After Work from Bali dan usulan Work from Dieng, Untungkah?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ratna Kurniawati (Aktivis Remaja)

 

Setelah pemerintah mewajibkan 25 persen ASN untuk work from Bali di tujuh kementerian/lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk bekerja dari Bali, kini terbit usulan kebijakan work from Dieng.

 

Masukan ini disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI Hassanudin Wahid yang dikutip Kompas TV dari laman DPR RI, Minggu (6/6/2021). Hasanuddin menekankan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pentingnya work from Dieng,

 

“Pak Menteri, work from Dieng ini penting karena ini internasional. Kan Pak Menteri sudah work from Bali. Gantian, ini beda. Dieng ini wisata bumi, taman bumi dan mengandalkan view gunung. Itu programnya juga ada di Kemenparekraf,” kata Hasanuddin.

 

Kebijakan WFB yang ditujukan kepada ASN yang bekerja di tujuh kementrian ini adalah guna memberikan dukungan dan pertumbuhan yang positif terhadap perekonomian Bali yang terdampak pandemi. Sandiaga juga sempat mengungkapkan setelah Bali, membuka kemungkinan program itu digelar di Lombok Nusa Tenggara Barat, dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

 

Alasan ini jelas tidak bisa diterima begitu saja karena dengan memberangkatkan ASN tetap saja membutuhkan APBN yang besar. Alih-alih untung, justru hal ini akan menambah beban pengeluaran Negara yang kini sedang mengalami defisit APBN. Padahal sebaiknya pemerintah dapat mengalokasikan dana tersebut untuk mengatasi kemiskinan akibat pandemi.

 

Demikianlah gambaran apabila Negara tidak diatur tata kelolanya dengan aturan sang pencipta Allah SWT. Hal ini tentu berbeda dengan Islam bahwa seorang pemimpin harus dapat membuat kebijakan yang tepat untuk perkara-perkara pelik yang tetap harus disandarkan kepada syariah Islam. Kebijakan yang diambil haruslah dapat melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Karena kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban kelak di hari akhir.

 

Terkait dengan kebijakan dalam rangka meningkatkan perekonomian di masa pandemi tidak hanya dapat dilakukan dengan menggenjot pariwisata saja namun dapat juga mengembang sektor pertanian, sektor sumber daya alam yang tidak diserahkan kepada asing, serta sektor lainnya yang dapat menjadi pertimbangan dan perhatian dalam Negara dengan konsep Islam. Wallahualam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *