Tsunami Covid India, Mengambil Pelajaran dari Musibah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Hani-Mahasiswi

 

Pandemi virus covid-19 masih menjadi permasalahan global yang menyerang banyak negara. Sejak kemunculan sampai saat ini belum ditemukan cara jitu untuk membasmi virus ini. Hanya langkah-langkah penjagaan antibodi dan vaksin, yang dipercaya dapat mencegah virus ini agar menurunkan daya penularan.

Sebuah negara yang baru-baru viral karena lonjakan kasus penularan covid-19 yaitu di India yang terjadi tsunami covid. Hal tentu sangat memprihatinkan. Varian baru virus corona yang diberi nama B.1.617 atau dikenal juga dengan nama “mutan ganda” dinilai menjadi penyebab lonjakan kasus covid-19 di India. Hingga saat ini, tercatat 12.000 kasus dan hampir 4.000 kematian harian. Kondisi itu membuat India berada di urutan kedua, negara dengan jumlah kasus covid-19 tertinggi setelah Amerika Serikat. Pemicu lonjakan kasus ini diduga terjadi saat warga india merayakan acara tahunan mereka.

Jika dilihat dari sudut pandang karakteristik sosial masyarakat di India, maka hal ini terlihat tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Pertama, India dan Indonesia sama-sama masuk jajaran negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Kedua, ditambah dengan kondisi perekonomian, kesenjangan sosial, dan padatnya mobilitas di kedua negara, membuat keduanya memiliki kesamaan.

Dengan adanya fakta lonjakan kasus covid-19 di India, seharusnya menjadi perhatian besar bagi pemerintahan Indonesia untuk lebih siap siaga dalam mengahadapi pandemi ini. Dengan terus meningkatnya kasus ini maka akan menjadi sebuah pertanyaan yang serius jika pemerintah tidak merefleksikan kondisi masyarakat di Indonesia dengan kondisi masyarakat di India. Sudah menjadi sebuah keharusan, Indonesia mengambil keputusan yang bjiak agar tidak menjadi “The Next India” yang mengalami tsunami covid-19.

Pengambilan langkah yang tepat dan kebijakan yang berpihak pada rakyat sangat ditunggu oleh rakyat Indonesia. Kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat tentu akan menurunkan sikap masyarakat kepada pemerintah. Bagaimana tidak, misalnya ketidak adilan yang dirasakan masyarakat karena adanya pelarangan mudik namun dilain sisi pemerintah memberikan ruang yang luas bagi masuknya tenaga kerja asing. Begitu pun kasus membuat kerumunan, jika yang melakukan nya adalah pihak yang tidak pro kepada pemerintah justru malah diperkarakan. Namun, jika pihak yang melakukannya adalah pihak-pihak yang pro kepada pemerintah, maka masalah akan selesai hanya dengan 2 kata ajaib ‘minta maaf”.

Permasalahan covid bukan permasalahan yang sepele, lahirnya kebijakan yang kurang berpihak pada rakyat sesungguhnya lahir dari adanya penerapan sistem kapitalis. Kita bisa melihat, bagaimana kasus ini dijadikan alat komersial bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mengambil manfaat diatas penderitaan orang lain. Pemerintah yang seharusnya mengayomi rakyat justru mengeluarkan kebijakan yang tidak menguntukan bagi sebagian masyarakat. keadillan terus dipertanyakan sampai dengan detik ini.

Sudah saatnya pemerintah mengambil solusi dari islam yang akan menguntungkan bagi masyarakat. Pun sudah saatnya, pemerintah mengambil pelajaran dari tsunami covid india, bahwa bahaya covid ini tersebar. Sungguh, rakyat memerlukan kebijakan yang bersumber dari sang pencipta bukan dari hawa nafsu penguasa. Karena langkah ini adalah yang tepat yaitu dengan mengambil solusi dari apa yang pernah terjadi dizaman kegemilangan islam. Bagaimana islam dalam mengatasi pandemi hingga pandemi bisa tertangani dengan baik. Karena islam adalah solusi atas segala permasalahan yang terjadi. Islam rahmatan lil alamin rahmat bagi semesta alam. Bukan hanya memberikan rahmat bagi kaum muslim namun memberikan rahmat bagi semua umat manusia.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *