Karena Diam Adalah Sebuah Kejahatan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Nur Hajrah (Writer Muslimah Morowali)

 

Pada bulan Ramadhan kembali ketenangan warga Palestina dalam menjalankan ibadah puasa diganggu oleh polisi Israel di 10 hari terakhir Ramadhan. Sampai hari Idul Fitri menjelang, serangan-serangan Rudal Israel tidak berhenti menyerang Palestina. Pertanggal 21 Mei 2021 sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com, jumlah korban tewas saat ini mencapai 232 orang termasuk anak-anak yang mencapai 65 orang, dan jumlah korban luka-luka mencapai 1.900 orang. Di Indonesia sendiri bertepatan dengan hari Nakba Palestina (hari peringatan bangsa Pelastina yang terusir dari negerinya sendiri yang dilakukan oleh Israel) kedutaan Palestina yang ada di Jakarta menyampaikan dan meminta dukungan kepada pemerintah Indonesia agar mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan ikut campur tangan agar hukum Internasional dan hukum hak asasi manusia Internasional bisa diaktifkan sebagaimana mestinya, serta membantu Palestina untuk meminta pertanggungjawaban terhadap Israel atas tindakannya terhadap warga sipil Palestina yang telah banyak menelan korban jiwa terutama anak-anak dan wanita (cnnindonesia.com 21/05/21)

 

Joko Widodo selaku Presiden Indonesia sendiri mengecam keras dan mendesak PBB agar mengambil tindakan atas perbuatan Israel yang terus berulang terjadi, beliau juga mengatakan bahwa Indonesia akan terus berpihak kepada Palestina. Indonesia juga memberi bantuan kemanusian sebanyak $ 500.000 atau sekitar Rp 7,1 M bagi Palestina yang diberikan melalui Palang Merah Indonesia (kompas.com 10/05/21)

 

Saat ini Palestina sedang memperjuangkan dan melidungi negerinya dari kekejaman zionis Israel. Telah banyak korban berjatuhan dan sangat disayangkan Israel begitu gelap mata melakukan penyerangan akibatnya lansia, wanita bahkan anak-anak ikut jadi korban atas kekejamannya. Balah bantuan kemanusian mengalir dari berbagai negara untuk Palestina termasuk Indonesia, aksi belah Palestina pun dilakukan diberbagai daerah di Indonesia dan juga melalui media publik namun sangat disayangkan disaat ada warga Indonesia ikut membela Palestina lain halnya dengan Jendral Am Hendropriyono yang merupakan mantan Ketua Badan Intelijen (BIN), dilansir dari wartaekonomi.co.id 19 Mei 2021, Hendropriyono meminta kepada masyarakat Indonesia agar tidak ikut campur atau mengurusi atas apa yang terjadi di Palestina, lebih baik mengurusi negara sendiri yang sedang dihadapi berbagai masalah. Ia juga mengatakan bahwa Palestina dan Israel bukanlah urusan Indonesia tetapi urusan bangsa Arab dan Yahudi, yang menjadi urusan Indonesia adalah bagaimana nasib negara Indonesia kedepan terutama bagi generasi penerus bangsa.

 

Sungguh sangat disayangkan atas pernyataan yang diutarakan Hendropriyono, seharusnya pernyataan tersebut tidak terucap dari mulut yang berpangkat Jendral mengingat bahwa isi pembukaan UUD 1945 alinea pertama yang berbunyi ” bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan.”

Selain itu sejarah mencatat bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Jadi bagaimana mungkin Pelestina bukan menjadi urusan Indonesia?

 

Bantuan kemanusian dari berbagai negara untuk Palestina memang terus mengalir, begitupun kecaman bagi Isrel untuk berhenti menyerang pun juga dilakukan. Tetapi mereka hanya pandai beretorika namun bungkam untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina seutuhnya, dunia bungkam atas kekejaman zionis Israel yang telah merenggut banyak jiwa termasuk wanita dan anak-anak, baik kaum muslim maupun nonmuslim, padahal dalam Islam satu nyawa umat muslim begitu sangat berharga, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya :

“siapa yang membunuh seorang mukmin yang dilakukan dengan sengaja maka neraka adalah balasan untuknya, dan ia akan kekal didalam neraka, Allah murka terhadapnya dan juga mengutukinya dan azab yang besar akan diberikan kepadanya” (QS an-Nisa : 93)

 

Negara yang diharapkan untuk membelah Palestina dengan harapan dapat mengirimkan pasukan tentara dan militernya yang siap berjihad bagi kaum muslimin dan warga Palestina seperti penguasa Arab dan negara penganut Muslim terbanyak yaitu Indonesia pun ikut bungkam dalam hal ini. Padahal Rasulullah Saw bersabda: “diumpamakan orang mukmin dalam perkara saling mencintai, menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, yang apabila salah satu diantaranya merasakan sakit maka anggota tubuh yang lain juga akan ikut merasakan sakitnya baik itu dengan merasakan tidak bisa tidur dan atau merasakan demam (HR Bukhari dan Muslim). Artinya kaum muslim itu ibarat satu tubuh yang saling terkait sehingga apa yang dialami saudara muslim di Palestina patutlah kaum muslim diseluruh penjuru dunia ikut merasakanya dan ambil ahli atas penderitaan yang mereka rasakan, yaitu dengan cara melindungi mereka menyelesaikan masalah sampai ke akar-akarnya.

 

Memberi bantuan kemanusian seperti obat-obatan dan makanan bukanlah solusi utama untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Pelestina, dimana kejadian ini terus terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun, melainkan kebutuhan utama yang diperlukan Palestina adalah bantuan militer dan persatuan umat muslim di muka bumi ini agar bersatu untuk menumpas dan mengusir para zionis Israel yang selama ini berupaya merebut dan megusir bangsa Palestina dari rumahnya sendiri. Sebagai umat muslim maka sudah seharusnya tidak boleh diam atau bungkam dalam hal ini, karena diam adalah sebuah kejahatan, maka sudah kewajiban sebagai umat muslim untuk saling membantu dan memberi pertolongan bahkan ikut berjihad melawan para musuh. Namun dalam hal ini diperlukan perintah dari pemimpin penguasa Islam untuk mengarahkan pasukan militernya, karena jika hanya dengan melakukan pengecaman kepada Israel tentu saja itu tidak akan memberikan efek jerah bagi mereka. Tetapi pada faktanya para penguasa Islam yang ada diseluruh penjuruh dunia bahkan yang bertetangga dengan Palestina pun hanya bisa diam tidak bergerak, mereka hanya berani mengecam namun tidak ada tindakan, rasa kemanusian hanya sebatas mengobati luka dan menghilangkan rasa lapar bukan menumpas penyebab utama mereka kesakitan dan kelaparan.

Sebagai umat penganut muslim terbanyak di dunia pun hanya bisa ikut terdiam mengikuti penguasa yang bungkam, yang bisa dilakukan hanyalah sebatas bantuan kemanusian, hal ini pun telah diingatkan Rasulullah saw, beliau bersabda:

“akan ada waktu dimana akan datang ditengah-tengah kamu wahai orang mukmin, mereka mengerumuni kamu seperti mengerumuni makanan yang ada diatas meja”.

Para Sahabat pun bertanya

“apakah jumlah kami sedikit disaat itu ya Rasulullah?”

Rasulullah saw menjawab “tidak, bahkan jumlah kalian sangat banyak, tetapi kalian bagaikan buih dilautan, Allah telah mencabut rasa gentar didada kalian terhadap musuh kalian” (HR Abu Dawud)

 

Maka sesungguhnya saat ini umat muslim di dunia butuh perisai yang bisa melindungi mereka dan mempersatukan mereka dalam satu ikatan aqidah, bukan ikatan sistem yang bersifat lemah yang hanya bisa bersatu sementara dan saat masalah selesai atau situasi kembali aman mereka bubar.

 

Hanya ada satu sistem yang bisa mempersatukan seluruh umat muslim di dunia, yaitu sistem pemerintahan Islam yang telah terbukti mengukir sejarah yang gemilang dimana pernah menguasai 2/3 dunia selama kurang lebih 14 abad lamanya. Dalam naungan Khilafah Islamiyyah, khalifah begitu menjamin kehidupan rakyatnya, keamanan, keadilan hukum, terjamin baik dalam segi ekonomi, pendidikan, juga kesehatan dan itu semua dilaksanakan hanya semata-mata untuk menjalankan amanah dan mencari keridhaan Allah semata. Yang InsyaAllah ini akan segera kembali terwujud. Allahu Akbar..!!

 

Wallahu a’lam bishawab..

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *