Moderasi atau sekularisasi?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Nirmala (Aktivis Back to Muslim Identity Samarinda)

Belum lama rezim ini memainkan perannya pada drama kepemimpinan Jilid 2, ummat Islam telah dikejutkan dengan berbagai kebijakan baru. Alih-alih menghilangkan luka lama ummat Islam atas penistaan dan kriminalisasi ajaran Islam di masa kepemimpinan jilid I justru rezim menambah perihnya luka.

Kini penista agama semakin subur dan kriminalisasi ajaran islam serta pengembannya pun terus terjadi hingga pada kriminalisasi Ulamaa’ dan penistaan atas Rasulullah. Setelah opini Islam nusantara kini barat mencoba terobosan baru untuk menghadang kebangkitan Islam yakni dengan kampanye islam moderat. Ini tak jauh beda dengan kampanye lawan terorisme yang tak laku lalu di ganti dengan kampanye lawan radikalisme. Barat tak habis cara untuk terus menyerang ummat Islam.

Atas nama moderasi beragama beberapa santri di berangkatkan ke Tiongkok untuk mengokohkan Islam Moderat, sungguh tak masuk akal seorang muslim belajar Toleransi dan moderasi beragama ke negeri yang justru hari ini tengah melakukan Genoside terhadap kaum muslim. Padahal Islam jauh lebih dulu mengenalkan soal bagaimana bersikap toleran terhadap agama lain.

Terus memperkuat opini Moderasi beragama, Menteri Agama Fachrul Razi melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) bertemu dengan Kepala Badan Urusan Agama Islam dan Wakaf UEA Mohammed Matar Salem bin Abid Alkaab. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas tentang moderasi beragama. “Kami membahas rencana pertukaran keahlian dan pengalaman untuk mempromosikan konsep Moderasi Islam dan nilai-nilai toleransi beragama, mempromosikan kesadaran bersama tentang bahaya ideologi ekstremisme,” jelas Fachrul.
https://news.detik.com/berita/d-4823907/kunker-ke-uea-menag-fachrul-bahas-pertukaran-imam-hingga-moderasi-islam

Tentu ideologi ekstreme yang di maksud adalah Ideologi Islam Kaffah. Padahal justru Islam telah lebih dulu mengajarkan arti toleransi dan bagaimana mengatur hubungan antar beragama. Rasulullah Saw. dimasa kepemimpinannya membangun Yastrib menjadi Daulah Islam pertama terbukti mampu mempersaudarakan kaum Aus dan Khazraj juga kaum Anshar Dan muhajirin. Hal ini membuktikan bahawa Islam islam adalah agama Yang toleran. Namun di sistem kapitalisme demokrasi hari ini mustahil mampu mewujudkan kerukunan dan sikap toleran antar beragama bila rezim terus membebek pada titah Barat. Justru Kampanye ini mengarahkan Ummat Islam pada sekularisme, membuat ummat jauh dan semakin phobia terhadap Islam.

Indonesia bukan Darurat Radikalisme tapi darurat Sekularisme.
Pada hakikatnya yang mengancam negeri ini bukanlah Radikalisme melainkan sekularisme. Sejak di gaungkannya opini moderasi beragama ini justru menumbuh suburkan para penista agama dan kriminalisasi ajaran Islam. Tak lain dan tak bukan opini moderasi ini justru ingin mengikis Ajaran Islam dan mencoba menghapuskan ajaran Islam. Terbukti ketika PMA launching terkait penghapusan materi Jihad dan khilafah pada kurikulum sekolah. Tentu ini tujuan dari moderasi beragama. Karenanya materi jihad dan khilafah bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya radikalisme dan teririsme. Padahal Khilafah dan Jihad adalah ajaran Islam.

Virus sekuler telah menjangkiti kaum muslimin hari ini. Kaum muslim moderat selalu mengklaim bahwa sebagai seorang muslim harusnya berada di tengah-tengah, bersikap adil terhadap semua agama yang ada. Demi pluralisme, tokoh Islam moderat dan ulama moderat memfatwakan harus bersikap toleran terhadap agama lain bahkan justru membolehkan kaum muslimin merayakan natal bersama, bahkan mencontohkan dengan berkhotbah di gereja, buka bersama di gereja, dll. Pemahaman dan praktik seperti di atas jelas batil dilihat dari kacamata Islam. Allah Azzawa Jalla berfirman:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.

“untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Semua klaim moderasi yang mereka kampanyekan bertentangan dengan Ayat-ayat Allah yang memerintahkan ummat Islam untuk bertoleransi pada tempatnya.Kampanye atau opini Islam Moderat adalah kampanye Global. Yang diusung oleh Kafir barat. Tentu ini adalah strategy barat berupaya untuk menjauhkan Ummat dari Ideologi Islam Kaffah.

Bahaya Kampanye dibalik Islam Moderat
Istilah islam moderat sebenarnya tak hanya populer di Indonesia karenanya istilah ini memang sengaja disetting oleh barat, untuk dijual ke negeri-negeri muslim. sejak beberapa tahun belakangan ini istilah islam moderat terus dijual bersamaan dengan radikalisme dan hingga saat in semakin populer. Tentu ini berbahaya bagi ummat Islam. Karena ini adalah racun yang akan merusak pemikiran ummat serta merusak aqidah dan mengarahkan ummat pada sekularisme. Bahaya lain dari kampanye ini adalah ummat islam jauh dari ideologi islam dan condong pada nilai-nilai barat. Bahkan ummat terserang virus Islamophopia. Moderasi beragama mereka klaim sebagai bentuk Toleransi terhadap agama lain. Pasalnya menurut rezim banyak ummat Islam yang hari ini terlalu ekstreem dalam merealisasikan ajaran-ajaran Islam. Hingga timbul istilah keras dalam beragama. Padahal semua ini merupakan strategy barat untuk melunturkan iman Ummat Muhammad SAW. Mereka terus berupaya untuk menekan laju kebangkitan ummat islam.

Islam adalah Rahmatan Lil’aalamiin.
Islam adalah satu-satunya agama yang Allah ridhai dan mampu mengayomi seluruh ummat. Hanya Islam yang mampu mendamaikan semua ummat di bumi ini karennya Islam tak hanya agama ritual melainkan sekaligus ideologi yang memiliki seperangkat aturan yang konfrehensif dan kompatibel dengan seluruh ummat beragama. Tentu kerukunan beragama ini hanya bisa di wujudkan oleh ideology Islam dalam institusi khilafah islamiyah, bukan pada Ideology Kapitalisme dalam Institusi Demokrasi.

Wallahu a’lam bi ash shawaab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *