Awas, Disinformasi Daring Anti-Muslim

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Sri Wahyu Indawati, M.Pd (Inspirator Smart Parents)

Selalu saja ada propaganda jahat yang diluncurkan para pembenci Islam. Di tengah pandemi covid-19 beredar propaganda anti-Muslim dan seruan kebencian. Hal ini terjadi seperti di Inggris, AS dan India. Tentu memiliki maksud yaitu islamofobia. Mengkambing hitamkan muslim, masjid dan segala aktivitas yang berkaitan dengan Islam sebagai penyebaran virus corona.

Sentimen anti-Islam di India bahkan diembuskan juga oleh politikus negara itu. Tokoh senior partai berkuasa, Partai Bharatiya Janata Party, Mukhtar Abbas Naqvi, mengatakan tindakan Jemaah Tablig itu “kejahatan Taliban”. (Kumparan.com, 12/4/2020)

Kita tahu, saat ini aktivitas orang lebih banyak di rumah dan berbasis daring. Rumor dan hoaks menjadi senjata islamofobia yang mereka sebar di media sosial. Muslim dituduh menjadi sumber sebaran wabah (kasus jama’ah tabligh). Mereka juga menuduh muslim menyebar virus untuk membunuh non muslim dengan mem-viralkan hastag coronajihad.

Koalisi kelompok advokasi merilis surat banding publik kepada CEO Facebook Mark Zuckerburg dan CEO Twitter Jack Dorsey, mendesak mereka untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan peningkatan pesat disinformasi daring anti-Muslim. Equality Labs, yang mempelopori surat itu, juga meluncurkan tagar #StopCOVIDIslamophobia di Twitter untuk meningkatkan kesadaran Islamofobia, yang tersebar luas di tengah pandemi tersebut. (Republika.co.id, 11/4/2020)

Islamofobia adalah penyakit akut masyarakat sekuler yang mengkampanyekan anti-diskriminasi dan kesetaraan. Faktanya, selalu muncul kasus-kasus islamofobia yang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir bahkan menjadi bahan kampanye para politisi.

Islamofobia yang digaungkan tentu sangat merugikan dan membahayakan keselamatan kaum muslim. Muslim laki-laki maupun perempuan diberbagai negri dituduh sebagai penyebar corona, diperlakukan diskriminatif. Seperti di Inggris, seorang muslimah berhijab diserang pria tak dikenal. Pria muslim di India bunuh diri karena dituduh membawa virus corona.

Islam mengatur penjagaan nyawa seluruh manusia, baik muslim dan kafir. Tuduhan tak berdasar yang mengatakan bahwa corona adalah senjata muslim untuk membunuh non-muslim merupakan fitnah yang keji terhadap Islam dan kaum muslim. Sebagaimana di dalam Islam, Allah SWT menetapkan aturan untuk menjaga nyawa/jiwa manusia terdapat pada surah Al-Maidah ayat 32 yang artinya,

“… barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya…”

Juga fitnah keji pembenci Islam terhadap aktivitas ibadah kaum muslim di Masjid, mereka katakan sebagai sumber sebaran virus. Jika kita selisik, islam-lah yang punya aturan paling tegas untuk melakukan lockdown saat wabah. Bahkan shalat jum’at yang wajib dilaksanakan, harus dihentikan untuk sementara waktu sampai wabah berakhir. Aturan tersebut tentu lebih dulu dilaksanakan oleh kaum muslim. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya,

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Tiada hentinya islamofobia. Ujaran kebencian terhadap ajaran Islam seperti cadar, waris, poligami, khilafah bahkan aktivitas ibadah muslim dan lainnya. Ketakutan mereka terhadap virus pun semakin menambah islamofobia. Hal ini menjadi bukti kerusakan masyarakat sekuler dan kegagalan sistem kapitalisme dalam menciptakan integrasi/keharmonisan masyarakat.

Sungguh Allah SWT menunjukkan bahwa pandemik covid-19 merupakan kerusakan pengaturan dan kehancuran hegemoni kapitalisme. Dalam kondisi saat ini, seluruh kaum muslim harus bersatu menguatkan ukhuwah dan keimanan. Covid-19 merupakan ujian kesabaran bagi muslim dan teguran Allah SWT untuk kembali pada syariat-Nya. Wallahu’alam[]

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *