Reflkesi Hari Kesehatan, Mempertanyakan Kesehatan Rakyat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Reflkesi Hari Kesehatan, Mempertanyakan Kesehatan Rakyat
Zahra K.R (Aliansi Penulis Rindu Islam)

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 7 April 2024 kita diperingatkan kembali dengan kampanye Hari Kesehatan Sedunia. Kampanye tahun ini mengangkat tema “My Health My Right” atau dalam artian kesehatan kita adalah hak kita.

Kabar berita dari media www.antaranews.com 07/04/2024 telah mengkabarkan jika Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara yaitu Prof. Tjandra Yoga Aditama berharap jika melalui kampanye Hari Kesehatan Dunia tahun 2024 ini, kesehatan bisa terwujud bagi semua oleh karena itu rakyat harus mendapat akses pelayanan kesehatan yang bermutu. Tak hanya itu, rakyat juga diharapkan mendapat pendidikan dan informasi kesehatan yang diperlukan.

Menurutnya, kesetaraan kesehatan yang dimaksud tersebut juga termasuk memperoleh air minum yang aman dan sehat, udara bersih, makanan bergizi, rumah yang sehat, pekerjaan yang memadai dan terhindar dari berbagai diskriminasi kesehatan.

Pemerintah mengklaim jika sudah memberikan akses jaminan layanan kesehatan bagi rakyat. Hampir seluruh masyarakat pun juga turut mengikuti program kesehatan yang telah diselenggarakan oleh pemerintah.

Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh kabar media nasional.tempo.co yang juga bertepatan pada tanggal 7 April tahun 2024 ini, jika dalam berita tersebut disebutkan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan telah mencatat lebih dari 269 juta masyarakat Indonesia telah menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sementara jumlah itu tercatat pada peringatan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2024

Tahun sebelumnya juga dikabarkan bahwa pada tahun 2020 yang lalu, hasil studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukkan jika pada tahun 2019, Program JKN mencegah 8,1 juta orang dari kemiskinan dan 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih parah akibat pengeluaran biaya kesehatan rumah tangga. (nasional.tempo.co 07/04/2024)

Dari data tersebut menurut Kepala Humas BPJS Kesehatan yaitu Rizky Anugerah, hal itu di anggap telah menunjukkan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Padahal faktanya, dampak positif yang dihasilkan belum bisa memberikan layanan secara optimal bagi kesejahteraan seluruh warga Indonesia. Karena, jika dilihat dari data pemantauan Badan Pusat Statistik Indonesia atau BPSI di bulan Maret tahun 2023 yang lalu, mengkabarkan jika jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai lebih dari 25juta penduduk.

Jika melihat data tersebut, maka hasil yang di dapatkan dari program JKN atau BPJS hanya mampu memberikan solusi bagi 1/3 dari jumlah penduduk Indonesia yang miskin saja. Sementara penduduk miskin yang lainnya masih belum mendapat kejelasan akan nasih kesejahteraan mereka.

Seharusnya hal ini juga perlu dipertimbangkan lagi jika ternyata program JKN atau BPJS tersebut tidak memberikan solusi yang tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Karena masih banyak masyarakat yang belum merasakan dampak positif dari penyelenggaraan program yang sengaja dibuat sebagai solusi tersebut. Dari dulu hingga sekarang permasalahan masyarakat terkhusus kemiskinan masih tidak bisa tersolusikan dengan tepat dan optimal.

Hal ini disebabkan karena sistem yang mengatur negri ini memang tidak menjamin kesejahteraan untuk masyarakat. Sistem kapitalisme sekuler telah meniadakan peran negara yang seharusnya bertugas untuk mengayomi dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Berbeda dengan sistem Islam. Islam dengan seperangkat aturan yang lengkap akan memberikan layanan kesehatan secara maksimal untuk masyarakat. Karena kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dijamin oleh negara. Islam telah menjadikan sebuah institusi negara sebagai pembantu seorang pemimpin negara untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengurus urusan umat.

Sebagaimana sabda dari Nabi Muhammad sebagai berikut;
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Pemimpin dalam Islam akan berusaha sekuat tenaga dengan mengerahkan semua upayanya untuk memberikan kesejahteraan pada rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin dalam Islam, tak hanya akan berhenti pada satu solusi yang sudah menunjukkan ketidakoptimalannya dalam menangani urusan rakyatnya, melainkan ia akan terus mencari solusi dengan segenap upayanya hingga menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang sedang menimpa rakyatnya tanpa terkecuali.

Hal tersebut pernah dicontohkan di masa kepemimpinan Islam sekitar 13 abad yang lalu.
Sebagaimana yang pernah ditulis dalam media www.wacana-edukasi.com pada tanggal 20/11/2021 bahwa dulu pada masa kejayaan peradaban Islam, telah berhasil membangun banyak rumah sakit yang tak hanya berkualitas namun juga gratis untuk rakyatnya.

Rumah sakit pertama telah dibangun pada era Bani Umayyah atas permintaan khalifah yang memimpin pada saat itu yaitu khalifah Al-Walid (705-715 M). Lalu dibangun juga di masa berikutnya beragam rumah sakit di berbagai kota dengan fasilitas yang bermutu.Tak hanya di kota, di daerah pedalaman pun khalifah juga membangun rumah sakit keliling. Hal ini pernah terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud (511-525 H).

Sedangkan dana yang diperoleh negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat termasuk kesehatan salah satunya diperoleh dari hasil pengelolaan harta kekayaan umum. Dan semua itu telah terbukti mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan gratis untuk rakyat.

Dari sini sudah terbukti bahwa Islam mampu memberikan pelayanannya secara optimal terhadap semua kebutuhan umat termasuk dari segi kesehatan dengan harga murah bahkan gratis.

Dalam Islam, negara juga akan memberikan jangkauan akses pelayanan kesehatan dengan sangat mudah, salah satunya dengan membangun sarana dan fasilitas kesehatan di seluruh penjuru negri.

Sebagai umat Islam, tentunya kita pasti merindukan sistem yang begitu sempurna tersebut. Sistem aturan yang tak hanya mengatur urusan manusia untuk kehidupan dunia saja, melainkan juga mengatur urusan umat agar bisa selamat pada kehidupan akhirat. Ya, karena Islam tidak hanya sebatas agama ritual saja, melainkan juga ideologi.

Namun, sayangnya banyak dari umat Islam sendiri yang belum mengetahui ataupun menyadari jika Islam yang merupakan agama mereka memiliki aturan yang sempurna. Karena sistem kapitalisme sekuler telah berhasil menjauhkan umat dari agama mereka sendiri. Hingga umat terlupa jika Sang Penciptanya telah menciptakan sepaket aturan lengkap yang terbaik dan terpercaya sepanjang peradaban manusia.

Oleh karena itu, saat umat kembali. Kembali pada jati diri mereka yang hakiki. Kembali pada penerapan sistem aturan yang haq yaitu Islam. Karena hanya Islam, satu-satunya agama sekaligus ideologi yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi umat.

Dan tak hanya umat Islam saja yang merasakan kegemilangan peradaban Islam, melainkan umat non-Muslim pun juga ikut merasakannya. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak ilmuwan maupun profesor non-Muslim yang telah mengakui kehebatan dan kesejahteraan hidupa di bawah naungan sistema Islam.

Wallahu a’lam bish shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *