Menjaga Rumah Tangga Dalam Kehidupan Sekuler

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Menjaga Rumah Tangga Dalam Kehidupan Sekuler

Oleh: Sumisih

(Penulis Muslimah Jambi)

Dalam menjalani biduk rumah tangga tidak luput dari ujian kesenangan ataupun kesedihan yang dialami sepasang suami istri. Sudah seharusnya keduanya berusaha untuk mempertahankan pernikahan dan tidak boleh menyerah.

Pernikahan adalah menyatukan dua hati, suami dan istri untuk membangun dan menjalani kehidupan rumah tangga atas dasar cinta karena Allah SWT dan syariaat-Nya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah serta hukum syara menjadi landasan dan tujuan yang akan diraih dalam biduk rumah tangga. Dalam ketaatan sampai di surga nanti. Maka jalan yang dilalui tidaklah mudah. Ada harta, tahta, dawanita yang sering menganggu. Kalau tidak kuat melewati ujian ini fatal. Namun, tidaklah sulit jika rumah tangga yang dbangun menjadikan Allah sebagai sandaran dan penolong juga keyakinan yang kuat agar bisa selamat.

Ujian dari Allah pasti melewati kehidupan rumah tangga setiap pasangan. Adakalanya diuji dari pasangannya masing-masing. Misal perlakuan kurang baik dari salah satu pasangan. Kadang tergelincir dari sikap tidak baik, kasar kepada istri, atau sebaliknya. Banyaknya tuntutan dari sang istri. Akhirnya rumah tangga awalnya sakinah mawadah warahmah, kadang mengalami badai prahara.

Inilah ujian yang harus di pertahankan oleh setiap pasangan suami istri. Agar bahtera rumah tangga yang terguncang bisa tenang kembali. Oleh karena itu, situasi ini segera di selesaikan dengan intropeksi diri dan berbuat makruf adalah kewajiban.

Dalam Islam di perintahkan untuk bergaul dengan pasangan secara makruf. Menjadikan pasangan sebagai sahabat sampai Jannah. Jaga keharmonisan keluarga. Rumahku surgaku mari wujudkan. Selain itu butuh komunikasi yang baik. Berkumpul dengan keluarga momen yang ditunggu.

Firman Allah SWT:

“Dan bergaulah dengan mereka secara patut, kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, Maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (TQS An- Nisa:19)

Menggauli dengan baik adalah akhlak yang baik, bicara yang lembut, dan sopan. Mengakui kesalahan segera minta maaf. Setiap orang pasti tidak luput dari salah baik perbuatan, ucapan, atau penampilan. Mungkin suami kurang dalam pemberian nafkah kepada istrinya. Islam memerintahkan pasangan suami istri untuk bergaul secara makruf. Ketika pasangan ada yang kurang makruf, ini adalah ujian rumah tangga yang wajar di alami. Maka seharusnya pasangan masing- masing harus berusaha mempertahankannya dan tidak cepat menyerah.

Tips yang bisa dilakukan:

Pertama menyadari kesalahan dan segera meminta maaf. Maka sewajarnya saling introspeksi diri masing- masing. Hal yang tidak di sukai segera di selesaikan dan harus tahu mana yang disukai pasangan. Tidak lupa selalu memohon kepada Allah.

Kedua sabar dan berusaha saling menasihati. Dalam kehidupan rumah tangga tidak dapat di pungkiri kadang ada hal yang membuat pasangan kurang suka kadang sampai menimbulkan perselisihan, maka bersabarlah dan komunikasikan lagi dengan baik. Selagi tidak dalam kemaksiatan dan melanggar syari’at, maka harus saling memaafkan dan saling mengingatkan. Hubungan saling mencintai karena Allah tentu, saling mendoakan, saling menasihati serta saling memaafkan. Apalagi seorang suami sebagai imam bagi istri dan keluarganya .

Ketiga menahan diri dan tidak saling menyalahkan. Sebaik apapun rumah tangga pasti ada permasalan. Di sinilah peran suami dan istri saling menjaga. Tidak memberikan kesempantan nafsu dan setan turut campur. Bangun terus keimanan dan tawakal kepada Allah jangan malah mencari-cari kesalahan.

Keempat saling mendoakan. Sudah seharusnya saling mendoakan pasangan masing-masing. Agar diberi kesehatan, dimudahkan segala urusan, diberi rezeki yang halal. Doa adalah penjaga hati setiap orang.

Jika menghadapi berbagai ujian dan masalah tetaplah saling menghormati dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah. Semoga selalu diberi keberkahan, kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan ini.

Wallahu a’lam bishshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *