Pendidikan dalam Potret Kapitalisme, Masa Depan Generasi di Pertaruhkan?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Oki Pratiwi

 

Apa kabar pendidikan di negara kita tercinta, Indonesia saat ini? Sebuah pertanyaan yang hanya berhenti di kata “sangat menyedihkan!” bagaimana tidak? Berbagai macam masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini tak kunjung berhenti dan mendapatkan solusi. Bahkan semakin hari semakin memburuk.

Baru-baru ini Indonesia di gegerkan dengan potret kelam dunia pendidikan yakni viralnya video siswa SD yang menyebrangi sungai menggunakan Styrofoam ke sekolah di Desa Kuala, Kecamatan Tulung Selapan, Sumatera Selatan.

Dilansir dari Kompas.com, masyarakat dikagetkan dengan sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan tiga siswa Sekolah Dasar menyeberangi sungai dengan menggunakan sebuah kotak busa. Siswa siswa-siswa tersebut mendayung kotak busa dengan busa kecil yang berada di kedua tangan mereka menyebrangi sungai nampak keruh.
Saat dikonfirmasi, kepala urusan perencanaan dan keuangan desa Kuala 12 Adi perdana membenarkan peristiwa itu terjadi di desanya. Ia mengatakan bahwa hal yang dilakukan ketiga anak tersebut adalah hal yang biasa. Anak-anak didesa tersebut memang sudah biasa memanfaatkan kotak styrofoam sebagai pengganti perahu saat pergi sekolah.
Dari wawancara yang dilakukan kepada salah satu pemerintah Desa Kuala 12 Adi Perdana mengatakan bahwa anak-anak di Desa Kuala 12 sudah memanfaatkan kotak itu selama 10 tahun untuk bermain di sungai bahkan biasanya 7 atau 8 orang yang menggunankan kotak tersebut (25/9/2021).

Hal ini sangat disayangkan dan tentu saja perlu perhatian khusus dari negara. Karena anak-anak ini adalah generasi penerus peradaban. Namun, kenyataannya, tidak ada solusi dari masalah tersebut, bahkan hal ini sudah berlangsung selama 10 tahun dan pemerintah hanya menutup mata terhadap masalah yang dihadapi siswa-siswa ini. Menyebarangi Sungai hanya dengan menggunakan Kotak busa adalah hal yang sangat berbahaya, kita tidak tahu apa yang akan ditemukan siswa siswa-siswa ini ketika menyebrangi sungai, bisa saja tiba tiba terjadi banjir, atau kotak yang mereka gunakan rusak, binatang buas, dan hal-hal lain yang dapat mengancam keselamatan mereka.

Namun, pemerintah seolah menutup mata, justru semakin buta. Semestinya ini sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat. Salah satunya di bidang pendidikan. Maka diperlukan sarana dan prasaran yang memadai untuk menunjang pendidikan yang berkualitas salah satunya akses menuju sekolah mereka. Karena semua itu untuk menunjang pendidikan Indonesia sehingga mampu mencetak generasi muda yang berkualitas.

Sangat disayangkan, karena pendidikan yang selama ini di mimpi-mimpikan yang dapat melahirkan generasi berkualitas belum terwujud sama sekali. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi kita. Semua ini terjadi karena pemerintah masih gagap dan setengah mati dalam memberikan fasilitas terbaik, khususnya dibidang pendidikan. Pemerintah seperti ingin lepas tangan dari tanggung jawabnya sebagai penyelenggara utama dalam hal pendidikan.
Pemerintah harusnya menyediakan infrastruktur yang baik dengan segala prasarana yang ada, mulai dari akses jalan maupun fasilitas-fasilitas pendidikan lainnya yang dapat menunjang pendidikan agar rakyat bisa menikmatinya.

Betapa menyedihkan nasib negeri ini, padahal mengenyam pendidikan adalah hak dasar seluruh rakyat. Namun begitulah sistem kapitalisme-sekuler yang menjerat negeri ini. Penyelenggara pendidikan yaitu sebagai regulator saja.

Maka sudah jelas bahwa kapitalisme bukan sistem yang tepat untuk di terapkan. Ia merupakan sistem buatan manusia yang cacat dan tidak bisa diterapkan. Sistem yang memandang bahwa dimana ada cela menguntungkan, disana akan diambilnya. Maka, dalam hal pendidikan pun demikian. Akibatnya mereka tak mampu melahirkan generasi penerus yang unggul, cerdas dan berkualitas baik dari segi agama maupun dari segi ilmu pengetahuan. Sebaliknya, karena penerapan sistem ini banyak terlahir generasi yang jauh dari agama, generasi hura hura, hedonis dan hidup dalam kebebasan.

Bandingkan dalam sistem Islam. Pendidikan dalam sistem Islam bagaikan mata air kehidupan dan tiang peradaban. Begitu pentingnya, hingga negara berkewajiban penuh memberikan fasilitas terbaik demi terlahirnya generasi yang berkualitas. Karena pendidikan adalah hak seluruh rakyat.

Tidak ada pembedaan dalam hal kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan, semua berhak mendapatkan pelayan pendidikan yang berkualitas dengan fasilitas terbaik.
Begitulah negara islam sangat memperhatikan semua kebutuhan rakyatnya, termasuk dalam hal pendidikannya. Hal itu pernah terjadi pada Zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam, Saking pentingnya pendidikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pun membuat kebijakan politik dengan memberikan kesempatan kepada setiap tawanan perang bila ingin dibebaskan maka harus mengajarkan baca tulis kepada 10 orang kaum muslim.

Pada masa Khalifah Umar bi Al-khattab ra. Khalifah Umar begitu sangat memperhatikan nasib para pengajar. Behkan setiap guru memperoleh insentif luar biasa besarnya. Hingga seorang guru TK pun mendapat gaji sekitar 15 dinar atau setara dengan 63.75 gram emas 24 karat setiap bulannya.

Keindahan itu bukan hanya di masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam maupun Umar bin Al-khattab ra. Tetapi dimasa kekhalifahan seterusnya, pendidikan Islam mengalami banyak kejayaan dan menjadi tegak berdiri sebagai mercusuar peradaban yang disegani diseluruh dunia pada masanya.
Kejayaan pendidikan pada masa itu didukung oleh sistem yang sempurna, sistem yang mutlak bersumber dari Allah SWT yang tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya.

Maka bila kita menginginkan kembali peradaban yang agung, cemerlang, hanya ada satu cara yaitu meninggalkan sistem yang merupakan hasil dari pemikiran manusia. Mengganti dengan sistem baik, yakni diterapkan sistem Islam dalam segala aspek kehidupan.

Wallahu a’lam Bissowab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *