Generasi Pendidikan dalam Sistem Sekuler, Pencetak Generasi yang Berkualitas?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Generasi Pendidikan dalam Sistem Sekuler, Pencetak Generasi yang Berkualitas?

Noviyuliyanti

Kontributor Suara Inqilabi

 

Kamis 2 Mei 2024 adalah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hardiknas ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dalam Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959. Dipilihnya tanggal 2 Mei karena bertepatan dengan tanggal lahirnya Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.

Seiring dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024, bulan Mei tahun 2024 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar. Pemerintah menetapkan bahwa tema peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 adalah “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.” (nasional.kompas.com, 01/05/24).

Kemendikbudristek akan segera mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional. Namun, tak semua pihak setuju, seperti organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) misalnya. Bajik menilai Kurikulum merdeka tak layak jadi Kurikulum Nasional. Merekan juga meminta agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh. Menurut Direktur Eksekutif Bajik Dhita Puti Sarasvati, Kurikulum Merdeka masih compang camping. Maka dari itu, banyak kelemahan yang harus diperbaiki. (Detik.com, 01/05/24).

Dunia Pendidikan di negeri kita banyak sekali rapor merahnya. 24.4% peserta didik mengalami perundungan dilingkungan sekolah. Lalu 46.67% kekerasan seksual terjadi di sekolah dasar. Ini data yang kasusnya dilaporkan dan masih ada puluhan bahkan ratusan kasus yang belum dilaporkan. Bisakah Kurikulum Merdeka mampu menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi oleh peserta didik di negeri ini?

Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional 2024 dianggap masih belum memberi kejelasan sebagai kurikulum. Peserta didik diarahkan kepada kompetisi/daya saing atas sesuatu yang bersifat mandiri, namun melupakan aspek pembinaan agama dan mental. Apalagi fakta Pendidikan kita baik dari guru sampai siswa terlibat kemaksiatan dan pelanggaran hukum. Ada siswa yang menganiaya guru. Orangtua siswa melaporkan guru pada pihak berwajib karena guru memberi teguran keras pada anaknya. Pelecehan seksual dari guru pada muridnya.

Begitu banyak masalah yang terlahir dari sistem sekuler yang dianut oleh negeri ini. Bahkan masuk dalam dunia Pendidikan. Dan dalam sistem sekuler ini hanya menjauhkan peserta didik dari agama. Dimana agama merupakan Pendidikan akidah yang terpenting didunia Pendidikan. Secara pelan-pelan pendididkan agama akan digeser dengan Pendidikan akhlak.

Sepanjang sejarah negeri yang memakai sistem Islam dalam benegara mampu melahirkan generasi cerdas dan beradab. Pendidikan dalam sistem Islam membentuk manusia berkepribadian Islam, menguasai ilmu-ilmu terapan (pengetahuan, ilmu, dan teknologi), menguasai pemikiran Islam, dan memiliki keterampilan yang tepat dan berdaya guna. Kurikulum yang dipakai adalah yang berdasarkan pada akidah Islam.

Dalam sistem Islam, didunia Pendidikan guru akan diberikan fasilitas pelatihan untuk bisa melakukan tugas dengan baik dan professional. Guru akan mendapatkan jaminan kesejahteraan sebagai tenaga professional. Dan negara berkewajiban dalam menjamin seluruh warga negara mendapatkan pendidikan, sarana prasarana pendidikan yang memadai, memakai kurikulum yang berdasarkan akidah Islam, dan kesejahteraan guru sebagai pendidik yang mencetak generasi yang berakhlak mulia.

Semua persoalan dunia pendidikan kita saat ini tentu dengan mudah di selesaikan jika kita memakai sistem Islam. Buktinya sudah berapa kali berganti kurikulum, metode pembelajaran, juga bergantinya Menteri Pendidikan tapi belum juga bisa menyelasaikan masalah-masalah yang ada di dunia Pendidikan kita saat ini. Yang terjadi semakin banyak permasalahan yang timbul di dunia Pendidikan kita di sistem sekuler yang dipakai oleh negeri ini.

Hanya dengan sitem Islam lah mampu melahirkan generasi peradaban yang cemerlang. Sudah saat bagi kita untuk menerapkan sistem Islam secara kaffah. Semoga Allah segerakan Khilafah hadir dalam kehidupan kita. Aamiin ya rabbal alamin.

Wallahu a’lam bishawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *