Islamfobia, Seharga Nyawa Seorang Muslim

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: A.Qurratu Aini-Pembelajar (Member Sahabat Tafkir)

 

Kembali terjadi, satu keluarga Muslim di selatan provinsi Ontario, Kanada tewas diserang. Serangan itu diduga sudah direncanakan. Satu keluarga ini terdiri dari 5 orang, ditabrak dengan truk pick-up yang dikendarai seorang pria (news.detik.com).

Minggu (6/6) sekitar pukul 20:4 (0040 GMT Senin). Menurut polisi, lima anggota keluarga sedang berjalan bersama di sepanjang trotoar. Mereka tengah menunggu untuk menyeberangi persimpangan. Lalu, sebuah truk pick-up hitam menaiki trotoar dan menabrak, keluarga tersebut. Dari lima orang anggota keluarga, sebanyak 4 orang dinyatakan tewas.

Dilansir AFP, Selasa (8/6/2021), pria penabrak yang berusia 20 tahun dengan mengenakan rompi seperti pelindung tubuh. “Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan, dimotivasi oleh kebencian. Diyakini bahwa para korban ini menjadi sasaran karena mereka Muslim,” Inspektur Detektif Paul Waight mengatakan pada konferensi pers.

Apa itu islamfobia?

Islamfobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan Muslim (id.wikipedia.org).

Atas dasar islamfobia, seorang Muslim bahkan keluarga Muslim, dengan entengnya dilukai bahkan terbunuh oleh aniaya. Terutama di belahan dunia Barat yang minoritas Muslim, tentunya sangat sulit mencari perlindungan. Hal ini memudahkan individu bahkan kelompok islamofobia, untuk melecehkan seorang Muslim.

Sebenarnya ada banyak “simpati” datang dari masyarakat bahkan pejabat negara. Namun hal ini tidak sama sekali memberi dampak permanen dan jelas. Buktinya, sampai hari ini peristiwa serupa banyak terjadi dan hanya mengundang miris.

“Kepada komunitas Muslim di London dan kepada warga Muslim di seluruh wilayah negara ini, ketahuilah bahwa kami mendukung Anda. Islamfobia tidak memiliki tempat di masyarakat kita. Kebencian ini berbahaya dan tercela dan itu harus dihentikan,” ucap Trudeau dalam pernyataan via Twitter.

Kecaman dari pejabat negara terhadap tindak terror, ternyata tidak cukup menghentikan kekerasan terhadap Muslim. Belum lagi bila hanya datang dari individu , tentu hanya menggetarkan tetapi tidak akan menggerakkan.

Kasus seperti ini tentu tidak bisa dikatakan hanya terjadi di Barat atau daerah minoritas Muslim saja. Bahkan jika komunitas Muslimnya besar, tetapi pemimpin yang dengan kediktatorannya, bisa saja menggerakkan militer untuk menghabisi rakyat mayoritas Muslimnya.

Genosida ini masih saja terjadi. Muslim di Myanmar dua bulan terakhir, yang anak-anak mudanya berada dalam kondisi kekhawatiran. Sebab menjadi objek sasaran militer Myanmar. Bahkan seorang pemuda marbot masjid ditemukan tergantung di masjid dengan kondisi dipakaikan baju perempuan.

Nasir Zakaria, direktur eksekutif Rohingya Culture Centre yang berkantor di Chicago, Amerika Serikat, memperingatkan bahwa warga Muslim Rohingya berada “di ambang bahaya besar. Tidak ada cara untuk melindungi mereka. Militer sangat kuat,” kata Nasir.

Masih banyak lagi bentuk penindasan terjadi di belahan dunia. Dapat dihentikan, apabila pelaku adalah seorang, seperti kasus di Kanada kemarin. Namun, bila pelaku adalah pemimpin sendiri dengan panjang tangan militer, maka siapa lagi yang bisa menolong, apalagi saat ini kita di sekat-sekat kebangsaan. Seakan saudara Muslim kita bukan siapa-siapa, dan mereka menjadi milik penuh negaranya.

Ambil Hak Asuh

Salah satu kelompok sipil berjanji untuk mencari keadilan bagi kelompok minoritas itu. Tetapi tak banyak yang mereka lakukan untuk melindungi kaum Muslimin dari kejamnya militer yang didikte pemimpin non-muslim (kafir).

Sepanjang sejarah kelam Muslim terus dipojokkan entah dengan cara apapun, bahkan sekarang ada pula penyakit Islamfobia yang membahayakan kaum Muslimin. Hal ini terjadi karena solusi setiap kasus pelanggaran HAM berat itu sengaja dibiarkan, acuh tak acuh membiarkan genosida puluhan bahkan ribuan Muslim.

Sebagai Muslim yang sadar, kita semestinya mulai menyeru. Mengambil kembali dari ibu tiri mereka, hak asuh untuk saudara kita. Perlindungan yang benar saat berada dibawah kepemimpinan yang benar. Islam akan terus terdiskriminasi bila kafir dan Barat dengan aturannya masih mengakui saudara kita sebagai haknya yang bebas diperlakukan.

Tetapi orang-orang non tidak akan merasa demikian dibawah Islam yang sistemik dan powerfull. Islam dengan aturan-Nya yang memanusiakan manusia akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam sangat mampu menghentikan kekerasan dan mengangkat kehormatan Islam di tengah bangsa di dunia.

Only one daulah (negara), bukan berarti dia lemah. Justru itulah kekuatannya, persatuan kaum Muslimin di bawah naungan negara Islam (Khilafah) akan menjadi junnah (perisai), yang memberi balasan setimpal bagi pelaku pembunuhan. Militer pula hanya bisa diberangus dengan militer.

Sebab nyawa kaum Muslim sangat berharga, sebagaimana hadits Rasulullah saw. “Bagi Allah hancurnya bumi beserta isinya ini lebih ringan dibanding dengan terbunuhnya nyawa seorang Muslim”.

WalLahu a’lam bi ash-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *