Merindu Pemuda Idaman Pembawa Perubahan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Merindu Pemuda Idaman Pembawa Perubahan

Oleh Rina Tresna Sari, SPd.I

Pendidik Generasi Khoiru Ummah

 

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) tahun ini mengusung tema “Bersatu Memajukan Indonesia”. Dalam kesempatan ini, presiden Jokowi mengingatkan terkait peluang besar untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas pada 2045, berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Untuk itu, perlu dilakukan dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki (beritasatu.com, 28/10/2023).

Setali tiga uang, Sekjen Kemendikbud Ristek, Suharti, juga memberikan imbauan, “Perayaan Hari Sumpah Pemuda tahun ini harus kita jadikan momentum untuk membangun kolaborasi antargenerasi dan antarsektor,” ujarnya (kompas.com, 28/10/2023). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga ikut membagikan pesan, “Peliharalah persaudaraan dan pertemanan dengan siapapun, mari jadikan perbedaan sebagai satu energi untuk menciptakan terobosan dan inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia,” kata dia (liputan6.com, 28/10/2023).

Begitu penting dan strategisnya peran pemuda. Pemuda adalah masa depan bangsa. Bagaimana nasib negeri ini kedepannya berada di tangan pemuda. Untuk itu, sangat penting sekali menanamkan nilai-nilai yang benar dalam benak pemuda, agar mereka mampu menjadi orang-orang yang mampu bersikap benar.

Namun sayang, kondisi pemuda hari ini tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Banyak pemuda yang menjadi pelopor hal negatif di lingkungan masyarakat. Beragam kasus kekerasan, bullying, pergaulan bebas, bahkan bunuh diri sering mewarnai berita harian. Sungguh miris, mereka menganggap hal negatif sebagai perilaku keren dan bentuk aktualisasi jati diri.

Disisi lain, banyak pula pemuda terbajak potensinya dengan perjuangan murahan yang tak ubahnya demi meraup materi. Mereka menyibukkan diri dengan jubah produktif yang sebenarnya adalah upaya memperkaya diri dan aktualisasi diri. Menjadi pekerja kantoran di korporasi, meraih gaji dua digit, atau healing ke luar negeri menjadi standar bahagia pemuda hari ini. Mereka memang pintar dan ahli di berbagai bidang, seperti programmer, content creator, engineer, akan tetapi potensi mereka dibajak agar merasa puas dengan meraih gaji tinggi dan menjadi budak industri.

Pemuda tak lagi berperan aktif dalam penyelesaian negeri. Mereka sibuk dengan tuntutan sekitar, lulus kuliah lalu bekerja, menikah, dan beli rumah. Mereka tak aktif dalam ruang-ruang diskusi problem keumatan. Sibuk mengejar materi demi mencukupi biaya makan, pendidikan, dan kesehatan.

Demikianlah kondisi pemuda dalam cengkeraman kapitalisme hari ini. Sistem pendidikan seharusnya mampu mencetak generasi berkepribadian mulia, namun sebaliknya, saat ini justru mengarahkan pemuda agar siap bekerja. Bahkan bisa dibilang, tujuan sekolah adalah untuk memperoleh pekerjaan. Ini bisa dilihat dari kurikulum pendidikan saat ini yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Alhasil, muncul pribadi-pribadi yang sibuk mengejar materi, namun tak mengerti agama. Mereka hanya peduli bagaimana meraih materi, tapi tak peduli dengan kondisi sekitar, apa lagi halal haram. Tak pelak, lahirlah sosok-sosok pemuda egois dan individualis, lagi hedonis. Kapitalisme jugalah yang menciptakan tuntutan hidup bagi pemuda teramat berat. Sering kali pemuda menjadi sandwich generation, mereka harus membiayai orang tua sekaligus anaknya. Belum lagi, biaya kebutuhan pokok yang terus melambung tinggi. Sehingga pemuda terpaksa sibuk untuk mengejar materi.

Islam Mencetak Generasi Peradaban Mulia

Sungguh, pandangan kapitalisme berbeda dengan pandangan Islam terhadap pemuda. Pemuda adalah aset bangsa. Oleh karenanya, negara yang menerapkan Islam secara kaffah akan memberikan perhatian serius pada pendidikan pemuda. Melalui sistem pendidikan Islam yang berasaskan Islam, pemuda akan dipahamkan jati dirinya sebagai hamba, sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi bertakwa dan memahami tujuan hidupnya adalah untuk beribadah.

Tujuan pendidikan dalam Islam juga sangat mulia, yaitu mencetak generasi berkepribadian Islam yang menguasai tsaqafah Islam dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, terlahirlah pemuda-pemuda yang sibuk mengisi waktunya untuk berkontribusi pada umat. Mereka menjadi problem solver, bukan trouble maker.

Ini semua dapat terjadi ketika Negara memahamkan kepada pemuda, bahwa materi bukanlah sumber kebahagiaan. Dalam Islam, kebahagiaan adalah ketika dapat meraih rida Allah. Sehingga orientasinya bukanlah duniawi semata, melainkan jauh kedepan, yaitu meraih surga-Nya kelak.

Selain sistem pendidikan Islam, negara juga menerapkan politik ekonomi Islam. Sehingga, seluruh kebutuhan pokok masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan dijamin oleh negara. Juga, negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan menerapkan kewajiban nafkah bagi laki-laki. Dengan begitu, pemuda tidak akan kesulitan untuk mencari nafkah dan terciptalah kesejahteraan ditengah-tengah masyarakat.

Oleh karenanya, pemuda, haruslah bangkit! jangan sampai tergerus oleh kebahagiaan semu, melainkan kita harus mengejar kebahagiaan hakiki kelak. Para pemuda harus menyadari, bahwa seluruh problem pemuda di hari ini tak ubahnya karena penerapan sistem sekularisme-kapitalisme yang membuat pemuda terbajak potensinya untuk mengejar materi. Selain itu yang tak kalah penting, refleksi sumpah pemuda sejatinya diarahkan untuk menjaga kesatuan dan persatuan dengan ikatan yang shahih yaitu ikatan akidah Islam.

Hanya Islam-lah yang mampu memberikan mindset benar dalam menyikapi hidup, juga mengarahkan pemuda sebagai agen perubahan yang akan membawa pada peradaban gemilang sebagaimana generasi para sahabat yang dibina dan diarahkan sesuai dengan akidah Islam. Untuk itu, wahai pemuda,mari kita menjadi agen perubahan Islam, yaitu dengan mengikuti pembinaan Islam dan kemudian turut menyebarkan mindset Islam ke tengah-tengah masyarakat.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *