Melalaikan Anak Karena Ikut Pengajian? 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Melalaikan Anak Karena Ikut Pengajian? 

Siti Maryam (Penulis Muslimah Jambi)

Pernyataan Ketua Dewan Pengarah FC Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Megawati Sukarno Putri dalam pidatonya sungguh tidak tepat dan tidak relevan terkait sindiranya terhadap ibu-ibu pengajian yang dianggap lalai atau lupa akan kewajibannya menggurus anak dan suami di rumah.

Respon Ulama dan sejumlah tokoh banyak pihak menanggapi pidato Megawati dengan sindiran balik yang mempertanyakan maksud dari pidato tersebut di antaranya.

Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum(KPU) Andi Nurpati yang mengatakan bahwa Pengajian tidak dilakukan setiap hari, mengapa Megawati Tidak menyoal ibu-ibu Dugem (dunia gemerlap) ke diskotik? atau ibu-ibu yang bekerj Full day? Kata Andi Nurpati kepada SINDO News, Minggu, (19/2/2023).

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Majlis ulama indonesia(MUI) bidang Dakwah, KH.Muhammad Cholil Nafis. Menanggapi pidatony Megawati, ia mengatakan kebanyakan ibu-ibu yang datang kepengajian anak-anaknya sudah besar bahkan mereka lebih sebentar menghabiskan waktu ketimbang ibu-ibu yang bekerja kantoran dan menjalankan bisnis. Kata Kyai Cholil kepada Republika. Ahad, (19/2/2023).

Fenomena ibu-ibu pengajian tanda rindunya ummat akan Suasana islami di tengah arus digitalisasi media dan Informasi perkembangan ilmu semakin luas dan berbagai pemikiran serta pemahaman tersebar diberbagai media termasuk dakwah dan ilmu Islam yang mendorong kaum ibu terdorong memahami Islam. Guna membentengi diri dan keluarga dari arus pemikiran barat yang merusak generasi dan ibu khususnya.

Semua pihak mempertanyakan maksud dari Ibu Megawati yang menyidir ibu-ibu pengajian yang tidak ada kaitannya dengan problem bangsa hari ini yang mendera rakyat dari korupsi yang semakin menggurita, kenakalan remaja, LGBT yang jelas-jelas mengancam generasi serta harga-kebutuhan pokok yang melambung tinggi, perzinahan dan perselingkuhan yang meningkat. Gizi buruk serta kemiskinan yang terus bertambah di negeri ini seharusnya menjadi perhatian berbagai pihak termasuk mantan ibu presiden.

Terlebih banyaknya ibu-ibu yang ikut pengajian semakin memperbaiki kondisi masyarakat yang rusak dan lemah akibat jauhnya mereka dari agama dan tekanan hidup sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Dengan memahami Islam mereka mampu bangkit dan lebih kuat menjalani kehidupan.

kewajiban dan pentingnya mengkaji Islam.

Mengkaji Islam adalah kewajiban yang diperintahkan Allah SWT. dan memudahkan setiap kaum muslimin dalam meraih rida dan surga Allah.

Sebagaimana sabda Nabi SAW.

“Menuntut Ilmu itu wajib atas setiap muslim. (HR.Ibnu Majah).

“Barang siapa berjalan disuatu jalan untuk mencari ilmu maka akan dimudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Tirmidzi).

Lebih dari itu, banyak Keutamaan mengkaji ilmu Islam di antaranya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Ibu cerdas yang memahami Islam akan mudah dalam mendidik anak-anaknya menjadi shalih shalihah. Membentengi Diri dan keluarganya dari paham serta pemikiran rusak hari ini yang begitu nyata dan mampu melihat realita rusak di tengah-tengah masyarakat dengan kaca mata Islam yang mulia.

Sungguh Islam adalah sistem terbaik dari Sang pencipta yakni Allah yang mengetahui yang terbaik bagi ciptaannya. karenanya setiap muslim harus menyandarkan setiap perbuatannya sesuai dengn syariat Islam dan hal itu tidak mungkin dapat diraih kecuali dengan memahami Islam.

Dengan kehadiran ibu-ibu di kajian atau majlis ta’lim minimal satu atau dua kali dalam seminggu akan memudahkan mereka taat kepada Allah. Kriminalitas akan berkurang dengan hadirnya orang-orang taat dan tentunya mereka telah menunaikan kewajibn mereka kepada anak dan suaminya sebelum berangkat pengajian bahkan membawa serta anak-anak mereka mngenalkan kepada mereka kemulian Islam.

Negara harusnya memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang akan mampu meningkatkn keimanan masyarakatnya terlebih negeri ini mayoritas penduduk dengan muslim terbesar dunia. Alih-alih mendukung aktivitas menyadarkan ummat agar jauh dari kerusakan, pejabatnya menyindir kegiatan pengajian. Bagaimana negeri ini akan keluar dari cengkraman sistem rusak jika tidak kembali kepada sistem Islam yang dahulu pernah jaya selama 13 abad lamanya dan bagaimana kita bisa menjadi negeri yang luhur dan mulia jika bermaksiat kepada Allah allah dibiarkan. Yang taat dipersoalkan.

Sudah saatnya semua pihak menyadari pentingnya kembali kepada Islam kaffah dan mendukung setiap upaya untuk menyelamatkan umat dari kerusakan ide-ide kufur dengan memahami Islam dan kembali kepada Islam maka dengan itulah negeri ini akan diberkahi Allah SWT.

Wallahu a’lam bishshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *