Membentuk Generasi Unggulan Berkarakter dalam Pandangan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Membentuk Generasi Unggulan Berkarakter dalam Pandangan Islam

 

Oleh Ummu Fawwaz

Praktisi Pendidikan

 

Dalam sebuah acara pelepasan Raimuna Nasional ke-XII Kontingen Kwarcab Pramuka Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Supriatna yang juga menjabat sebagai Majelis Bimbingan Cabang (Mabicab) menyatakan, bahwa gerakan pramuka merupakan lembaga pendidikan non formal yang mampu melengkapi pendidikan formal. Selain itu juga mampu menjadi salah satu pilar dalam membangun karakter melalui Tri Satya dan Dasa Dharma yang diajarkannya. (WWW. PASJABAR.COM, Sabtu 12 Agustus 2023)

Menurut Dadang, pendidikan formal tidak cukup menghasilkan kaum muda yang handal dan berprestasi menghadapi arus globalisasi seperti saat ini. Dengan adanya kegiatan Raimuna Nasional, diharapkan dapat menjadi sarana strategis untuk mengembangkan persaudaraan dan persatuan. Juga menciptakan kegiatan kreatif, rekreatif dan produktif juga edukatif.

Melalui tema yang diangkat yaitu “Pramuka Hebat Indonesia Bangkit”, Dadang berharap Raimuna Nasional bisa menjadi upaya untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi dan informasi di tengah pengaruh komunikasi yang sangat pesat dalam masyarakat. Bupati juga menyatakan harapannya agar kegiatan Raimuna Nasional yang digelar dari tanggal 14-20 Agustus di Bumi Perkemahan Cibubur ini, bisa memberi semangat baru dan mengingatkan akan tugas serta tanggung jawab terhadap kemajuan Pramuka di Kabupaten Bandung.

Bupati menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan SDM generasi muda agar mampu menghadapi tuntutan perkembangan zaman, selain itu juga untuk mengawal keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Bandung. Pada acara tersebut dikirimkan 48 utusan pramuka penegak dan pandega yang telah diseleksi secara ketat. Sebagai duta Kabupaten Bandung mereka dituntut mampu menjaga persatuan dan kesatuan dengan peserta lainnya.

Berbicara tentang pendidikan non formal, ini merupakan kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar persekolahan yang mapan, yang dilakukan secara mandiri untuk mencapai tujuan belajar. Namun benarkah pendidikan formal ini mampu membentuk karakter generasi yang handal dan berkualitas? Mengingat saat ini mereka tengah berada dalam sistem yang berasaskan Kapitalisme sekuler, di mana problem di kalangan generasi muda kian kompleks seperti: tawuran, narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi menjadikan mereka mudah mengakses berbagai hal tanpa berpikir benar ataukah salah. Sekularisme yang diterapkan telah menjadikan agama sebagai sisi lain yang bersifat privasi karena dijauhkan dari kehidupan. Jadilah mereka sebagai generasi yang konsumtif, hedonis dan mengagungkan nilai kebebasan. Dengan orientasi masa depan yang mengejar duniawi semata dan materi menjadi tolok ukur perbuatan, karena demikianlah kapitalis mengajarkan mereka. Padahal sejatinya mereka adalah calon pemimpin peradaban di masa yang akan datang. Oleh karenanya, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mewujudkannya.

Untuk itu perlu upaya maksimal dari pemerintah untuk menyadarkan generasi muda akan pentingnya peran mereka. Hal ini bisa terwujud jika negara memberikan perhatian maksimal dalam dunia pendidikan, sehingga tercipta calon pemimpin masa depan yang kapabilitasnya teruji dan kuat. Dengan kepedulian politik dan jiwa juang yang tinggi, serta tidak bungkam terhadap setiap bentuk kezaliman. Sosok pemimpin yang kelak memiliki kekuatan untuk merancang perubahan dan mengantarkan pada kemajuan peradaban.

Pendidikan seperti itu hanya akan dijumpai dalam Islam, yang keunggulannya bahkan telah mampu mempengaruhi dunia dan mengungguli peradaban lain. Pembentukan karakteristik tidak hanya cukup dengan formal ataupun non formal, dasar akidah menjadi hal utama yang harus diberikan kepada generasi. Otomatis pemberian kurikulum pelajaran pun tidak boleh menyalahi syariat Allah Swt. Tidak boleh agama dipisahkan dari kehidupan, atau mengajarkan pemikiran-pemikiran rusak seperti nasionalisme, demokrasi dan lain sebagainya, yang merupakan turunan dari kapitalisme.

Dunia pendidikan juga dimaknai sebagai proses manusia menuju kesempurnaan menjadi hamba Allah Swt. dan Rasulullah Saw. menjadi panutan bagi seluruh peserta didik. Sebagaimana firman-Nya dalam QS al Ahzab ayat 21, yang artinya:

“Sungguh dalam diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik.”

Keberadaan Rasulullah sebagai panutan akan menjadi pembeda antara pendidikan Islam dengan selainnya.

Membangun generasi yang berkepribadian Islam dan menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti sains dan teknologi, menjadi tujuan dari pendidikan dalam Islam. Peserta didik yang dihasilkan pun adalah orang-orang yang memiliki keimanan kuat, senantiasa terikat dengan syariat, dan bersemangat dalam amar makruf nahi mungkar. Semua akan terlaksana sempurna saat Islam diterapkan di bawah naungan kepemimpinan Islam.

Wallaahu a’lam bishshawaab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *