Oleh : Khaizuran
Pada 20 Agustus 2020 kemarin merupakan tahun baru Islam 1 Muharram 1442 H, sekaligus bertepatan dengan penayangan perdana film premier jejak khilafah di Nusantara (JKDN). Film yang selama ini dinantikan oleh masyarkat, yang begitu antusias menantikan sekaligus ingin mengetahui sejarah masuknya Islam di Negeri ini, bukan hanya kalangan intelektual saja yang menantikannya bahkan hampir semua kalangan. Penayangan film ini disiarkan secara streaming, bahkan tercatat 250 ribu lebih yang telah mendaftar belum lagi dalam satu titik itu lebih dari satu orang yang menonton bayangkan saja kira-kira sudah berapa ratus orang bahkan mungkin telah mencapai jutaan yang menonton.
Walaupun sebelum tayang ada beberapa kendala yang dihadapi dalam menanti film ini, mulai dari susah masuk karena banyak yang login, pembuatan link youtube palsu sampai terdapat tiga kali pemblokiran dengan menyebut “konten ini tidak tersedia di domain Negara karena ada keluhan hukum dari pemerintah”, sayangnya semua ini tidak menyerutkan semangat masyarakat untuk tetap stay menyaksikan film jkdn.
Langkah pemblokiran ini sangat disayangkan, sebab apa yang ada dalam film ini merupakan sebuah pengakuan tentang jejak kekhilafahan Islam di Nusantara, yang selama ini telah mengalami penguburan sejarah. Banyak masyarakat yang belum mengetahui terkait bahwa penyebaran Islam di Negeri ini tidak lepas pengaruh kuat ke Khilafahan Islam, mulai dari Khilafah Abbasiyah sampai Utsmaniyah, maka melalui film ini setidaknya masyarakat bisa mengetahui sekaligus bisa mengambil ibroh nya.
Kita bisa melihat bagaimana reaksi rezim hari ini yang begitu represif, apalagi itu berkaitan dengan ajaran Islam yaitu Khilafah, yang selama ini dianggap bertentangan, dapat memecah bela, intoleran bahkan pengusung nya dianggap radikal. Jadi tidak heran jika mereka mencoba untuk melakukan berbagai cara agar masyarakat memusuhi Khilafah bahkan menutupi sejarah yang sebenarnya. Perlu diketahui bahwa Khilafah merupakan ajaran Islam, sebuah institusi pemerintahan Islam yang berlangsung selama 1300 tahun lamanya. Bahkan melalui film ini kita bisa melihat bagaimana keterikatan Khilafah dengan Nusantara, seperti apa yang dikatakan oleh sejarawan Moeflich Hasbullah dalam film ini, bahwa khilafah itu bukan hal yang baru. Sudah ada hubungan antara Nusantara dengan kesultanan Turki Utsmani sejak abad ke 7.
Secara Akademis, film jkdn bisa dipertanggung jawabkan seperti yang dikatakan oleh sutradara film ini, Nicko Pandawa bahwa “Film ini sudah melalui tahapan riset verifikasi yang akademis yang in sha Allah sudah kita pertanggung jawabkan” katanya pada saat premier film jkdn. Jadi langkah pemblokiran ini bisa dikatan sebagai kekalahan intelektual, sebab jika memang dianggap film ini merupakan propaganda atau bertentangan dan lainnya, kenapa tidak diajak diskusi saja dengan para pembuat film jkdn biar dapat titik terang sekaligus mencerahkan, tidak perlu dengan tindakan represif.
Peristiwa pemblokiran ini sekaligus menunjukan kepada publik bahwa demokrasi yang selama diagung-agungkan sebagai sistem pemerintahan yang mengedepankan kebebebasan berpendapat hanyalah mitos belaka, setiap orang yang ingin mengemukakan pendapat yang bersebrangan dengan mereka pasti akan disyahidkan. Waallahu’alam