Bahagia Walau Terluka, Good Mental Health Seorang Muslim

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bahagia Walau Terluka, Good Mental Health Seorang Muslim

Oleh Emmy Harti Haryuni 

Kontributor Suara Inqilabi

 

Walaupun jiwaku pernah terluka, hingga nyaris bunuh diri, wanita mana yang sanggup hidup sendiri di dunia ini. Walaupun mulutku pernah bersumpah tak sudi lagi jatuh cinta, wanita seperti diriku pun ternyata mudah menyerah.

Lirik lagu muda-mudi yang berjudul sang dewa tersebut nampaknya menggambarkan rapuhnya jiwa generasi kekinian yang jika jiwa mereka terluka, maka rasa-rasanya ingin bunuh diri dengan mengambil jalan tragis dan mengenaskan mengakhiri hidup untuk selama-lamanya.

Bayangkan, di bulan Oktober 2023 ini saja sudah tercatat di meja kepolisian ada sekitar empat kasus mahasiswi yang diduga bunuh diri. Kasus terbaru seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang ditemukan tak bernyawa di lantai luar parkiran sebuah mall kota Semarang, yang di dalam tasnya ditemukan kartu tanda pengenal, kartu mahasiswa, dan sepucuk surat permohonan maaf buat ibunya. (Tempo.Co.Id, 14 Oktober 2023)

Mirisnya kasus bunuh diri tidak hanya menimpa kaum wanita saja yang memang fitrahnya lemah, tapi juga menjerat kaum pria yang secara fitrah lebih kuat baik fisik maupun psikologisnya karena kaum lelaki adalah pemimpin.

Seperti kasus yang sedang ditangani aparat kepolisian Polres Malang, Polda Jatim, seorang pemuda ditemukan tewas gantung diri di dahan pohon setelah sebelumnya melakukan pembicaraan telephon dengan seorang wanita. Dugaan sementara adalah karena masalah cinta dan asmara dengan seorang wanita yang nomor teleponnya tertera di diriwayat panggilan menjelang aksi bunuh dirinya. (Republika.Co.Id, 13 Oktober 2023)

Manusia Diciptakan Dalam Kondisi Suka Berkeluh Kesah

Karakter dasar manusia ini telah dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. (QS Al-Ma’arij : 19-20)

Kondisi ini semakin diperparah dengan paham kapitalisme-sekularisme yang kini telah menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan kaum muslimin. Akibatnya umat menjadi liberal dan hedonis, perilakunya menjadi bebas tanpa diatur oleh aturan Sang Pencipta Allah SWT bahkan menilai kebahagiaan hanya dari materi dan kesenangan.

“Life, Liberty, and the pursuit of Happiness”, hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan itulah sebuah slogan yang tertuang dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1776. (Wikipedia)

Paham inilah yang kemudian disebarkan ke seluruh dunia, paham kebebasan untuk meraih kebahagiaan yang juga dijejalkan ke negeri-negeri muslim. Paham ini tiada lain ditujukan untuk merusak generasi muslim agar berperilaku sebebas-bebasnya hingga semakin jauh dari kehidupan takwa yang harus dijalani sebagai seorang muslim.

Kapitalisme mengesampingkan rasa kemanusiaan, karena manusia dianggap sebagai faktor produksi yang harus menghasilkan uang demi keuntungan yang sebesar-besarnya. Tak ayal kondisi ini membuat kehidupan manusia semakin tertekan karena menggerus fitrah manusia.Iman, Imun, dan Imam Adalah Kunci Kesehatan Mental Yang Baik (Good Mental Health)

Pertama iman, bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pemikirannya apakah bersabar atau mengambil jalan bunuh diri, dan pemikiran seseorang ditentukan oleh landasan keimanannya. Apakah keimanan memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia, dan menentramkan hati ataukah sebaliknya.

Keimanan yang tumbuh dari aqidah yang shahih akan melahirkan pemahaman tentang kehidupan ini dengan apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan ini. Inilah yang akan memancarkan pemahanan tentang dunia ini yang hanya fatamorgana, penuh tipuan, sementara, dan tempat yang sarat akan ombak dan badai untuk menguji manusia.

Bahwa kebahagiaan seorang muslim bukanlah ketika berperilaku bebas tanpa aturan dan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, bukan! Tetapi saat Allah ridho dengan perbuatan kita sekalipun rasanya sesak seperti menggenggam bara api hingga terluka.

Kedua imun, kondisi kesehatan fisik manusia akan mempengaruhi kesehatan mentalnya begitu pula sebaliknya buruknya mental seseorang akan berdampak pada munculnya berbagai penyakit fisik seseorang.

Oleh karena itu seorang muslim diperintahkan tidak hanya memakan makanan halal saja tapi juga thoyyib. Ini dimaksudkan agar metabolisme tubuhnya berjalan dengan sehat sehingga menghasilkan hormon-hormon yang berperan dalam menentukan mood seseorang, tegasnya good food akan menghasilkan good mood.

Ketiga imam, sesungguhnya point pertama dan kedua bisa dicapai dengan baik bila kaum muslimin berada dalam perlindungan dan penjagaan seorang imam atau khalifah. Betapa khalifah akan menjaga keimanan umatnya agar terhindar dari paham-paham sekuler yang merusak mental kaum muslimin dan akan menjaga imun umatnya dengan memberi jaminan terhadap kebutuhan pokok rakyat dan kesehatan rakyatnya.

Sejarah telah mencatat betapa kesehatan jiwa juga menjadi perhatian penting di masa kekhilafahan dengan berdirinya rumah sakit jiwa pertama di kota Baghdad pada masa Kekhilafan Abbasiyah. Dan selama masa keemasam umat Islam, hampir di seluruh kota telah didirikan rumah sakit jiwa.

Kehidupan adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dilindungi dengan baik. Hal ini sangat diperhatikan dalam Islam, sehingga penjagaan aqidah, nyawa, akal, harta, keamanan, keturunan, dan kehormatan menjadi prioritas utama yang akan diperhatian seorang khalifah sebagai pemegang amanah penjaga umat.

Maka tak heran dari peradaban emas seperti itu lahir pribadi-pribadi good mental health seperti Rasulullah SAW dan para sahabat yang walaupun terluka dan berdarah-darah karena dikhianati, disiksa, diperangi, hingga dibunuh pun mereka tetap bahagia. Melahirkan pribadi-pribadi tangguh karena hidupnya didedikasikan buat kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *