Amazing Muharram: Mari Menapaki Jejak Khilafah di Nusantara

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Amazing Muharram: Sukseskan Film Jejak Khilafah di Nusantara

Oleh : Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

Dengan khilafah 2×
Kita akan mengungguli bangsa dan manusia
Dengan khilafah 2×
Kemuliaan kita akan naik menuju kejayaan
Dengan jalan Islam kita akan bangga
Kami bertekad akan menjadi penolong kebenaran
Satu umat
Satu daulah
Satu bendera
Syiar kami, Allahu Akbar

Nasyid di atas menggambarkan harapan umat untuk segera tegaknya kembali khilafah, bukan hanya umat Islam dunia, tetapi umat Islam di Nusantara juga merindukannya. Umat saat ini sudah muak dengan sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini yang hanya menimbulkan kerusakan-kerusakan di seluruh aspek kehidupan.

Indonesia dengan mayoritas muslim adalah faktor yang sangat kuat yang menunjukkan bahwa jejak Islam di Nusantara sudah mengakar sejak dahulu. Pertanyaannya, siapa yang membawa Islam ke Nusantara ini? Karena dahulu nenek moyang kita agamanya Hindu, Budha, dan kaum musyrikin penyembah batu dan roh nenek moyang.

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sedangkan Nabi Muhammad saw. adalah orang Arab. Ini tidak ada hubungannya dengan transnasional atau impor. Faktanya, Islam itu dari Arab, bukan dari Jawa atau Batak, bukan dari Nusantara.

Bagaimana Islam sampai di Nusantara? Apakah Islam datang sendiri atau dibawa angin laut atau angin daratan Arab, terus berhembus sampai ke Nusantara? Dakwahlah yang membawa Islam ini ke Nusantara. Tetapi, siapakah yang mendakwahkan Islam ke Nusantara?

Sejarah membuktikan kepada kita, banyak kerajaan Islam yang berdiri di Nusantara. Mereka berkhidmat kepada Islam. Penduduknya memeluk Islam, sementara para raja berkhidmat menjadi bagian dari kekuasaan Islam. Banyak dari mereka yang bergelar kesultanan yang erat kaitannya dengan kekuasaan Islam, Khilafah Islamiyah.

Bukti autentik keterkaitan antara khilafah dan Nusantara terdapat dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Islam Turki di Istambul. Di dalam kitab itu disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.

Bukti di atas menunjukkan keterkaitan yang sangat kuat antara Islam Nusantara dengan khilafah. Sekaligus bukti untuk menolak bahwa perjuangan khilafah adalah perjuangan yang ahistoris, khilafah hanya romantisme sejarah.

Saat ini, khilafah satu-satunya yang dibutuhkan di Nusantara agar kita keluar dari multikrisis akibat diterapkan sistem kapitalisme demokrasi. Mari, tahun baru ini kita jadikan momentum untuk memperjuangkan kembali tegaknya Khilafah Islamiyah agar hukum-hukum Allah Swt. bisa diterapkan secara kafah.

Wallaahu a’lam bishshawaab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *