BEBAN HIIDUP MAKIN TINGGI, FITRAH KEIBUAN MAKIN MATI

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

BEBAN HIIDUP MAKIN TINGGI, FITRAH KEIBUAN MAKIN MATI

Rutin SEI

(Aliansi Penulis Rindu Islam)

 

Tingginya beban hidup saat ini, khususnya bagi seorang ibu, tak dapat disangkal lagi. Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ditambah dengan biaya-biaya yang semakin meningkat, tentu menjadi beban tambahan bagi seorang ibu. Hal ini tercermin dari kasus seorang ibu yang nekat membunuh bayinya yang baru lahir karena tekanan ekonomi, seperti yang dilaporkan oleh tribunnews.com (23 januari 2024)

Beban hidup yang tinggi ini telah memadamkan sifat ibu alaminya yang seharusnya melindungi dan menyayangi anaknya, berakhir dengan sebaliknya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk diantaranya adalah lemahnya iman. Dalam sistem demokrasi kapitalis saat ini, iman individu tidak dilindungi dan diperkuat. Seorang ibu di tengah tekanan hidup dipaksa untuk mempertahankan imannya sendiri. Ditambah lagi dengan tidak berfungsinya keluarga sehingga ibu juga terbebani pemenuhan ekonomi, lemahnya kepedulian masyarakat, dan tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu per individu. Semua ini terkait erat dengan sistem yang diterapkan negara.

Demokrasi kapitalis yang diterapkan di Indonesia, telah mengubah pola pikir masyarakat yang menjadikan untung rugi sebagai tolok ukur perbuatan. Maka dalam kondisi ekonomi yang sulit, mejadi wajar bagi seorang Ibu yang berfikir kehadiran anak akan menjadi tambahan beban perekonomiannya. Maka fitrahnya yang seharusnya melindungi dan menyayangi anak-anaknya menjadi hilang karena tekanan ekonomi.

Masalah yang menimpa keluarga kita hari ini bukanlah satu-satunya yang terjadi. Artinya, banyak keluarga yang memiliki masalah yang sama. Ini terjadi karena masalah yang menimpa keluarga hari ini bukan semata-mata masalah keluarga saja. Tetapi, ini adalah masalah sistemik yang terjadi. Ya, masalah akibat kehidupan kita saat ini berada dalam alam kapitalisme bersanding erat dengan sekularisme. Pemisahan agama dengan kehidupan menjadi inti persoalan keluarga. Sistem yang tidak sesuai fitrah manusia inilah yang menjadikan hilangnya fitrah keibuan.

Para muslimah perlu pemahaman tentang akidah dan pemahaman Islam. Sehingga dia tahu bagaimana seharusnya bersikap. Seharusnya kita bergabung dengan aktivitas dakwah bersama jamaah. Bila kita berada dalam jamaah, ada yang mengingatkan jika kita lupa atau salah langkah, ada yang terus mengajak ibu untuk bersyukur dan berbahagia.

Di samping itu Islam juga punya kosep yang jelas dalam sistem ekonominya. Tidak seperti sistem ekonomi kapitalis yang yang hanya menguntungkan pemilik modal. Dalam sistem ekonomi Islam, nafkah adalah kewajiban suami, jika tidak mampu keluarga dan wali yang akan membantu perekonomian, jika masih belum mampu mencukupi, maka kewajiban negara membantu melalui baitul mal. Bahkan Jika kas baitul mal kosong, maka kaum muslimin yang mampu, bisa mmberikan bantuan juga.

Demikianlah sistemm ekonomi Islam menjamin kebutuhan keluarga-keluarga. Hal ini akan menjaga fitrah keluarga. Selain terpennuhi kebutuhan pokok rakyatnya, Individu-individunya yang bertakwa menjalankan sistem kehidupan dalam rangka beribadah pada Sang Pencipta. Tidak ada urusan yang tidak diselesaikan berdasarkan aturan-Nya. Ibu terjamin kebutuhan hidupnya, terpenuhi kasih sayang dan cinta dari pasangan halalnya, terdidik dalam membina anak-anak, dapat beribadah kapan saja, merasa aman dan terlindungi dalam kehidupan sehari-hari, dapat berekreasi dengan gembira. Semua ini terjamin dalam kehidupan yang berlandaskan pada aturan Sang Pencipta. Tidak ada ibu yang menderita lagi karena kekurangan makanan maupun kasih sayang karena semua ibu dapat merasakan kebahagiaan dengan fitrah keibuannya.

Semua itu akan terlaksana jika sistem Islam yang menunaikan. Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan Ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara. Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu, yang meniscahyakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya.

Wallahu ‘alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *