Gas Melon Langka, Permainan Mafia?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Gas Melon Langka, Permainan Mafia?

Nining Ummu Hanif

Kontributor Suara Inqilabi

 

Sudah lazim terjadi ketika mendekati lebaran semua harga- harga mulai dari sembako, sayur- mayur , daging , ayam , telor, meroket tajam. Begitupun dengan gas melon yang notabene “diperuntukkan bagi rakyat miskin” sesuai tulisan yang tercetak di tabung gasnya.

Di Pemalang, Jawa Tengah menjelang Idul Fitri 1445 H, stok gas LPG ukuran 3 kilogram (gas melon) menghilang. Terdapat 8 Kecamatan di Kabupaten Pemalang yang mengalami kelangkaan gas melon yaitu Kecamatan Watukumpul, Belik, Moga, Pulosari, Randudongkal, Warungpring, dan Kecamatan Bantarbolang. Warga sudah mengeluhkan kelangkaan gas melon sejak minggu pertama puasa. Meskipun ada, harganya Rp 25.000 bahkan ada yang menjual Rp 30.000.

Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Pemalang, Eliyah Puspa Purwati, membenarkan kelangkaan stok gas melon di sejumlah wilayah Kabupaten Pemalang tersebut. Menurutnya, hal itu disebabkan tingginya kebutuhan atau permintaan masyarakat. (Kompas.com, 5/4/24)

Sementara itu hilangnya peredaran gas 3kg juga terjadi di beberapa daerah seperti di Kudus, Jawa Tengah dan Lampung Utara, jika ada harganya jauh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) mencapai Rp35-Rp40 ribu/tabung.(headlinelampung.com, 7/4/24)

Sebab Kelangkaan

Setelah ditelisik lebih dalam ternyata penyebab hilangnya tabung gas melon ukuran 3 kg bukan hanya karena permintaan lebih tinggi dari persediaan. Seperti kasus di Lampung Utara, oknum agen dan pangkalan nakal menjual harga kepada pengecer dengan harga diluar HET yang ditentukan. Akibatnya para pedagang dan pengecer menjual kembali dengan harga yang lebih fantastis 35 hingga tembus 40 ribu .
Oknum agen dan pangkalan ini memanfaatkan situasi ketika permintaan masyarakat tinggi, mereka menjual barang diluar ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Sebenarnya pasokan LPG dari negara cukup, . Tapi karena sudah dimanfaatkan oleh oknum- oknum yang rakus untuk mencari keuntungan besar. Inilah yang menjadi kelaziman dalam sistem kapitalis, karena negara tidak menjadi raa’ in bagi rakyat. Negara ini yang menganut kapitalis sekuler , aturan- aturannya dibuat oleh manusia dengan akalnya yang serba terbatas. Karena sekuler memisahkan agama dari kehidupan maka kebijakan yang diambil tidak lagi untuk kemaslahatan umat tapi lebih mementingkan para kapital atau pemilik modal.

Kebutuhan gas LPG adalah kebutuhan mutlak semua masyarakat, tidak peduli kaya atau miskin. Namun pemerintah memilah- milah dalam memenuhi gas untuk masyarakat. Gas Melon untuk masyarakat miskin yang mendapat subsidi , sedangkan gas 12 kg keatas dijual dengan harga tinggi. Akibatnya gas melon yang bersubsidi ini masih dikonsumsi oleh golongan masyarakat menengah keatas karena lebih murah, selain itu sering kali dijadikan permainan para mafia yang menjadikan masyarakat awam terkena imbas kelangkaan dan tingginya harga.

Selain itu bukti abainya pemerintah dalam kasus ini adalah tidak ada tindakan yang preventif (pencegahan) dan kuratif (perbaikan) sehingga kelangkaan gas LPG yang bersubsidi ini selalu terulang .

Pemenuhan Gas dalam Sistem Islam

Dalam sistem Islam negara bertanggung jawab untuk menyediakan gas sesuai kebutuhan rakyat dan memastikan distribusinya berjalan dengan baik sampai ke tangan rakyat yang membutuhkan. Negara Islam akan memperhitungkan kebutuhan dan kenaikannya setiap tahun untuk memastikan kecukupan persediaan gas. Sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhannya dan tidak kekurangan Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
“Imam/Khalifah itu laksana penggembala dan hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu gas adalah salah satu bentuk kepemilikan umum yang harus dikelola oleh negara untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan rakyat. Sebagaimana hadist :
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Gas yang masuk dalam kategori api, tidak boleh dikuasai oleh swasta, asing maupun di kapitalisasi. Negara akan memberikan gas kepada rakyat secara gratis,kalaupun negara Islam harus menjual kepada rakyat, maka akan ditetapkan dengan harga yang terjangkau dan tidak memberatkan.

Negara Islam menetapkan sanksi yang tegas terhadap para oknum mafia yang berbuat curang dengan mempermainkan stock dan harga gas. Sanksi yang diberikan kepada para mafia ini hingga timbul efek jera dan tidak akan mengulangi perbuatan mereka lagi.

Sudah saatnya kita campakkan sistem kapitalis yang kufur dan menyengsarakan rakyat.
Hanya sistem Islam dalam naungan negara Khilafah yang mampu menjaga pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat tanpa kecuali, karena segala aturan berasal dari Allah SWT yang Maha Adil.

Wallahu a’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *