Bebaskan Palestina dari Cengkeraman Yahudi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bebaskan Palestina dari Cengkeraman Yahudi

Oleh Siti Aisah, S.Pd

Praktisi Pendidikan

Saat ini dunia harus membuka mata lebar, agresi Israel terhadap Palestina sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Israel yang merupakan negara ilegal merampas tanah para nabi. Dengan bengisnya, mereka menggunakan kekerasan terhadap orang Palestina. Kekerasan yang dilakukan itu adalah bukti nyata Yahudi Israel adalah penjajah dan teroris dunia. Entitas Yahudi menyempurnakan pendudukan atas Palestina yang tersisa dan al-Quds pada tahun 1967. Amerika sebagai Negara Superpower pun mendukung pendudukan atas bumi para nabi ini. Para penguasa muslim bak diam seribu bahasa. Bahkan mereka mengambil dengan tanpa rasa bersalah berjabat tangan dengan tangan penjajah penuh darah kaum muslim. Para boneka penguasa muslim ini menjadikannya sebagai kawan yang amat dekat dan menjadikannya sebagai mediator solusi dengan entitas Yahudi.

Dilansir dari laman berita cnnindonesia.com (13/10/2023) Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Israel mengambil tanah Palestina, terutama melalui penggunaan kekuatan militer. Pernyataan Putin disampaikan di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Kamis (12/10). Putin mengatakan, masalah Palestina adalah sesuatu yang ada di hati setiap orang yang menganut Islam. Dia menilai, umat Muslim menganggap itu semua sebagai manifestasi ketidakadilan, yang mencapai tingkat yang tidak terpikirkan. “Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini (Timur Tengah). Ya, saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam,” ucap Putin, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (12/10).

Palestina tidak bisa dilepaskan dari hati umat Islam dunia. Karena itu solidaritas muslim di manapun berada perlu diwujudkan untuk memberikan solusi yang nyata. Selain materi dan bahan pangan, dunia Islam perlu mengirimkan tentara terbaik untuk melindungi saudaranya di Palestina. Sungguh diamnya para penguasa negeri Muslim terhadap pendudukan Yahudi atas sebagian besar tanah Palestina pada tahun 1948, juga keengganan mereka untuk menggerakkan pasukan mereka untuk memerangi Yahudi sekaligus demi mengembalikan bagian dari Palestina yang diduduki, itu merupakan kejahatan besar. Diamnya para penguasa itu terhadap pendudukan Yahudi atas Palestina yang tersisa pada tahun 1967, juga keengganan mereka untuk menggerakkan tentara mereka untuk mengembalikan seluruh Palestina dari cengkeraman Yahudi, itu adalah kejahatan yang lebih serius dan lebih besar. Berdamai dengan Yahudi dan negara-negara pendukungnya—bukan berperang melawan mereka—juga tidak lebih kecil kejahatannya. Membenarkan negara-negara pendukung Yahudi itu—khususnya AS—dan loyal kepada mereka merupakan pengkhianatan kepada Allah SWT, Rasul-Nya dan kaum Mukmin.

Normalisasi hubungan Israel dan Palestina sama saja membohongi umat Islam di seluruh dunia. Tidak layak bekerjasama dengan penjajah yang telah nyata merampas, membunuh, dan merusak Palestina. Apalagi solusi dua negara berdaulat yang berdiri berdampingan yang hakikatnya mengakui Israel sebagai entitas negara. Para penguasa Muslim itu melakukan penyesatan dan penipuan bahwa Amerika akan menekan negara Yahudi dan memberi mereka wilayah yang di atasnya didirikan negara (Palestina) meski dilucuti senjatanya dan al-Quds timur menjadi ibu kota untuk mereka.

Pertanyaannya: Apakah dua orang yang berakal akan berbeda pendapat tentang bagaimana cara membebaskan Palestina dari cengkeraman Yahudi? Apakah dua orang yang berakal akan berbeda pendapat tentang bagaimana menindak Yahudi dan negara-negara pendukungnya? Bukankah pembebasan Palestina adalah dengan menggerakkan militer kaum Muslim untuk memerangi entitas Yahudi itu? Allah SWT berfirman yang artinya:

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin.” (TQS at-Taubah [9]: 14).

Bukankah begitu cara membebaskan Palestina? Bukankah pembebasan Palestina adalah dengan memerangi entitas Yahudi dan negara-negara pendukungnya, terutama AS dan Barat? Bukankah ini adalah perintah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, yaitu mengusir kaum kafir yang menduduki tanah Islam?

Sungguh tidak selayaknya kaum Muslim bersikap diam terhadap para penguasa mereka yang diam serta menelantarkan al-Quds dan Masjidil Aqsha dinodai dan diduduki musuh Islam dan kaum Muslim. Jangan sampai kaum Muslim terpedaya oleh penyesatan dan kedustaan para penguasa itu setelah hari ini. Ketahuilah bahwa akibat diamnya para penguasa Muslim tidak berhenti pada penelantaran Palestina, tetapi bahkan penelantaran negeri-negeri Muslim lainnya. Seruan pembebasan Palestina harusnya diambil oleh pemimpin dunia Islam dengan mengerahkan pasukan dan persenjataan dalam jihad fi Sabilillah. Sudah 75 tahun pendudukan Negara Yahudi Israel atas Palestina dan korban pun begitu banyaknya. Karena itu umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum Muslim sedunia. Rasulullah saw. Telah bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Artinya: “Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung.” (HR al-Bukhari Muslim).

Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum Muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan kaum Muslim di sana. Bahkan Khilafah pula yang akan menyelamatkan kaum Muslim di berbagai negeri di mana mereka ditindas. Di sinilah pentingnya umat ini untuk serius dan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan kembalinya Khilafah ‘alâ minhâj an-Nubuwwah.

Wallahu’alam bishshawwab.

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *