum ini peserta didik diarahkan kepada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, namun melupakan aspek pembinaan agama/mental.

 

Faktanya hari ini ternyata para guru juga siswa banyak yang melakukan kejahatan dan maksiat, inilah potret buram Pendidikan dalam semua aspek yang ada dalam sistem pendidikan saat ini. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka justru akan menguatkan sekulerisme dan kapitalisme dalam kehidupan, melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya, dan menjadikan generasi terjajah budaya Barat yang rusak dan merusak.

 

Kasus bullying makin marak terjadi, anak sekolah di bawah umur melakukan aksi kekerasan yang bahkan viral di media sosial, miris melihat kekerasan yang sering terjadi pada generasi negeri ini, mau di bawa kemana para generasi dan negeri ini jika terus menerus terjadi bullying dan kekerasan pada anak? Semua terjadi bukan karena tanpa sebab, banyak faktor atas kondisi buruknya perilaku generasi saat ini. Apakah dengan kurikulum merdeka akan menjadikan generasi ini menjadi lebih baik? Tentu tidak sebab kurikulum ini lahir dari sistem buatan manusia. Sistem pendidikan kapitalisme hanya berfokus pada tujuan materi semata yang tidak memperhatikan akhlak para generasi bangsa, tidak memperhatikan perilaku yang menyimpang yang ada pada generasi saat ini, tidak punya solusi yang tepat atas semua permasalahan yang timbul dari efek pendidikan ala kapitalisme.

 

Pendidikan adalah salah satu aspek startegis yang menentukan generasi masa depan. Islam mentargetkan terbentuknya generasi berkualitas, beriman, bertakwa, trampil dan berjiwa pemimpin serta menjadi problem solver. Dalam Islam sendiri pendidikan tentu punya ciri khas yang tidak dimiliki dalam pendidikan Kapitalisme, sebab pendidikan dalam Islam tidak fokus diarahkan pada tujuan untuk meraih materi, tapi lebih kepada mencetak generasi insan yang punya akhlak yang mulia, beriman juga bertakwa kepada Allah. Pendidikan tidak hanya sekedar menimba ilmu dan membuat cerdas dengan ilmu, namun juga membentuk perilaku insan yang memiliki kepribadian Islam, berprilaku baik dan meninggalkan maksiat.

 

Islam juga memiliki sistem Pendidikan terbaik yaitu berbasis akidah Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dan membangun peradaban yang mulia. Negara memiliki tanggungjawab dalam mewujudkannya, pada zaman rasul dan para sahabat, anak-anak muda menjadi agen perubahan dunia, islam berkembang pada masanya atas kontribusi para pemuda yang berjasa dan menoreh karya yang luar biasa, semisal Zaid bin Tsabit yang berusia 13 tahun kala itu menjadi penulis wahyu, mampu menguasai bahasa Suryani dalam 17 malam, sehingga menjadi seorang penerjemah Rasul dam hafal al quran.

 

Saat Islam menerapkan hukum Allah dimuka bumi, terlahir juga para ilmuan muda, ahli hadits, ahli tafsir, para penyair dan para penemu-penemu berbagai alat-alat yang bisa membuat Islam berjaya saat itu, tak lupa para wanita juga mengenyam pendidikan seperti laki-laki, banyak para wanita yang menjadi ahli hadist. Bahkan penemu mesin terbang juga seorang ilmuan muslim yaitu Abbas ibnu Firnas, alat bedah juga penemunya seorang muslim atas nama Abul Qasim Khalaf ibn Al-Abbad al Zahrawi. Wallahu a’lam bish showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *