Waspada! Pandemi Hanya Berakhir Dengan Khilafah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ummu Rufaida (Penulis dan Kontributor Media)

 

Waspada! Virus corona sudah bermutasi. Padahal dunia termasuk Indonesia masih sibuk berjibaku dengan penanganan Covid-19. Negara-negara kapitalisme satu per satu mulai kewalahan akibat menculnya kasus terbaru. Berbagai media online bahkan menjadikannya sebagai headline news.

Dikutip dari Reuters kantor berita Inggris, 29/12/20, di AS kasus Covid-19 mencapai 19 juta kasus, bahkan disinyalir unit perawatan intensif di rumah sakit telah penuh pasien. Kasus ini sangat membanjiri California, dan disinilah pusat virus corona di Amerika Serikat.

Inggris pun tak kalah mencekam, dikabarkan oleh Reuters, 30/12/21, bahwa Kerajaan Inggris mulai memperluas jangkauan lockdown saat corona jenis baru mulai muncul. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta jutaan lebih orang untuk menetap dalam pembatasan Covid-19 mulai hari Kamis, 30/12/20, untuk menghindari virus jenis baru yang mulai menemukan jalan menyebar ke wilayah Inggris.

Di samping itu WHO juga mengeluarkan pernyataan bahwa “jangan berpandangan sempit dan berbahaya untuk membuang uang tunai pada wabah, tetapi tidak melakukan apa pun untuk mempersiapkan kemungkinan pandemi berikutnya,”. Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Sindonews.com 27/12/20)

Ini menunjukkan bahwa negara-negara kapatalisme dunia telah gagal untuk menangani pandemi covid-19. Bagaimana tidak, demi memuluskan sektor ekonomi negara kapitalisme tidak rela melakukan lockdown. Padahal jutaan nyawa manusia sangat terancam. Mereka lebih memilih kehilangan nyawa daripada memutuskan karantina. Pada akhirnya justru membuat persebaran virus ini lebih meluas dan memunculkan varian baru.

Lambatnya penanganan kasus juga menjadi poin tersendiri. Vaksin yang digadang-gadang akan segera rilis nyatanya hingga ini belum ada vaksin yang lulus uji klinis tahap 3. Miris. Padahal pandemi ini sudah setahun melanda dunia.

Selain itu, jika saja negara-negara kapitalisme memberlakukan lockdown, tentu akan lebih mudah bagi negara menekan laju persebaran virus. Namun, inilah watak negara kapitalisme yang menjunjung tinggi ideologinya. Yang dipikirkan hanya bagaimana negara mendapatkan pemasukan dan sektor ekonomi tidak lumpuh diterjang pandemi.

Kondisi ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Upaya karantina wilayah atau lockdown akan sangat didukung oleh negara. Selain sebagai upaya untuk menekan persebaran virus, ini juga merupakan anjuran dari Nabi Muhammad saw., dalam sebuah hadits dikatakan:

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Muslim)

Hal ini pernah dilakukan khilafah Utsmaniyah dan terbukti ampuh menahan laju virus smallpox kala itu. Ustmani melakukan lockdown dan karantina kesehatan berskala besar. Bahkan tercatat dalam sejarah emas, Utsmani berhasil memproduksi vaksin smallpox dan mendistribusikan ke berbagai negara, termasuk Inggris.

Akibatnya virus smallpox kala itu tidak menjadi sebuah pandemi, apalagi bermutasi menjadi varian baru. Sehingga negara mampu melindungi jiwa dan nyawa setiap rakyatnya, tanpa merasa was-was terhadap kebijakan negara. Sebab salah satu tujuan diberlakukannya syariah Islam adalah untuk menjaga jiwa manusia (hifz an-nasf).

Oleh karenanya, hanya khilafah yang mampu atasi pandemi covid-19 saat ini. Bukan bukan kapitalisme maupun demokrasi. Sebab khilafah merupakan sistem pemerintahan yang berasal Tuhan manusia, yang sangat memahami kelemahan dan keterbatasan manusia. Mari menyongsong abad baru khilafah yang akan segera tegak.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *