Nasionalisme, Racun Politik Membuat Negeri-Negeri Muslim Tak Berkutik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Nasionalisme, Racun Politik Membuat Negeri-Negeri Muslim Tak Berkutik

Oleh Ummu Rezqy Khoirunisa

Kontributor Suara Inqilabi

 

Kaum muslim seluruh dunia sedang berduka, duka mendalam yang sangat menyesakkan dada, bagaimana tidak sudah sekian lama saudara muslim kita berjuang untuk mempertahankan negeri Isra Mi’raj, saat ini sudah sekitar 10 ribu korban syahid. Ribuan di antaranya adalah bayi/anak-anak. Puluhan ribu lainnya terluka parah. Semua akibat puluhan ribu ton bom yang dijatuhkan oleh Zionis Yahudi, khususnya di Gaza. Selain korban jiwa, ratusan gedung runtuh dan rata dengan tanah. Bahkan sejumlah rumah sakit pun tak lepas dari sasaran bom-bom Zionis Yahudi.

Zionis laknatullah memang sudah tidak punya hati, semua fasilitas umum bahkan pabrik rotipun dibom, pilu mendengar setiap berita yang muncul, saudara kita disana tidak hidup tanpa air bersih, tanpa listrik bahkan operasipun harus di lakukan tanpa dibius. Tragedi Palestina yang terus berulang amat menyayat hati. Yang lebih menyayat hati adalah menyaksikan sikap para penguasa Arab dan Muslim yang tak pernah berubah dalam merespon tragedi di Palestina dari dulu sampai sekarang. Mereka hanya pintar mengecam dan mengutuk. Sebagian lainnya diam membisu. Bahkan yang sangat memuakkan, beberapa penguasa Arab dan Muslim tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Nasionalisme telah membatasi Upaya membela Palestina hanya dengan kecaman semata. Bahkan abai pada realita perang yang terjadi antara negara melawan Hamas. Padahal perang haruslah negara melawan negara, respon dunia terhadap perlawanan warga muslim Palestina terjadi seantero penjuru dunia. Di Indonesia sendiri aksi demo bermunculan dimana-mana, sayang ada penggiringan opini untuk menyempitkan persoalan Palestina, dulu masalah Palestina disebut sebagai masalah kawasan di Timur Tengah, lalu berubah menjadi persoalan dalam negeri Palestina setelah itu mengerucut lagi itu persoalan Gaza tak berhenti sampai disitu, sekarang dikerutkan lagi itu persoalan Hamas kemudian berubah lagi,’ itu masalah kepentingan kelompok Hamas yang tidak ada hubungannya dengan agama.

Kaum muslim harus menyadari kewajibannya untuk membela Palestina, saudara sesama muslim yang sedang teraniaya, meski negara bersikap berbeda,

Rasulullah SAW bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِهِمْ، وتَراحُمِهِمْ ، وتَعَاطْفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذا اشْتَكَى مِنهُ عُضْقَ تَداعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ والحُمّى

Artinya: “Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam.” (HR Muslim No. 2586

Sikap para penguasa Arab dan negeri muslim lainnya yang tidak pernah berubah selain sekadar mengecam dan mengutuk.

Tidak bisa kita mungkiri semua itu adalah akibat ide nasionalisme yang telanjur mengakar di negeri-negeri muslim. Nasionalisme menjadi racun politik yang menyebabkan negeri-negeri muslim tidak berkutik untuk membela saudaranya di Palestina. Tidak hanya itu, cinta kekuasaan juga turut menghalangi para penguasa negeri muslim untuk bersatu atas nama akidah Islam dalam melawan kebrutalan Zionis Yahudi.

Penjajahan, pendudukan dan pembantaian umat Islam Palestina oleh Zionis Yahudi seharusnya mengingatkan kembali para penguasa Arab dan Muslim pada tiga Hadis Nabi saw. berikut ini:

Pertama, Hadis Nabi saw. tentang perlindungan darah dan harta kaum Muslim. Beliau bersabda pada Hari Arafah:

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَة يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Sungguh darah dan harta kalian itu haram (suci) seperti sucinya hari kalian ini, di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini (HR Muslim).

Artinya, tak boleh sedikit pun darah kaum Muslim tertumpah tanpa haq. Konsekuensinya, tak boleh pula bagi siapapun, apalagi para penguasa Muslim, membiarkan ada darah seorang Muslim pun, di mana saja di dunia ini, ditumpahkan tanpa ada pembelaan.

Kedua, Hadis Nabi saw. tentang persatuan dan kesatuan kaum Muslim sedunia berdasarkan akidah Islam, bukan atas dasar kebangsaan (nasionalisme), termasuk sekat-sekat negara-bangsa (nation state):

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِىٍّ عَلَى أَعْجَمِىٍّ وَلاَ لِعَجَمِىٍّ عَلَى عَرَبِىٍّ وَلاَ لأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى

Wahai manusia, ingatlah, Tuhan kalian satu. Bapak kalian juga satu. Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, juga bagi orang non-Arab atas orang Arab, dan tidak ada keutamaan bagi orang berkulit merah atas kulit hitam, juga bagi orang berkulit hitam atas kulit merah, kecuali karena ketakwaannya (HR Ahmad).

Ketiga, Hadis Nabi saw. tentang kewajiban adanya Imam/Khalifah sebagai perisai/pelindung umat. Rasulullah saw. bersabda:

إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sungguh Imam/Khalifah (Kepala Negara) itu laksana perisai; (orang-orang) akan berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR al-Bukhari dan Muslim).

Yang terakhir ini bermakna, kaum Muslim sedunia wajib menegakkan kembali Khilafah. Dengan itu kaum Muslim sedunia bisa memiliki kembali seorang khalifah yang akan benar-benar menjadi perisai/pelindung mereka yang hakiki. Menyatukan umat dalam satu ikatan yang kuat yaitu akidah Islam.

Wallahu’alam Bishawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *