Peran Pemuda Islam dalam Memajukan Bangsa

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Peran Pemuda Islam dalam Memajukan Bangsa

Oleh Ressia Afriani

(Ibu Rumah Tangga)

 

Diketahui pada tanggal 28 Oktober adalah salah satu hari bersejarah penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan yaitu hari sumpah pemuda yang menjadi ikrar atau komitmen yang diucapkan oleh para pemuda Indonesia.

Dikutip dari Beritasatu.com, Presiden RI Joko Widodo yakin bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam mencapai cita cita Indonesia Emas 2024 yakni berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Karena pada saat itu, penduduk usia produktif Indonesia melimpah.

Karenanya, Indonesia perlu memanfaatkan kesempatan ini melalui dua pendekatan utama. Pertama, persiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mereka siap untuk masuk ke pasar kerja dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Kedua, tingkatkan nilai tambah dan kesejahteraan penduduk dengan menggali potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki.

Selain itu, Sekjen Kemendikbud Ristek, Suharti membacakan naskah pidato Menteri Pemuda dan Olah Raga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo. Pidato tersebut menyatakan bahwa peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023 mengusung tema “Bersama Majukan Indonesia” yang intinya adalah penguasaan pemuda terhadap teknologi dan informasi serta literasi digital menjadi sesuatu yang harus disikapi secara serius. Oleh karena itu setiap pemuda harus mempunyai visi misi dan peran stategis untuk 30 tahun mendatang agar pembangunan dapat berlari lebih cepat. (kompas.com, 28/10/2023)

Peringatan Sumpah Pemuda seharusnya menjadi panggilan untuk pemuda masa kini untuk berperan aktif dalam kemajuan bangsa, meskipun memang saat ini terdapat berbagai program yang belum sepenuhnya mengoptimalkan potensi pemuda di berbagai sektor. Sayangnya, sistem pendidikan yang ada tidak fokus pada pembentukan pemuda sebagai ahli di bidangnya. Sebaliknya, pendidikan saat ini cenderung menciptakan tenaga terampil yang akan bekerja di sektor industri. Sementara itu, industri tersebut sering kali dikuasai oleh kelompok kapitalis lokal maupun asing yang mendapat berbagai keistimewaan dari pemerintah dalam mengendalikan ekonomi.

Disisi lain, sistem hari ini melahirkan pemuda yang berfikir pragmatis dan individualis. Merekapun tumbuh menjadi orang-orang yang hidupnya berorientasi materi. Kesulitan dalam mencari pekerjaan dalam kerangka kapitalisme juga berdampak pada munculnya sifat egois dan individualistik pada individu, yang hanya memperhatikan kepentingan diri mereka sendiri dan kurang peduli dengan situasi sosial masyarakat.

Selain itu, liberalisasi ekonomi dengan membuka impor seluas luasnya oleh negara menciptakan arus barang yang sangat deras masuk ke Indonesia. Setiap harinya para pemuda dijejali dengan produk-produk yang silih berganti sampai melupakan antara kebutuhan dan keinginan. Kemudian, mereka menjadi konsumtif sehingga berapapun uang yang mereka punya tidak akan cukup untuk memenuhi gaya hidupnya.

Sehingga jalan pintas untuk memenuhi gaya hidup pun akhirnya banyak ditempuh, misalnya melalui pinjol atau paylater. Bahkan, beberapa orang memilih untuk terlibat dalam prostitusi sebagai cara untuk mencapai gaya hidup yang lebih mewah. Terdapat banyak perempuan muda yang terlibat dalam prostitusi online untuk memenuhi gaya hidup yang mereka inginkan.

Oleh karena itu, mereka yang tidak mampu memenuhi gaya hidup akan terkucilkan dalam pergaulan dan mengalami perundungan. Dampaknya, mereka merasa tertekan bahkan berani melakukan self harm (menyakiti diri sendiri) seperti menyayat pergelangan tangannya, bahkan sampai bunuh diri seperti yang sedang marak sekarang.

Alih-alih ingin menjadikan pemuda yang memiliki visi misi dan peran strategis agar pembangunan dapat berlari lebih cepat, walhasil visi negara ini sudah salah apalagi arah pembangunannya. Ditambah pendidikan terhadap para pemuda juga ikut salah, kepribadian mereka juga ikut kacau, jauh dari definisi orang bertaqwa. Tujuan pendidikan untuk mencetak pemuda yang cerdas pun makin jauh dari capaian.

Kondisi buruk ini harus disadari oleh para pemuda. Mereka harus menyadari bahwa negara ini tidak sedang bergerak menuju perkembangan, tetapi malah mengarah pada ambang kehancuran. Pemuda sekarang ini tidak sedang dididik untuk menjadi manusia cerdas, melainkan dirusak agar jauh dari kebangkitan. Oleh karena itu para pemuda perlu bangkit dan mewujudkan perubahan dari kondisi rusak menuju kebangkitan yang hakiki.

Kebangkitan itu hanya terwujud dengan Islam yang merupakan satu-satunya dasar aturan kehidupan yang bersumber dari wahyu sang khaliq. Sebut saja sistem pendidikan Islam yang akan mewujudkan pemuda yang berkepribadian Islam dan pakar dalam Iptek, juga sistem ekonomi Islam yang akan menyejahterakan setiap rakyat bukan hanya pihak tertentu saja. Lebih dari itu, sistem politik Islam juga akan membebaskan umat Islam dari penjajahan baik secara militer maupun non militer.

Sehingga untuk bisa melakukan perubahan menuju Islam, hendaknya para pemuda harus menanamkan kepribadian Islam pada dirinya dengan cara terlibat secara aktif dalam pembinaan Islam. Dalam pembinaan tersebut para pemuda akan mendalami aqidah Islam sehingga terbentuk keimanan yang kokoh. Dalam pembinaan itu juga, pemuda akan mempelajari aturan Islam sehingga menjadi pribadi yang bertaqwa sekaligus mengajak pada ketaqwaan, juga akan menjadi sosok berkepribadian Islam.

Walhasil, para pemuda akan mempunyai kesadaran untuk berdakwah bersama jamaah dalam mewujudkan perubahan menuju terwujudnya kehidupan Islam. Yaitu dengan penerapan Islam kaffah dalam sistem Islam. Kebangkitan Islam akan segera tercapai dan umat Islam akan menjadi umat terbaik. Pada akhirnya dengan sistem Islam, cita-cita menjadi negara maju pun akan terwujud nyata. Bahkan tidak hanya menjadi begara maju, sistem Islam juga bisa menghantarkan negeri kaum muslimin menjadi adidaya dunia.

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *