Menari Diatas Demokrasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: M. Azzam Al Fatih

Kembali, para munafiqun berdendang sesuai keinginan nafsunya dengan membawakan syair kebencian dan hinaan. Setelah busuk menghina Nabi yang membandingkan dengan bapaknya. menurutnya, yang berjasa untuk negeri ini adalah bapaknya dan Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak ada perannya. Jelas apa yang diucapkan adalah hinaan dengan merendahkan Nabiyullah Muhammad SAW. Meski diprotes dan dilaporkan ke pihak berwajib oleh berbagai ormas islam serta aksi diberbagai kota menuntut agar busuk diproses oleh hukum. Namun kasus ini seolah hilang ditelan bumi, sama sekali tidak disentuh sedikitpun
Oleh rezim. Diam seribu bahasa, mata buta, telinga tuli, dan otaknya membeku seolah tidak terjadi sesuatu.

Kini lagu tersebut didendangkan kembali dengan penyanyi yang lebih berkualitas dan lebih nyentrik. Lagunya sama cuma syairnya berbeda, bahkan lebih extrim. Merendahkan Nabiyullah Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa sang kekasih Allah, diwaktu kecilnya tidak terurus, badan kurus dan rembesen dengan nada yang merendahkan.

Sang kekasih Allah SWT yang diakui Kemuliaan dan kehormatannya baik dari kalangan ahli kitab maupun umatnya sendiri. Sosok manusia yang paling sempurna akhlaqnya sehingga dijadikan sebagai suritauladan seluruh umat islam dari segala aspek kehidupan bahkan Allah SWT pun memujinya dalam Al Qur’an Al ahzab ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Ironisnya Kok ada sosok penceramah, Gus lagi, kyai lagi berani merendahkan sang khoiru kholqiyah, nabiyyullah Muhammad SAW. Tentu saja umat Islam marah, mengingat orang yang berjasa, orang yang menjamin syafaat di akhirat, dan orang yang menjadi perantara atas cintanya Allah SWT dinistakan.

Yang akhirnya umat Islam pun melakukan pembelaan dengan menuntut agar diproses secara hukum. Tapi namanya rezim anti Islam, hal serupa dengan kasus BuSuk. Sang penegak hukum menolak surat laporan dengan alasan tidak disertai bukti yang kuat. Padahal bukti video sudah lebih dari cukup sebagai bukti. Hal inipun tidak hanya terjadi satu atau dua kali, sehingga semakin menampakkan bahwa rezim ini dzolim terhadap umat islam. Coba kalau yang dilaporkan seorang pengemban dakwah yang iklas yang tidak mau ditukar oleh uang, jabatan dan wanita oleh rezim, tentu sangatlah berbeda. Langsung dijebloskan ke penjara.

Saat ini umat Islam memang sangatlah lemah sehingga para Kafirun dan munafikun memuaskan nafsunya dengan bernyanyi dan menari – nari dengan lagu yang tak pernah berubah, seputar lagu radikalisme dengan berbagai syair tentang fitnah ulama, kajianya dipersekusi, masjid dimata- matai, umatnya ditakuti dengan mencap radikal, teroris, bom, dan seabrek syair -syair jahat lainya dengan tujuan agar umat menjauhi ajaran Islam. Karena sejatinya mereka ketakutan manakala umat Islam bangkit dengan menjalankan ajaran Islam secara kaffah.

Oleh karena itu, umat Islam sangat butuh pelindung untuk menjaga Marwah Nabi, ajaran Islam dan para pengemban dakwahnya. Agar tidak ada lagi yang menistakan dan merendahkannya. Umat Islam butuh pemimpin, yang tegas untuk menghukum para penista agama dan penghina Nabi dari orang – orang kafir dan munafik.

Namun selama demokrasi masih mencengkeram negeri – negari muslim. orang kafir dan munafik akan terus bernyanyi dan menari sesuai keinginan cukong dan nafsunya. Memuluskan niat jahatnya, menjajah, membunuh, merampok, memeras dan seabrek kejahatan lainya. Menista dan menghina Islam, Al Qur’an dan Rosululloh SAW akan terus terulang bahkan akan lebih dari penghinaan.

Oleh karenanya jika hal ini tidak terulang lagi, maka umat Islam butuh pelindung yang menjaga Marwah Nabi, ajarannya, dan para pengemban dakwah agar tidak dinistakan dan dipersekusi. Pelindung itu tak lain adalah seorang Kholifah yang menjalankan pemerintahan Islam dan menegakkan syariat islam
Secara kaffah. Dengannya orang kafir yang bernyanyi dan menari menghina Nabi akan mendapatkan hukuman mati, sedangkan bagi orang munafik disuruh bertaubat dan bersyahadat kembali, jika menolak maka hukuman pun sama, yaitu hukuman mati. Sehingga menjadi pelajaran dan membuat jera bagi para penghina Nabi, dan ajaran Islam. Tidak seperti saat ini, penghina Nabi dilindung bahkan diberi jabatan penting.

Semoga saja sistem Islam segara tegak di muka bumi ini untuk menjaga Marwah Nabi, ajaran Islam, dan para pengemban dakwah. Dan para pejuang dakwah tetaplah Istiqomah sampai Allah SWT menepati janjinya untuk menolong kaum muslimin dengan tegaknya khilafah Islamiyyah.

Wallahu’Alam Bhishowwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *