Pinjol Solusi Palsu Sistem Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Pinjol Solusi Palsu Sistem Kapitalisme

Labibah Mumtaz

Aktifis Muslimah, Gresik

Pinjol menjadi sahabat karib bagi masyarakat kekinian. Proses pencairan kredit yang cepat tanpa ribet menjadi daya Tarik pinjol dibandingankan dengan kredit bank atau yang lainya. Akan tetapi ini juga yang berkorelasi dengan tingginya tingkat gagal bayar pinjaman. Apalagi pada momen masyarakat membutuhkan banyak dana, potensi gagal bayar makin tinggi.

Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) memberikan informasi terbaru terkait platform peer to peer ( p2p ), lending investree, Tanifund, iGrow dan Modal Rakyat yang tengah tersangkut kasus gagal bayar kepada lendernya. Sebagaimana diketahui, Industri fintech pinjaman online ( pinjol ) peer to peer ( p2p ) leanding telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 60,42 triliun pada tahun 2024. Namun, 2,94% diantaranya masuk dalam kategori kredit macet.

Melansir dari data Statistik P2P Lending periode Januari 2024 yang dipublikasikan OJK, total kredit macet atau tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP) P2P lending mencapai Rp 1,78 triliun. Jumlah ini naik 27% dari tahun lalu sebesar Rp 1,40 triliun. Beberapa platform fintech lending punbtengah diawasi OJK lantaran permasalahan kredit macet yang berujung pada kasus gagal bayar para peminjam dana atau lendernya, ( CNBC Indonesia, 04/4/2024 ).

Biaya hidup yang kian hari merangkak naik, pendapatan yang rendah menjadikan masyarakat memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang yaitu meminjam uang pada pinjol. Bunga yang sangat tinggi tidak menjadikan penghalang bagi masyarakat untuk meminjam uang ke pinjol karena desakan ekonomi.

Tingginya biaya hidup karena tidak adanya jaminan dari pemerintah terkait sandang, pangan, papan, dan keamanan. Harga pangan maupun papan yang melambung sehingga menguras pendapatan rakyat, belum lagi kesehatan juga pendidikan yang dikomersilkan.

Di tambah lagi gajih yang pas-pasan tidak sebanding dengan melabungnya harga-harga barang, gelombang PHK juga terjadi secara global sehingga banyak rakyat yang kehilangan pekerjaan. Lepas tangannya penguasa dari memenuhi kebutuhan rakyat menjadikan beban hidup rakyat makin berat sehingga mereka terpaksa lari ke pinjol untuk mendapatkan dana segar demi memenuhi kebutuhan hidup.

Pinjol bukanlah solusi karena berbasis riba menjerat nasabah dengan bunga tinggi. Bukan menyelesaikan masalah, tapi menambah derita rakyat, karena pinjol justru menyedot dana peminjam untuk membayar bunga yang tinggi. Selain itu banyak kasus antara peminjam dengan penagih utang sehingga berujung konflik, depresi, bahkan bunuh diri.

Mirisnya, keberadaan pinjol justru di restui penguasa meski merugikan dan berdampak buruk bagi rakyat. Hanya pinjol ilegal yang dilarang sedangkan pinjol yang legal bebas berkeliaran. Ini menunjukkan jauhnya penguasa dari fungsinya sebagai riayah atau pengurus. Alih-alih melindungi rakyatnya dari bahaya pinjol, penguasa malah memfasilitasi rakyat untuk mengambil pinjol yang jelas-jelas ribawi.

Pinjol adalah solusi palsu dari sistem kapitalis yang tidak mampu menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah hidup sudah susah semakin sengsara. maka solusi ini tidak boleh diambil bahkan harus ditinggalkan.

Allah Swt telah menegaskan keharaman riba sehingga jika dilanggar akan menghasilkan kerusakkan dimuka bumi. Keharaman riba telah tersurat sejak belasan abad yang lalu pada firman Allah Swt : Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharahkan riba. (QS Al Baqarah: 275 )

Pandangan Islam.

Islam adalah agama yang rahmatan lil aalamiin, akan memberikan solusi tuntas bagi setiap persoalan hidup umat. Termasuk riayah ( pengurusan ). Islam akan menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyat yaitu sandang, pangan, papan, Kesehatan, Pendidikan, dan keamanan.

Untuk kebutuhan dasar pribadi yaitu sandang, pangan, dan papan, negara memenuhinya secara tidak langsung dengan menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi rakyat yang wajib bekerja. Negara akan merevitalisasi pertanian, perdagangan, dan industri sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Untuk kebutuhan dasar kolektif yaitu kesehatan, pendidikan, dan keamanan, negara memenuhinya secara langsung yaitu dengan menyediakan ketiganya secara gratis dan berkualitas tinggi. Negara akan mengambil alih kekayaan alam yang terkategori milik publik seperti air, api, dan tanah,kemudian dikelola oleh negara untuk kemashalatan rakyat.

Islam akan membiayai semua kebutuhan rakyat dari baitul mal yang pemasukkanya meliputi fai, zakat, sumber daya alam, jiziyah, kharaj dan lainnya. Dengan demikian ada dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyat.

Bagi rakyat yang lemah secara fisik dan tidak memiliki kerabat yang bisa menafkahinya, Islam akan memberikan santunan yang rutin sehingga dia bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak. Dari sini bisa kita lihat yang mampu memberikan solusi hanyalah Islam bukan pinjol produk dari sistem gagal.

Wallahu A’lam

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *