Ilusi Zero Stunting dalam Sistem Kapitalis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Ilusi Zero Stunting dalam Sistem Kapitalis

Dwi Maria Amd. Kep

Kontributor Suara Inqilabi

 

Stunting adalah salah satu jenis masalah pada anak akibat kekurangan gizi kronik selama masa pertumbuhan anak, biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah kurva pertumbuhan yang seharusnya.

Data PBB 2020 mencatat lebih dari 149 juta atau 22% balita di seluruh dunia mengalami stunting dan 6,3 juta diantaranya merupakan balita Indonesia. Menurut UNICEF, stunting disebabkan karena kekurangan gizi dalam 2 tahun pertama usia balita, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan dan sanitasi yang buruk. Saat ini prevalensi stanting di Indonesia adalah 21,6% sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada 2024.

Upaya Penanganan Stunting

Untuk menyelesaikan kasus ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan ada tiga upaya pencegahan yang dilakukan kementerian kesehatan. Pertama adalah pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) kepada para remaja putri. Kedua, Pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, dan ketiga pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6 -24 bulan.

Namun anggota komisi 9 DPR RI, Rahmat Handoyo menyoroti penanganan stanting di Indonesia yang belum optimal. Rahmat menyebut program makanan tambahan untuk mencegah stunting di kota Depok Jawa Barat masih di bawah standar.

Sementara Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, mengungkapkan adanya indikasi penyelewengan dana penanganan stunting di tingkat daerah. Bahkan Presiden Jokowi sebelumnya juga mencatat bahwa dana stanting di suatu daerah ada yang digunakan untuk keperluan rapat dan perjalanan dinas.

Akar Masalah Stunting

Kasus Stunting pada anak-anak bukan sekedar masalah gizi yang tidak tercukupi, namun bagaimana sebuah keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kondisi perekonomian keluarga tersebut. Faktanya banyak keluarga saat ini terjebak dalam kemiskinan ekstrim, sehingga jangankan berpikir mengenai gizi, untuk sekedar makan layak saja banyak keluarga yang tidak mampu.

Kemiskinan ekstrim terjadi karena kemiskinan sistemik akibat penerapan sistem kapitalisme. Dimana Kapitalisme komposisikan negara hanya sebagai regulator yang abai terhadap kebutuhan rakyat. Kapitalisme juga menghasilkan penguasa picik yang memanfaatkan kedudukannya untuk memperkaya diri.

Alhasil, penguasa akan setengah hati mengurusi rakyat. Disisi lain prinsip kebebasan kepemilikan kapitalisme, membuat pemilik modal mudah menguasai sumber daya alam. Padahal kekayaan ini adalah harta yang seharusnya digunakan untuk mengurus rakyat, seperti menyediakan layanan kesehatan gratis, menyediakan lapangan pekerjaan, dll.

Solusi Tuntas Masalah Stunting

Kasus stunting tidak akan benar-benar selesai jika masyarakat terus menerus dipimpin oleh sistem kapitalisme. Dimana penguasa hanya akan sibuk bermain-main dengan angka, sementara anak-anak tetap dalam kondisi stanting yang semakin memprihatinkan.

Akan sangat berbeda, jika negara yang ada ditengah masyarakat adalah negara Islam yakni Daulah Khilafah, dimana khilafah bukanlah negara abai seperti negara kapitalisme, namun negara periayah (pengurus). Karena itu Khilafah akan mengurus rakyatnya dengan optimal, dengan upaya terbaik. Jika ada masalah yang menimpa warganya, Khilafah akan berupaya dengan keras untuk menyelesaikannya dengan tuntas. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya, seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya, seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya, sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya”. (HR Bukhari)

Untuk mengatasi kasus stunting maka Khilafah akan memastikan setiap anak individu per individu terjamin kebutuhan gizinya. Dimulai dari keluarga, Khilafah akan memastikan setiap kepala keluarga mendapat pekerjaan sehingga mereka bisa memberi nafkah kepada keluarga mereka dengan ma’ruf. Lapangan pekerjaan di dalam Khilafah begitu terbuka luas dan mudah diperoleh, sebagai contoh dari sektor sumber daya alam, kekayaan alam di negeri-negeri kaum muslimin begitu melimpah sehingga ketika kekayaan ini dikelola secara mandiri tentu akan menyerap tenaga ahli dan tenaga terampil dalam jumlah besar. Selain itu, di sektor pertanian, industri, perdagangan, barang dan jasa, juga akan membuka lapangan pekerjaan yang memadai. Dengan bekerjanya seorang ayah, sebuah keluarga telah memiliki kemampuan daya beli barang dan jasa.

Selanjutnya Khilafah akan memastikan ketersediaan bahan pangan yang mampu dijangkau oleh daya beli masyarakat. Khilafah akan menghilangkan distorsi pasar, seperti penimbunan, mafia pangan, kartel, dan sejenisnya. Distorsi ini merusak pasar karena membuat harga-harga melambung tinggi, sehingga tidak bisa dijangkau oleh semua masyarakat. Dengan demikian anak-anak telah tercukupi gizinya dari dalam keluarga.

Di sisi lain Khilafah juga menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan gratis. Dalam Islam, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar publik yang mutlak ditanggung oleh negara, bukan sektor komersial seperti dalam sistem kapitalisme saat ini. Semua warga baik miskin atau kaya, muslim atau non muslim, mereka akan mendapat pelayanan yang sama. Sehingga para ibu akan mudah memeriksakan kondisi kesehatan anak-anak mereka, termasuk konsultasi gizi. Para ibu juga mudah mendapatkan edukasi dari dokter anak, bagaimana merawat dan memenuhi kebutuhan gizi anak. Adapun sumber dana untuk menjamin agar pelayanan kesehatan gratis, berasal dari pos kepemilikan negara dan pos kepemilikan umum yang ada di Baitul maal. Pos kepemilikan negara berasal dari harta jiziah, unsur dan sejenisnya sementara pos kepemilikan umum berasal dari harta pengelolaan sumber daya alam. Dana dari kedua pos ini begitu besar dan lebih dari cukup untuk penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan gratis. Inilah solusi tuntas dari kasus stunting dari kacamata Khilafah, yang akan memberikan jaminan terwujudnya masyarakat sejahtera yang akan melahirkan generasi cemerlang yang siap memimpin peradaban.

Wallahu A’lam Bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *