Jangan Takut Mengangkat Sejarah Kegemilangan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nisa Andini Putri (Mahasiswi Bengkulu)

Beberapa saat yang lalu viral di media sosial sebuah surat edaran yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang mengintruksikan untuk para siswa/siswi SMA/SMK membaca buku Muhammad Al Fatih 1963 karya Ustadz Felix Siauw, guna meningkatkan minat literasi siswa di masa pandemi. Setelah membaca siswa diminta untuk merangkumnya, dan dikumpulkan di sekolah masing-masing kemudian pihak sekolah melaporkannya ke cabang Dinas Pendidikan Provinsi Babel dan selanjutnya cabang dinas melaporkannya ke Dinas Pendidikan Pemprov Babel.

Namun, sempat sehari surat instruksi tersebut viral di media sosial dan menuai kotroversi, setelahnya pihak Dinas Pendidikan mengklarifikasinya. Melaui akun Twitter Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 2  Oktober 2020 merilis pembatalan surat instruksi sebelumnya.

Sementara itu iNewsid melansir mengapa dibatalkannya Surat Edaran (SE) tersebut dikarenakan sang penulis buku Muhammad Al Fatih 1453 adalah Ustadz Felix Siauw yang merupakan aktivis HTI.

Hal ini yang menjadi protes PWNU Babel, dikarenakan membaca buku karangan Ustadz Felix Siauw dinilai memiliki agenda terselubung, bahwa buku tersebut merupakan propaganda ideologi transnasional, yaitu ideologi islam.

Membaca dua berita diatas dapat kita simpulkan betapa paniknya penguasa dan para munafiqun akan kebangkitan Islam, hingga membaca sajarah dari tokoh islam yang mampu menginspirasi para pemuda pun langsung dilarang. Tak dapat dipungkiri setelah pemutaran film “Jejak Khilafah Di Nusantara” yang juga viral kini masyarakat mulai tertarik dengan semua sejarah Islam tak terkecuali para tokoh-tokohnya, salah satunya Muhammad Al Fatih.

Muhammad Al-Fatih memang sosok yang sangat menakjubkan. Ia adalah salah satu dari banyaknya pemuda di masa kegemilangan Islam yang mampu menjadi sosok teladan bagi para pemuda masa kini. Betapa tidak, di usianya yang masih muda, yaitu usia 25 tahun, dia telah mampu menaklukkan sebuah negara adidaya saat itu dan kemudian meneranginya dengan cahaya Islam. Kemampuannya tersebut tidak lepas dari didikan gurunya yang merupakan salah satu ulama besar di masanya.

Berbanding terbalik dengan kondisi para pemuda Islam saat ini. Berita tentang mereka hampir seluruhnya adalah berita negatif. Kenakalan remaja berupa tawuran, narkoba, meminum miras, dan berbagai kenakalan lainnya menghiasi media cetak maupun elektronik. Apalagi saat ini dengan hadirnya smartphone, para pemuda sibuk bermain game online. Bahkan alah satu gaya hidup remaja masa kini adalah pacaran. Mereka menganggap pacaran adalah gaya anak sekolah atau tren masa kini.

Kerusakan pemuda tersebut bisa kita lihat dari beberapa faktor. Faktor pertama karena tiadanya gambaran tentang sosok pemuda yang patut diteladani. Faktor kedua adalah tidak adanya sistem pendukung yang melahirkan generasi yang baik. Sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini justru makin merusak generasi. Kosongnya keteladanan, rusaknya lingkungan karena berbagai kemaksiatan yang terjadi, ditambah lagi tontonan yang jauh dari mendidik.

Untuk membentuk generasi saleh seperti Muhammad Al-Fatih tentu tak lepas dari tegaknya sistem Islam melaui penerapan Islam secara sempurna. Salah satunya sistem pendidikan Islam yang telah mampu menghasilkan generasi-generasi saleh yang memiliki kemampuan dalam berbagai bidang kehidupan.

Alhasil, generasi gemilang hanya akan dihasilkan jika sistem yang digunakan sebuah sistem yang berasal dari Sang Pencipta Allah SWT, yang telah terbukti mampu menghasilkan para pemuda-pemuda unggul dalam peradaban Islam.

Wahai para pemuda muslim kalianlah kelak yang akan memimpin bangsa ini, jadikanlah para pemuda dalam sejarah islam sebagai sumber inspirasi dan motivasi kalian dalam meraih kehidupan yang hakiki dunia dan akhirat,  terapkan syariat-NYA dalam bingkai Daulah Khilafah yang akan menjadi garda terdepan melindungi kalian dari ancaman para kafir barat yang ingin menghacurkan generasi muslim. Jangan takut untuk terus menggali pengetahuan kalian tentang sejarah kegemilangan peradaban Islam.

Wallahu a’lam bi ash-shawab

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *