Kasus Bullying Terus Meningkat, Butuh Solusi Tuntas

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kasus Bullying Terus Meningkat, Butuh Solusi Tuntas

Oleh Imroatus Sholeha

(Freelance Writer)

Akhir -akhir ini kasus bullying dikalangan remaja terus meningkat, ibarat fenomena gunung es fakta yang tidak terungkap lebih besar dari yang terlihat. Mirisnya tak jarang kasus bullying terjadi di kalangan pelajar. Seperti kasus perundungan yang terjadi pada siswa SMP di Cilacap. Kasus ini hangat diperbincangkan sebab video yang mempertontonkan korban tengah disiksa beredar luas. Dalam video tampak seorang siswa dianiaya oleh siswa lain dengan cara dipukul dan ditendang. Adegan ini disaksikan beberapa siswa lain dan tidak ada yang melerai. (Tirto.id 22 Oktober 2023)

Kasus bullying yang terjadi di Cilacap yang sempat viral di medsos mengundang amarah dan simpati berbagai kalangan melihat seorang pelajar dianiaya dengan ditendang dan dipukul berulang kali tanpa ada yang melerai dan mirisnya korban dan pelaku masih berseragam sekolah.

Kasus serupa juga banyak terjadi di beberapa daerah bahkan tak jarang mengakibatkan kematian. Sungguh miris melihat anak dibawah umur marak menjadi pelaku kekerasan bahkan pembunuhan. Pemicunya pun kadang hal sepele seperti masalah percintaan antar remaja, saling ejek atau ingin terlihat jagoan di hadapan yang lain. Akan seperti apa nasib bangsa ini jika generasi muda di hiasi dengan kepribadian buruk. Pergaulan yang buruk, kurangnya perhatian orang tua, dan gaya hidup sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) menjadi faktor tingginya angka perundungan atau bullying.

Dampak yang ditimbulkan dari kasus bullying tak hanya trauma psikologis maupun fisik, tak jarang korban bullying dikemudian hari malah menjadi pelaku seringkali korban melakukan aksi balas dendam bahkan pembunuhan akhirnya terbentuk mata rantai bullying yang sulit terputus.

Lembaga pendidikan hari ini terbukti gagal mencetak generasi berkepribadian baik terbukti dengan tingginya angka bullying di lingkungan sekolah. Sudah banyak strategi maupun aturan yang ditetapkan oleh negara untuk mengatasinya bukanya semakin turun namun kasus bullying terus meningkat, hal ini karena kasus bullying adalah kasus yang kompleks tak cukup hanya dengan gerakan anti bullying. Harus ada perubahan menyeluruh dan aturan yang tegas untuk membuat jera para pelaku.

Perundungan, tawuran, narkoba, adalah dampak. Akar permasalahannya yakni diterapkannya sistem kehidupan sekuler liberal yang telah menjauhkan agama dari kehidupan yang kemudian melahirkan manusia berperilaku bebas tanpa batasan agama dan menumbuhkan pemikiran yang salah tentang arah pandang kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan, Kurikulum yang diterapkan berbasis sekuler liberal yang melahirkan generasi berperilaku bebas tanpa landasan iman dan berorientasi materi belaka, kebahagiaan diukur dengan kepuasan diri dan materi. Tak heran berbagai upaya yang dilakukan tak merubah banyak kondisi saat ini sebab akar persoalannya belum tersentuh.

Penyelesaian kasus bullying butuh solusi yang menyeluruh dan kerjasama semua pihak orang tua, lingkungan, sekolah, bahkan negara juga dengan penerapan sistem hidup yang terbaik yakni aturan Islam. Islam adalah agama dan aturan yang diturunkan sang pencipta alam semesta Allah SWT yang paling tahu apa yang terbaik untuk makhluknya. Meninggalkan aturan sang Pencipta berarti meninggalkan tuntunan kehidupan terbaik yang membawa keberkahan di dunia maupun di akhirat. Akhirnya membawa dampak buruk di segala lini kehidupan sebab berpaling dari peringatan Allah SWT.

Dalam Islam jika pelaku perundungan telah memasuki usia baligh atau terdapat satu atau lebih tanda-tanda baligh maka pelaku akan dijatuhi sanksi sesuai dengan ketetapan Allah SWT. Salah satu yang menjadi penyebab tingginya angka perundungan saat ini adalah tidak adanya sanksi tegas dan jera bagi para pelaku dengan dalih dibawah umur pelaku bebas berkeliaran padahal sudah baligh secara fisik dan akal.

Dalam Islam siapapun dia jika sudah baligh (mukallaf) melakukan tindak kriminal baik yang berhubungan dengan anggota badan bahkan menghilangkan nyawa akan mendapatkan sanksi sebagai penebus dosa juga membuat efek jera. Sanksi yang dijatuhkan bagi orang yang menyakiti organ tubuh atau tulang manusia adalah diat.

Rasulullah saw. Bersabda, “Pada dua biji mata, dikenakan diat. Pada satu biji mata, diatnya 50 ekor unta. Pada dua daun telinga dikenakan diat penuh.” (Abdurrahman al-Maliki, Nizhamul ‘Uqubat).

Selain penerapan sanksi yang tegas, wajib menanamkan nilai agama sejak dini pada anak, orang tua juga harus bisa menjadi role model yang shaleh, lingkungan masyarakat yang kondusif senantiasa menjaga keimanan kepada Allah SWT sehingga menyadari setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat , dan semua itu akan terwujud dengan negara yang menerapkan aturan Islam sebab tegak diatas akidah yang lurus.

Satu-satunya menyelesaikan bullying secara tuntas adalah menjadikan syariat Islam sebagai solusi. Negara yang mengharuskan semua pihak bertanggung jawab terhadap anak baik keluarga, lingkungan juga negara saling bekerja sama termasuk dalam memberi sanksi yang tegas sesuai ketentuan syari’at.

Semua dimulai dengan perubahan mendasar yakni merubah sistem Kapitalis-Sekuler kepada Sistem Islam. Memberantas pemicu-pemicu bullying termasuk segala bentuk tayangan dan tontonan yang mengarah pada perundungan harus di hilangkan, fitrah keluarga di kembalikan seorang ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan ibu sebagai pengurus dan pengatur rumah tangga bukan keluar rumah mencari nafkah sehingga anak-anak kurang perhatian bahkan terbengkalai sehingga terjerumus dalam pergaulan yang buruk. Negara harus memastikan semua hak dan kewajiban rakyat berjalan sesuai syari’at agar manusia kembali pada fitrah nya. Dan semua itu akan terwujud dibawah penerapan Islam secara kaffah dan menjadikannya solusi dalam setiap persoalan.

Wallahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *