Tetangga mu Saudara dekatmu
Oleh Aisyah Yusuf
(Pendidik generasi dan aktivis Subang)
Dari Abi Suraih Al Hazali, Rosulullah Saw. Bersabda,
” Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya”. (HR. Mutafaq alaih)
Berkata Al-Hafizh (yang artinya): “Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan, ‘Dan terlaksananya wasiat berbuat baik kepada tetangga dengan menyampaikan beberapa bentuk perbuatan baik kepadanya sesuai dengan kemampuan. Seperti hadiah, salam, wajah yang berseri-seri ketika bertemu, memperhatikan keadaannya, membantunya dalam hal yang ia butuhkan dan selainnya, serta menahan sesuatu yang bisa mengganggunya dengan berbagai macam cara, baik secara hissiyyah (terlihat) atau maknawi (tidak terlihat).’” (Fathul Baari: X/456).
Begitulah adab bertetangga yang di anjurkan Islam, dan rasanya akan sangat indah jika adab dalam bertetangga ini terlaksana dalam kehidupan ini. Sehingga memungkinkan tidak akan terjadi penelantaran terhadap tetangga dan peristiwa-peristiwa yang tidak diketahui. Sebagaimana baru-baru ini temukan jasad seorang ibu berinisial GAH (68) serta anak laki-lakinya berinisial DAW (38) telah membusuk di kediaman mereka, perumahan Bukit Cinere, Depok.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimun) kepolisian Daerah (polda) Metro Jaya Hengki Haryad belum ditemukan apa penyebabnya kematian Ibu dan Anak tersebut. Namun, kepolisian akan melakukan olah tempat kejadian (TKP).(megapolitan.kompas.com 08/08/2023).
Diperkirakan jasad tinggal tulang belulang tersebut mati sudah sekitaran satu bulan. Peristiwa tersebut menggambarkan bagaimana kondisi masyarakat saat ini yang individualis dan kurang peduli terhadap lingkungan. Dan inilah sifat asli dari sistem kapitalisme.
Kapitalisme memandang bahwa masyarakat adalah terdiri dari individu-individu, apabila urusan individu ini teratur, maka dengan sendirinya urusan masyarakat akan teratur juga. Maka dari sini ideologi kapitalisme disebut juga individualisme. Yakni hanya mementingkan dan memikirkan diri sendiri.
Sehingga menjadi wajar jika saat ini banyak terjadi kasus-kasus seperti tersebut diatas. Sedangkan Islam, memandang bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang memiliki pemikiran, perasaan dan peraturan yang sama, yakni berlandaskan pada aqidah Islam. Sehingga mereka akan menyamakan pemikiran tentang kemaslahatan, juga perasaannya. Maka dari sini rasa ridha dan marahnya pun menjadi sama.
Oleh karenanya Islam mengatur bagaimana cara bermasyarakat atau bertetangga. Bahkan ada suatu ungkapan yang sering kita dengar, “tetangga adalah saudara dekat”, karena tetangga merupakan orang yang tinggalnya bersebelahan(dekat) dengan kita.
Sebagaimana Rosulullah Saw. Bersabda
“Jibril senantiasa berwasiat kepadaku tentang tetangga, hingga aku menduga bahwa jibril akan menjadikannya sebagai ahli waris”(HR. Mutafaq alaih).
Hadits tersebut menggambarkan, betapa tetangga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalaam bertetangga adalah :
1. Memuliakan tetangga
Sebagaimana sabda Rosulullah Saw.
“Hendaklah ia memulyakan tetangganya”.(HR. Mutafaq Alaih)
2. Tidak menyakiti tetangga
3. Memperlakukan tetangga dengan sebaik-baiknya
Sebagaimana sabdanya
” Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik terhadap sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling terhadap tetangganya. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
4. Saling berbagi dan tidak meremehkan pemberian. Sebagaimana Sabdanya
“Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya dan bagilah tetanggamu (HR. Muslim).
“Wahai wanita-wanita muslimah, seorang tetangga tidak boleg menyepelekan tetangga yang lainnya meakipun mereka memberikan hadiah tulang kambing yang sedikit dagingnya (HR. Mutafaq alaih).
5. Menghormati dan menghargai tetangga.
Begitulah Islam sangat memperhatikan urusan tetangga agar terbentuk rasa kasih sayang dan kepedulian diantara mereka.
Wallahu a’lam bishshowab.