Beriman Tanpa Berilmu

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Fitri Patrisia Suzan (Mahasiswa Ideologis Lubuklinggau)

Pasti dari kita banyak yang belum tahu bahwa islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan, dari kita bangun tidur sampai kita tertidur lagi. Islam menjelaskan semua hal dan mengatur segala perkara: akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, mumamalah, sanksi hukum dan lain-lain. Tetapi masih banyak yang tidak menerapkan islam secara kaffah atau keseluruhan. Kenapa Demikian? Sebab banyak yang beriman namun tanpa ilmu.
Beriman tapi tanpa berilmu? Bagaimana sih? Setiap proses kehidupan merupakan Keseimbangan dimana prosesnya yang berlarut dengan terus meresapi dan tak berhenti dari yang namanya belajar atas asas pembelajaran keingin tahuan, begitu berhamburan ilmu pengetahuan itu seluas semesta tidak terbatas. Banyak dari kita yang berpendapat bahwa dengan sholat dan mengaji saya sudah cukup.
“Aku pacaran tapi aku solat kok, aku tetep ngaji”
“nanti aja kerudungnya yang penting aku menjalani kewajiban solat, patuh sama orang tua”
“Aku suka k-popan tapi aku solat 5 waktu dan ngaji”
” Dengan solat,puasa,ngaji udah cukup kok, kita sudah menjalani kewajiban”
“Udahla ga usah berpakaian syar’i, kerudung aja udah cukup kok”
Banyak dari kita pasti mengatakan ini.
Perlu kita ingat ya belum sholeh kalo dia masih pacaran, tapi salah. Sholat yang bagus itu, mencegah dia dari perbuatan keji dan juga munkar. kerudungin aja hatinya dulu nanti kalo udah bener dan siap baru berkerudung, setiap seorang muslimah wajib memakai kerudung, karena akhlak dan kerudung tidak ada kaitannya. Suka kpop, suka ngehalu oppa-oppa jadi pacar atau suami kita, mempelajari dancenya hingga aurat kita kemana-mana, menghapalin lagunya sampai lalai bahwa itu hanya nafsu syaitan, padahal kita akan berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai di akhirat kelak.

Ini membuktikan bahwa kita islam tapi cara pandang kita kapitalis. Kita islam tapi kita tidak mau di atur oleh islam. Kita memisahkan agama dari kehidupan dan selalu menerapkan hidup liberalisme. Apakah islam kita hanya KTP? Atau Islam kita hanya ikut orang tua?
Memang benar bahwa sholat, mengaji, berpuasa,sedekah adalah hal wajib bagi umat islam. Tapi apakah kita yakin bahwa semua itu bisa menjamin kita masuk surga? Yakin kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW dan menjadi pengikutnya di akhir zaman? Karena apa saja yang dikerjakan dan lakukan dalam hidup dan kehidupan di dunia ini, mesti kelak di hari kiamat atau hari kemudian akan diminta pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT oleh karena itu dalam hidup dan kehidupan di dunia ini, perlu mempersiapkan diri menghadapi kehidupan negeri akhirat, tempat yang kekal abadi, karena setiap manusia yang hidup di dunia ini akan diminta pertanggungjawabannya dari segala tingkah laku dan perbuatan yang pernah dikerjakan di duina ini. Tidak satupun yang lolos dari pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Allah Ta’ala berfirman:
{ يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النور: 24]
Artinya: “Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS. An Nur: 24.

Berilmu Tanpa Beriman? Beriman Tanpa Berilmu?Bagaimana?

Kita di ciptakan Allah swt. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang mempunyai akal untuk berpikir, untuk mencari ilmu dan Jika Ilmu tanpa batas maka yang membatasi adalah akal kita, karena akal tidak akan bisa mencerna semua proses ilmu yang tidak terbatas sehingga iman akan menambahkan untuk melandasi keyakinan kita harus selalu berusaha.
Mari kita berpikir apakah di mungkinkan makhluk lain selain kita bisa ada di planet dan dimensi galaksi lain. Melihat struktur dan jumlah galaksi di alam semesta ini sangat dimungkinkan makhluk lain selain kita, dengan intelektualitas dan kemajuan teknologinya sudah sangat tinggi kemungkinannya besar. Yang menjadi pertanyaan kenapa Allah lebih memuliakan kita sebagai manusia? Kenapa Allah Hanya Menciptakan tiga makhluk saja, Manusia, Setan dan Malaikat? Sedangkan kemungkinan makhluk lain ada di galaksi lain ada (tidak berikut Hewan dan Tumbuhan) sama sekali tidak disebutkan dalam Alquran atau kitab suci agama yang lain, Apakah Allah hanya mengurusi Bumi saja bukan alam semesta? kenapa Allah tidak pernah menyebutkan kehidupan di dimensi galaksi lain? Kenapa Allah tidak pernah memperlihatkan wujudnya ketika semua orang ingin melihatnya? Semua pertanyaan ini sangat mengganggu jika sampai pada pemikiran idealis anda, kemungkinan untuk jadi atheis sangat besar.

Semua pertanyaan tersebut di dasari oleh isi pesan yang di sampaikan di Al-quran dan rasa ingin tahu seorang makhluknya pada resesi zaman dan rahasia langit. Namun pada akhirnya ketika ilmu pengetahuan yang di proses dalam akal itu mencoba mencapai keingintahuan yang sudah pada batasnya. Maka kembali pada keimanan kita untuk meyakini Allah dan rahasia langit.

ilmu dan iman merupakan keseimbangan, memilih salah satunya bukan sesuatu yang bijak tetapi keduanya adalah kseatuan yang utuh untuk saling melengkapi. Jika yang satu ada kekurangan maka yang keduanya melengkapi untuk menambahkan, jika yang kedua ada kekurangan maka yang kesatunya saling melengkapi untuk menambahkan juga.
dan Allah mengijinkan setiap makhluknya untuk saling berdampingan agar seimbang untuk saling melengkapi juga, melengkapi yang kurang, memperbaiki yang salah dari satu sama lain. Sehingga akhirnya menjadi lebih berkualitas menggali diri menambah satu sama lain untuk tidak berhenti belajar. Ilmu adalah kekuatan dan kedua hal tersebut akan bermanfaat bagi diri kita di dunia maupun di akhirat nanti dan juga barang siapa yang berilmu niscaya Allah SWT dekat dengannya seperti sabda Rasulullah SAW.

“Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza Wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.”

Dari sini kita menyadari bahwa islam itu sangat luas, agama yang paling sempurna. Kita di tuntut wajib mencari tahu, Jangan menjadi manusia yang masa bodoh dan tidak ingin cari tahu. Saat ditanya oleh Allah SWT bilangnya tidak tahu. Kitanya yang tidak tahu? Atau memang tidak mencari tahu.
Islam menyuruh kita untuk mempelajari islam secara kaffah.

Dimana Allah taala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 208)

Mengapa kita harus mencari tahu tentang islam dan perlu menuntut ilmu?
Karena kelak kita akan di tanya lima macam perkara yaitu Umurnya dimana dihabiskan?Masa mudanya untuk apa digunakan,Hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan?Amalan apa yang telah dikerjakan sesuai dengan apa yang diketahu? Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, terlebih pemuda adalah generasi penerus.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).

Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang bangkrut atau rugi di hari penghisaban, hari ketika dalih-dalih ditolak dan hal sekecil apapun dimintakan pertanggung jawabannya. Mengapa disebut bangkrut/rugi ? Karena, ternyata amal saleh yang dilakukan terlalu sedikit untuk menebus dosa-dosa kita yang banyak sehingga kita harus menebusnya di neraka.
Dan ingat selalu bahwa siapa yang menciptakan kita? kita di ciptakan untuk apa? dan akan kembali kemana?

Wallahu ‘alam bish shawwaf.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *