Narasi Kedudukan Guru

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Mia Fitriah Elkarimah

Ya allah ampunilah dosa guru-guru kami dan orang yang telah mengajarkan kami. Sayangilah mereka. Muliakanlah mereka dengan ridha-mu yang agung ….

Guru ibarat lentera ilmu, penerang saat ketidaktahuan melanda, memberikan nutrisi kebaikan.

Guru adalah ibarat air di tanah yang tandus, yang menyejukan, guru bagaikan matahari
Yang selalu senang menyinari bumi di siang hari. Guru bagaikan bagaikan rembulan, yang selalu menyinari bumi di kala malam.

Guru mempunyai kedudukan tinggi dalam Islam. Firman Allah QS Al-Mujadilah ayat 11 : “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”

Kedudukan guru dalam Islam sangat istimewa salah satunya adalah mendapatkan derajat yang tinggi

Sabda Rasul. “Tinta para ulama lebih tinggi nilainya dari pada darah para syuhada.” (H.R. Abu Daud),

Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang.

Dan merupakan sedekah yang paling utama. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Sementara dalam riwayat Ibnu Majah menyebutkan kedudukan guru juga sebagai sosok yang memiliki kedudukan terhormat,disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah.” Dan sesungguhnya keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang.”

Jelas betapa Islam sangat memuliakan guru. Jika doa terlontar dari lisan seorang guru kepada muridnya betapa dahsyat keberhasilan itu.

Tengok sejarah sang penaklukan kota Konstantinopel, sebuah ibu kota Kekaisaran Romawi, yang ditaklukan oleh pemuda usia 21 tahun. Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya. Kemasyhuran dalam menaklukkan itu tak luput dari doa gurunya yang tulus yang mampu menembus langit, menggetar arsy.

Dalam buku Al-Badr Ath-Thali’, Asy-Syaukani menyebutkan bahwa berkah dan keutamaan Syaikh Aaq Syamsuddin terlihat jelas. Ia menentukan kemenangan Sulthan Muhammad Al-Fatih di hari penaklukkan Konstantinopel.

Doa dan keihkalasan guru memang kunci pembuka ilmu dan hikmah yang sangat dahsyat bagi prestasi anak didiknya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *