Rusaknya Jalan, Sudahkah Pemerintah Berperan?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Mia Kusmiati

 

Keresahan itu sudah tidak terbendung lagi. Permohonan perbaikan ke dinas terkait pun tak kunjung mendapat respon. Inilah yang dialami warga dan pengguna jalan rusak yang berada di Jalan Raya Legenda-Mustikajaya tepatnya di simpang Grand Wisata RW 004 Desa Lambangsari. Kesadaran yang tinggi dari warga demi mencegah bertambahnya kecelakaan yang terjadi, akhirnya warga Lambangsari swadaya memperbaiki jalanan yang rusak (radarbekasi.id/22/5/2021).

Seperti dilansir pada bekasi.pojoksatu.id (01/12), nasib yang sama pun dialami oleh warga di Jalan Industri, Pasir Gombong, Cikarang Utara. Sebagai bentuk protes terhadap kerusakan jalan yang tak kunjung mendapat perbaikan, warga membuat gundukan tanah dengan papan berbentuk nisan yang bertuliskan Bupati Bekasi bin PU di bagian atasnya. Sementara dibaliknya bertuliskan “Woii Bupati” sebagai kiasan ada kuburan di sisi jalan. Pohon pisang pun ikut dipampang sebagi simbol protes yang mereka lakukan.

Demi merespon aksi protes warga akibat rusaknya jalan sejak tahun lalu, Walikota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Bekasi tidak punya dana untuk memperbaiki jalan rusak tahun ini, karena dana Anggaran Pembelanjaan Belanja Daerah (APBD) dialihkan untuk percepatan penanganan covid-19 (kompas.com, 21/07/2020)

Sungguh suatu pengelolaan kuangan APBD yang terkesan kurang baik, dana perbaikan jalan yang dinilai sangat penting, karena menyangkut keselamatan pengguna jalan, tidak dapat terpenuhi. Seyogyanya kerusakan jalan yang merupakan fasilitas umum bagi rakyat adalah tanggung jawab utama pemerintah. Tetapi pada kenyataannya kewenangan yang terbagi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat menimbulkan kebingungan masyarakat. Bahkan hal ini membuka peluang untuk saling lempar tanggung jawab bila ada aksi protes warga yang menuntut pemeliharaan jalan di daerahnya.

Sikap pemerintah yang membiarkan warga turun tangan memperbaiki jalan yang rusak pun semakin memperjelas bahwa pemerintah seakan-akan lepas tangan terhadap masalah ini. Sungguh sangat berbeda jiwa pemimpin yang ditunjukkan oleh seorang khalifah Ummar bin Khattab radiallahu ‘anhu perihal jalan berlubang di tanah Irak. Amirul mukminin Umar bin Khattab ra, yang terkenal tegar dan tegas dalam memimpin kaum muslimin tiba tiba menangis dan kelihatan sangat terpukul. Menurut informasi salah satu ajudan beliau, kesedihan yang dialaminya disebabkan oleh tergelincirnya kaki seekor keledai sehingga terjatuh ke dalam jurang, akibat jalan yang dilewatinya rusak dan berlubang.

Melihat kesedihan Khalifahnya, sang ajudah berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” Dengan nada serius dan menahan marah Ummar bin Khattab berkata: “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?” Khalifah  yang sangat takut akan Allah SWT,  bahkan beliau selalu melakukan blusukan ketika warganya tertidur pulas di malam hari, dan memastikan bahwa tidak ada warganya yang kelaparan.

Lalu, apa kabarnya dengan kondisi sekarang? Korban akibat jalan berlubang adalah manusia, bahkan tidak hanya satu orang. Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap pemimpin atas orang-orang yang dipimpinnya.

Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah SAW berkata, “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka”
(HR Abu Dawud).
Wallaahu ‘Alam Bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *