Islam Solusi Komprehensif Cegah Klaster Covid-19

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh Ummu Rasyidah (Ibu Rumah Tangga)

 

Hari-hari ini penuh dengan kekhawatiran

Dimana doa terbaik sudah dipanjatkan

Bekerja, belajar dan ibadah sudah dirumahkan

Menunggu nasib baik  penuh harapan

Sebait puisi yang menunjukkan keresahan masyarakat dalam menghadapi covid-19 yang sudah satu tahun lebih tak kunjung berakhir. Berbagai cara untuk mencegah klaster baru sudah dilakukan salah satunya dengan penyemprotan cairan desinfektan. Tindakan ini mulai dilakukan di perumahan warga hingga area perkantoran.

Seperti  dilansir dari laman patrolicyber.com (Minggu, 28/03/2021), Anggota Kompi 1 Batalyon A Pelopor Aipda Oyib S.Pd. lakukan penyemprotan desinfektan di tempat yang sering dilalui oleh masyarakat setempat, salah satu contohnya adalah perumahan Pasir Kawung Endah Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penyemprotan ini dilakukan dengan tetap mematuhi himbauan pemerintah untuk selalu menjaga jarak aman atau social distancing.

Namun, sekalipun pemerintah telah melakukan upaya tersebut, kasus positif covid-19 di Indonesia belum ada tanda-tanda menurun, bahkan yang terjadi justru kasus harian terus meningkat dan telah memunculkan klaster pasar, kantor, pabrik, hingga kasus OTG.

Dengan demikian untuk mencegah klaster covid-19 tidak cukup hanya dengan melakukan penyemprotan, karena sebetulnya penyemprotan itu bukan untuk menghentikan penularan melainkan untuk pertahanan atau pencegahan tubuh terhadap serangan virus. Maka alasan penyemprotan saja jelas tidak efektif.

Tindakan yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah serius dalam menangani wabah yakni terselamatkannya kesehatan dan jiwa semua manusia yang berada di wilayah wabah maupun di luar wilayah tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:

“Apabila kalian mendengar ada wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu; Dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR Imam Muslim)

Konsep Islam  dalam mengatasi wabah  adalah dengan melakukan  lockdown. Negara seharusnya memisahkan orang yang sehat dan melakukan isolasi kepada yang terbukti sakit. Di sisi lain, negara bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar orang-orang yang terjangkit wabah. Bila ditelaah lebih mendalam, konsep lockdown merupakan kunci keberhasilan pemutusan rantai penyebaran wabah ke wilayah yang lain. Sebab dengan upaya ini, akan memperkecil peluang  yang dapat memicu meluasnya wabah covid-19 ke wilayah lain.

Sayangnya pelayanan tersebut tidak akan dijumpai dalam sistem kapitalistik saat ini, negara sebagai pengayom umat tidak mampu mengatasi mencegah munculnya klaster baru penyebaran covid-19 karena ideologi yang diembannya bermotif manfaat bukan maslahat dan kepentingan rakyat. Penguasa tidak melakukan lockdown  dengan alasan akan membahayakan perekonomian, ini menunjukkan bahwa dalam sistem kapitalisme materi lebih tinggi nilainya dari jiwa manusia.

Padahal kita tahu bahwa sistem ekonomi kapitalisme dalam kondisi tanpa wabah sekalipun telah gagal menyejahterakan rakyat. Diabaikannya lockdown, menyiratkan bahwa sistem kapitalis telah abai akan kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Oleh karena itu kita tidak ada yang bisa berharap wabah covid-19 akan berakhir selama sistem kapitalisme diterapkan di muka bumi.

Maka dari itu, mari kita terapkan sistem yang melahirkan penguasa amanah agar dunia segera terbebas dari covid-19 dan wabah penyakit lainnya. Semua itu hanya bisa terwujud dalam sistem Islam.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *