Kapitalisme Menghancurkan Fitrah Ibu

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kapitalisme Menghancurkan Fitrah Ibu

Nur Sholeha

(Generasi peduli umat)

Ibu adalah sosok yang diciptakan oleh Allah dengan hati lemah embut dan penyayang terhadap anak-anaknya, jika anaknya sakit maka seorang ibu lebih memilih sakit itu diberikan kepadanya. Namun kasih sayang ibu, berbanding terbalik dengan kisah seorang ibu Rohwana alias Wana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan.

“Pelaku mengaku bahwa ia melahirkan di dalam toilet kemudian bayi tersebut itu diceburkan kedalam ember sampai meninggal. Setelah yakin sudah tak bernyawa baru diambil dan dibungkus kain dan kemudian dibuang ke semak-semak di kebun milik warga sekitar,” ucapnya. Rohwana mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahiran anak tersebut , karena tidak cukup biaya untuk membesarkan. Rohwana memiliki suami yang bekerja sebagai buruh. (KumparanNwes, 24,01,2024)

Kasus ibu membunuh bukan kali ini saja terjadi. Di sepanjang Tahun 2023, sudah terdapat dua kasus pembuangan bayi. Pertama, pada pertengahan Oktober silam, bayi yang berjenis kelamin laki-laki ditemukan warga di kawasan Kedungsari, Kota Magelang. Bayi itu dibuang oleh ibu kandungnya karena faktor ekonomi. Kedua, pembunuhan bayi juga terjadi di kelurahan yang sama, Kedungsari, Kota Magelang. Namun sampai saat ini pihak kepolisian masih menelusuri siapa yang tega membuang bayi tersebut. (Liputan6.com, Senin, 16/10/2023)

Fakta diatas semakin menunjukkan bahwa tingginya beban hidup telah mematikan fitrah seorang ibu. Ada beberapa faktor yang menjadikan seorang ibu tega melakukan hal tersebut. Diantaranya, lemahnya keimanan, tidak berfungsinya keluarga sehingga ibu juga terbebani pemenuhan ekonomi, lemahnya kepedulian masyarakat dan tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu.

Semua faktor tersebut tentu berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan saat ini yakni sistem kapitalisme, sistem yang lahir dari sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, karna tidak menggunakan aturan agama sehingga manusia diatur oleh aturan manusia sendiri. Negara pun seharusnya menjadi garda terdepan untuk menjadi pelindung kaum ibu, namun ternyata negara bersikap abai. Negara nihil dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya. Penguasa sibuk beretorika dengan omong kosong tentang pertumbuhan ekonomi, investasi, dan digitalisasi. Sedangkan faktanya banyak kaum ibu berkubang dalam nestapa.

Sungguh sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam sangat memuliakan seorang ibu. Sebab ibu menanggung beratnya tugas hamil dan melahirkan yang ditanggung oleh perempuan. Allah Swt. Berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS Luqman: 14).

Islam pun akan merawat dan menjaga fitrah keibuan dan Islam akan memberikan pendidikan yang sesuai dengan aqidah Islam, sehingga akan terbentuk generasi pengisi peradaban dan akan terdidik dengan benar ketika mendapat jaminan kehidupan dengan layak dan baik.

Seorang ibu akan memahami tanggung jawabnya yakni sebagai Ummu warabbatul bayti. Sehingga mencari nafkah bukan tugas seorang ibu. Sebab Islam menetapkan tanggung jawab penafkahan ada pada pundak laki-laki. Islam mewajibkan negara menjadi penanggung jawab agar lapangan pekerjaan tersedia dengan cukup dan memadai, hingga tidak ada seorang laki-laki pun yang tidak bekerja. Islam juga mewajibkan negara menjamin harga bahan pangan terjangkau oleh masyarakat. Selain Itu Islam mengatur kebutuhan dasar publik dijamin oleh negara seperti, pendidikan, kesehatan, keamanan. Semua ini akan didapatkan secara gratis dan berkualitas.

Dengan demikian tugas ibu sebagai ibu dan pengatur keluarga akan bisa berjalan dengan baik, fitrah ibu sebagai sosok pelindung dan penyayang akan terus terpupuk dengan Islam. Kebahagiaan ini akan terpancar dalam sebuah keluarga, karena ibu dan anak bahagia. Semua ini akan terwujud tatkala negara menerapkan sistem Islam dalam naungan khilafah Islamiyah dan meninggalkan sistem kapitalis sekuler yang menyengsarakan umat.

Wallahu a’lam bish-shawwab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *