Game Online Membahayakan Generasi Muda

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Game Online Membahayakan Generasi Muda

Aning Mulyaningsih 

Kontributor Suara Inqilabi

 

 

KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mendesak pemerintah agar melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dapat memblokir game online yang mengandung kekerasan dan seksualitas. Pasalnya, game online seperti itu bisa berdampak buruk pada anak terutama bergenre battle royale seperti free fire yang sangat populer saat ini. (Suara.com).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kominfo Budi Aries Setiadi menegaskan siap memblokir game online bila terbukti mengandung kekerasan dan pornografi. Budi Aries meminta masyarakat melaporkan game-game lainnya yang mengandung kekerasan dan pornografi melalui kanal aduan konten. Laporan tersebut disertakan bukti tangkapan layar. Selain itu Menkominfo meminta orang tua untuk mengawasi anak-anak bermain game dengan memperhatikan apakah rating game di ponsel sudah tertera di Kementerian Kominfo, memiliki peraturan menteri Kominfo nomor 2 tahun 2024 tentang klasifikasi game antara lain mengembangkan game untuk menyesuaikan permainan dengan usia.

Peredaran game online memberikan dampak buruk terhadap anak, meningkatnya kasus bullying hingga tawuran di kalangan pelajar. Seiring kemudahan mengakses game online menjadi bukti akan hal ini. Di tengah kerusakan generasi akibat game online, Indonesia justru tengah mengembangkan industri game online dengan dalih mengembangkan devisa negara. Di satu sisi, teknologi digital yang berkembang pesat sangat dibutuhkan negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Kecakapan literasi digital menjadi kompetensi wajib bagi guru maupun siswa, belajar menjadi mudah, variatif dan menyenangkan. Hanya saja, di sisi lain berpotensi penyalahgunaan, perangkat digital di kalangan siswa termasuk ancaman dan pornografi tak terhindarkan.

Upaya meningkatkan perekonomian melalui perkembangan game online dan menanggulangi kekerasan akibat game online adalah sesuatu yang paradoks. Meski tidak semua game online mengandung kekerasan dan pornografi, faktanya sebagian besar game online mengandung unsur kekerasan seperti peperangan, senjata, darah dan luka-luka.

Di warung internet yang buka 24 jam dan kurangnya pengawasan orang tua menjadikan anak mudah mengaksesnya. Pemerintah abai terhadap peran utamanya sebagai pengurus umat termasuk penanggung jawab pembentukan karakter generasi. Negara tidak melakukan tindakan tegas terhadap peredaran game online yang mengandung konten kekerasan. Negara cenderung bertindak ketika ada aduan dari masyarakat. Itu pun seringkali diselesaikan setengah-setengah bahkan terkesan mendukung pengembangan game online yang hanya bermuatan permainan bahkan bisa kecanduan bermain game online. Inilah gambaran negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekularisme, rakyat dibentuk menjadi masyarakat yang berorientasi pada kepuasan duniawi. Rakyat dijadikan sebagai pasar bisnis para kapitalis dan negara, apalagi keuntungan bisnis game online ini amat menggiurkan.

Para pengembang game online akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Negara juga memperoleh pemasukan berupa pajak, provider internet mendapatkan pelanggan game online juga sudah diakui sebagai cabang olahraga untuk mengatasi pengangguran. Maka, dalam negara dengan paradigma kapitalisme, walaupun game online bisa menyebabkan kecanduan akan tetap dipelihara. Inilah watak asli sistem kapitalisme yang memanfaatkan teknologi hanya untuk meraih keuntungan tanpa memikirkan dampak buruknya terhadap nasib generasi ke depannya.

Untuk menyelesaikan problem ini, membutuhkan negara yang peduli terhadap generasi dan bersungguh-sungguh membentuk generasi yang berkualitas, unggul dan berakidah kokoh. Negara mampu mewujudkan hal tersebut hanya dengan tegaknya negara Islam atau khilafah.

Tercatat dalam sejarah, khilafah mampu mencetak generasi berkualitas dan menyejahterakan rakyatnya selama kurang lebih 13 abad. Khilafah akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang memiliki pemasukan uang beragam dan dengan jumlah besar.

Kekayaan alam yang berupa mineral, migas dan SDA lainnya yang melimpah akan dikelola negara untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan. Negara tidak akan mencari sumber pemasukan yang hanya akan merugikan masyarakat dan lingkungan. Khilafah memastikan generasi mendapatkan akses pendidikan dari keluarga, masyarakat hingga negara. Khilafah akan membentuk lapangan pekerjaan untuk laki-laki yang memiliki kewajiban mencari nafkah. Ibu bisa fokus untuk mendidik generasi dan mengurus rumah tangga. Anak akan mendapatkan haknya yang dididik dan diasuh dengan baik.

Sistem pendidikan Islam dengan kurikulum berbasis akidah akan membentuk generasi yang memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam sehingga generasi memiliki akidah yang kuat menjadi pengontrol diri sendiri yang kuat dalam beraktivitas. Mereka akan selalu berusaha beramal sesuai syariat Islam dengan tujuan meraih rida Allah bukan berorientasi kepuasan duniawi sebagaimana mindset kapitalisme. Khilafah juga akan menciptakan teknologi yang bermanfaat untuk umat bahkan masyarakat tidak akan disuguhi aplikasi yang membahayakan dan melenakan dari amal saleh.

Aplikasi yang boleh ada hanya aplikasi yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Jika ada yang melanggar negara akan memberikan sanksi takzir para pelaku.

Inilah negara khilafah yang benar-benar peduli terhadap nasib generasi hingga terbentuk peradaban mulia melalui tangan-tangan generasi unggul dan berkepribadian Islam.

Wallahualam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *