Perundungan Makin Marak, Butuh Solusi Tuntas

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Perundungan Makin Marak, Butuh Solusi Tuntas

Oleh Suhirnan, S.Pd

(Relawan opini)

 

Kasus perundungan kini makin marak terjadi di lingkungan sekolah. Baru-baru ini viral sebuh video yang memperlihatkan aksi penganiayaan dengan pukulan dan tendangan berkali-kali yang dilakukan oleh siswa SMP di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sangat disayangkan kejadian ini terjadi di lingkup pendidikan yang seharusnya menjadi tempat bernaung yang aman justru menjadi tempat yang mengancam jiwa. Kasus ini bukan pertama kalinya, melainkan sudah beberapa kali terjadi di sekolah-sekolah yang berbeda.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), mencacat kasus perundungan (bullying) di Satuan Pendidikan sudah terjadi 23 kali selama periode januari sampai september 2023. Dari 23 kasus sekitar 50% terjadi di jenjang SMP, 23% terjadi di jenjang SD, dan SMA tercatat 13,5% begitupun jenjang SMK 13,5%. Sungguh mengkhawatirkan sebab kasus perundungan ini semakin bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. (kompas.com, 3/10/2023)

Dilansir dari nasional.tempo.co (30/9/2023) Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Maris Apituley mengatakan perundungan anak tidak bisa ditoleransi apalagi dibiarkan begitu saja. Ia merekomendasikan agar pemerintah serta masyarakat berkolaborasi bergotong royong untuk menghapus budaya kekerasan, terutama di kalangan anak-anak termasuk di sekolah dan berbagai ruang edukasi formal ataupun informal.

Namun melihat kondisi hari ini, kendatipun telah banyak aturan dibuat negara untuk mengatasi persoalan tersebut tetap saja tidak menjamin penyelesaian masalah secara tuntas. Sebab persoalannya sudah sangat kompleks, maka tidak akan cukup dengan gerakan pelopor anti bullying atau menghapus budaya kekerasan itu sendiri. Terlebih lagi dengan kondisi sekarang yang mengadopsi paham sekuler yakni pemisahan agama dari kehidupan semakin tak terelakan. Alhasil anak-anak hari ini menjadikan rasa kesewenangan, kesenangan maupun tindakan amoral sebagai hal wajar tanpa adanya rasa takut terhadap perbuatan tersebut.

Padahal perkara ini jika dibiarkan tanpa adanya pegangan agama akan berakibat fatal terhadap mental maupun kehidupan anak kedepannya. Maka perlu penyelamatan terhadap mereka dari paham yang batil dengan ideologis yang shohih yakni agama sebagai pedoman hidupnya karena Islam telah diridoi Allah Ta’ala sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia atas segala sesuatu. Seperti dalam Qs An-Nahl ayat 89 :

“Dan Ingatlah pada hari ketika kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan kitab Al-Qur’an kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).”

Olehnya itu agama sangat dibutuhkan dalam kehidupan dimulai dengan penanaman aqidah Islam bukan aqidah sekulerisme maupun lainnya. Karena itu pendidikan aqidah yang benar akan membentuk setiap anak sadar bahwa ia adalah seorang hamba Allah SWT yang senantiasa bersandar pada aturan Islam untuk berpikir, berbuat maupun beramal ia akan tunduk dan patuh terhadap apapun yang diperintahkan dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang Allah Ta’ala serta menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak sehingga untuk melakukan perbuatan yang amoral atau bullying tidak akan mereka lakukan mengingat konsekuensi yang akan diterima nantinya sebab Islam melarang melakukan kejahatan seperti dalam firman Allah :

“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zahra, dia akan melihat balasannya Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zahra, dia akan melihat balasannya.” (Tqs Az-Zalzalah:7-8)

Maksudnya setiap perbuatan baik itu kebaikan maupun kejahatan akan mendapatkan balasan sesuai apa yang diperbuatnya. Dengan demikian solusi pasti atas masalah ini adalah diterapkannya aturan Islam secara menyeluruh agar melahirkan aqidah yang benar pada setiap insan.

Wallahu a’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *