Duka Tak Kunjung Usai, Palestina Butuh Perisai !

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Balqis Rachmat (Pendidik dan Aktivis Dakwah)

 

Aksi represif aparat Israel saat bulan ramadhan lalu mendapat kecaman dari belahan dunia.  Kerusuhan yang pecah di Masjid Al Aqsa, Jumat (7/5/2021) malam merupakan buntut dari upaya Israel mengusir warga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Sedikitnya 200 warga Palestina dilaporkan terluka akibat aksi kekerasan yang dilakukan Polisi Israel di Masjid Al Aqsa. (www.viva.co.id)

Selang beberapa hari kemudian PBB memberikan sikap dengan mengadakan pertemuan darurat . Sebagaimana yang dilansir Dilansir Channel News Asia, Kamis (13/5/2021), para diplomat mengatakan, pertemuan darurat itu gagal mencapai pernyataan bersama karena oposisi dari Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel.

Di sisi lain Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keputusan otoritas pendudukan Israel untuk membangun 800 unit pemukiman kolonial baru yang melanggar hukum di wilayah Palestina yang diduduki. Ini di anggap sebagai pelanggaran baru terhadap resolusi. (www.antaranews.com)

Sejatinya penyebab utama terjadinya konflik adalah dirampasnya tanah milik Palestina oleh Israel. Selanjutnya, Zionis Israel meminta tanah Palestina dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Negara Israel (Perampas) dan Palestina (Tuan Rumah).

Bagai seiya-sekata, negara-negara Barat memberikan dukungannya secara terang-terangan dan mengakui keberadaan Negara Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Rusia.

Tak masuk logika, perampok dibela sedangkan tuan rumah dipaksa berdamai untuk membagi harta dan kuasanya.

negara-negara adidaya saat itu rela memberikan “investasi” besar-besaran kepada Israel. Layaknya khas Negara Adidaya, agar bisa menguasai dunia mereka harus lebih dahulu menaklukkan Negara Adidaya sebelumnya. Tak peduli berapa banyaknya nyawa dan harta yang dikorbankan, semua demi tergulingnya kedigdayaan.

Pendirian “Negara” Israel oleh Inggris, lalu dibesarkan oleh AS dalam rangka menjamin kepentingan mereka di Timur tengah ‘kepentingan ekonomi dan ideologinya’. Sedangkan kepentingan terbesar mereka menghalangi tegaknya kembali Khilafah Islam yang telah terbukti keperkasaannya itu.

 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka….(TQS Al Baqarah: 120)

Kebutuhan mendasar Palestina saat ini adalah bantun militer untuk mengusir tentara Israel dari bumi Palestina. Jika kita analogikan, ada seorang perampok yang membunuh tuan rumah dan memaksa membagi dua rumahnya. Bantuan apa yang logis agar permasalahannya selesai?

Tentu kita harus membantu tuan rumah untuk mengusir perampok tersebut. Pemberian obat-obatan dan makanan sesungguhnya tidaklah mampu menyelesaikan masalah Palestina.

Kenyataannya banyak pemimpin kaum muslim diam tak bergerak. Dari 50 negeri Muslim, tak ada satu pun yang mengirimkan tentaranya. Mereka hanya mampu mengecam tindakan Israel atas Palestina, yang sama sekali tak membuat takut Israel.

Seharusnya tak ada alasan bagi umat muslim untuk takut kepada AS, apalagi Israel. Meskipun saat ini industri militer dunia Islam dalam keadaan mundur, namun secara kuantitas potensi militer dunia Islam sungguh sangat besar. Satu persen saja dari semiliar penduduk dunia Islam, akan ada 10 juta tentara muslim yang siap membela kaum muslimin.

Akan tetapi, penggabungan potensi militer ini tak akan mungkin bisa dilakukan saat ini akibat nasionalisme yang mengakar kuat dalam benak umat muslim. Nation state telah menyekat negeri-negeri muslim dan menghilangkan ukhuwah atas nama keamanan dalam negeri.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencabut sekat-sekat kenegaraan karena itulah yang dicontohkan Rasulullah saw., para Khulafa Rasyidin, dan dilanjutkan para Khalifah selanjutnya, telah menghimpun seluruh wilayah muslim dalam satu kepemimpinan, Khilafah Islamiyah.

Saat itulah seruan jihad dalam satu komando akan terwujud. Puluhan juta tentara muslim dari seluruh wilayah di bawah naungan Khilafah akan mampu mengusir tentara Israel. Bahkan, induk yang memberinya makan saat ini (AS) akan dengan mudah terkalahkan.

Sungguh, hal demikian tidaklah mustahil. Allah Swt. berjanji bahwa Islam akan kembali memimpin dunia. Problematik akut yang melanda seluruh negeri, terkhusus negeri-negeri Muslim adalah akibat peradaban Barat yang memimpin dunia–sebuah peradaban busuk yang tak mengenal fitrah manusia. Jika terus sistem ini dipaksakan menjadi rujukan negeri-negeri muslim dunia, maka tunggulah kehancurannya.

Kita menginginkan masalah Palestina menemui akhirnya. Begitu pun permasalahan muslim Uighur di Cina, Pattani di Thailand, Rohingya di Myanmar, dan seluruh permasalahan kaum muslimin lainnya di dunia selesai. Kepemimpinan umat yang satu dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah akan mampu menjadi perisai umat, serta membawa peradaban dunia menuju titik terangnya. Wallahu A’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *