Tawuran Berulang, Hentikan dengan Sistem Pendidikan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nabila Sinatrya

 

Masyarakat kembali dikejutkan dengan adanya tawuran yang terjadi di kalangan pelajar SMP. Awalnya tawuran yang terjadi ini hanya dianggap kenakalan remaja biasa, namun hal ini kerap kali berulang. Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terdapat 17 kasus kekerasan yang melibatkan peserta didik dan pendidik. Ia juga menyebutkan kasus tawuran antarpelajar ini meliputi 11 provinsi.

Dilansir dari republika.co.id (15/02/2022) anggota Satlantas Polres Semarang menggagalkan aksi tawuran yang melibatkan sejumlah siswa SMP, di jalan utama Bawen-Salatiga, Desa Asinan Kecamatan Bawen kabupaten Semarang pada Senin petang (14/2). Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika H A, melalui Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Rendy Johan Prasetyo mengatakan bahwa dari pemeriksaan di lokasi, mengamankan sejumlah barang bukti antara lain sebilah sabit, tiga buah sabuk gir, tiga botol minuman bersoda, serta delapan sepeda motor. Para remaja yang mengikuti aksi tawuran ada yang berstatus putus sekolah.

Tak hanya di Semarang, hal serupa juga terjadi tawuran antarpelajar di Depok pada Selasa (25/1/2022) pukul 17.30. Dari tawuran ini seorang pelajar menjadi korban luka terkena sabetan senjata tajam di bagian wajahnya.
Menyedihkan sekali mendapati kasus tawuran remaja kembali berulang. Ditambah penggunaan senjata tajam hingga memakan korban jiwa yang menambah catatan kriminalitas di negeri ini. Untuk kesekian kalinya, ini menjadi bukti potret buram output dari sistem pendidikan sekuler. Maka sudah seharusnya dilakukan evaluasi total dan mendasar mengenai sistem pendidikan dalam pembentukan generasi, karena bukan tanpa sebab tawuran ini terjadi.

Paham sekuler ini memandang bahwa agama harus dipisahkan dari kehidupan termasuk dalam sistem pendidikan, sehingga melahirkan kebebasan dalam berperilaku tanpa mempertimbangkan pahala, dosa, dan kerugian orang lain. Paradigma sekuler mentargetkan para pelajar hanya berorientasi pada kesuksesan duniawi tanpa memperhatikan pendidikan karakter. Ketika pemenuhan eksistensi diri tidak diimbangi dengan ketaatan maka tawuran menjadi solusi alternatif.

Berbeda dengan paradigma Islam, sistem pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah, namun juga keluarga, lingkungan, dan Negara harus bersinergi untuk mendukung perkembangan para pelajar. Sistem pendidikan Islam berlandaskan pada akidah islam. Tujuan sistem pendidikan Islam adalah untuk membentuk anak didik agar memiliki kepribadian Islam, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan memiliki keterampilan tepat guna.

Oleh karenanya penting dipadukan tiga peran sentral. Pertama, keluarga yang menjadi sekolah pertama untuk memahami makna hidup. Setiap anak di didik dengan menanamkan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, agar terbentuk ketakwaan dan dapat mencegah kemaksiatan. Kedua, masyarakat yang senantiasa mengajak pada ketaatan. Sehingga suasana yang tercipta akan mendorong kepada dampak positif. Ketiga, negara yang akan melakukan pengawasan atas penerapan sistem Islam kaffah termasuk terselenggaranya pendidikan. Tak heran pada abad pertengahan, peradaban Islam menjadi kiblat pendidikan. Banyak lahir generasi polymath cemerlang yang unggul sekaligus sukses menjadi ulama yang faqih fiddin.

Kedudukan ilmu sains di bawah naungan Islam telah mencapai posisi yang sangat hebat. Seorang pakar ilmuwan Perancis Gustave Le Bon mengatakan, seandainya kaum muslim menjadi penguasa Perancis, niscaya Negara itu akan seperti Cordova di Spanyol. Abu Qasim Al-Zahrawi, yang dikenal sebagai penemu Teori Pembedah. Beliau juga paham tentang hukum-hukum islam dan hidup penuh kemuliaan dengan memberi pengobatan secara gratis, hanya untuk mencari keridhoan Allah semata. Begitulah potret sistem pendidikan Islam yang hanya terwujud dengan penerapan Islam secara totalitas. Wallahualam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *