Potret Buram Generasi Tanpa Visi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Potret Buram Generasi Tanpa Visi

Oleh Dian ‘Aisyah Handayani

(Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Sosial)

Mengamati kejadian yang sedang viral saat ini sungguh miris. Khususnya jika terkait generasi muda. Betapa tidak di usia yang sungguh punya peluang luar biasa untuk menorehkan prestasi luar biasa dalam kebaikan, justru dipergunakan untuk aktivitas yang jangankan menuai manfaat. Malah menimbulkan korban jiwa. Mulai dari terlibat kasus narkoba, aksi hadang truk demi konten, termasuk tawuran.

Dikabarkan dalam surat kabar Republika, seorang remaja berinisial M, yang diduga sedang membuat konten, tewas usai memaksa satu unit truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor untuk berhenti. Padahal, Pemerintah Desa Gunung Putri telah melakukan pengawasan agar tidak ada kejadian penghentian paksa truk oleh remaja dan anak-anak. Yang dalam pantauannya, remaja yang terlibat biasanya berusia sekitar 12 hingga 15 tahun.

Belum lagi aksi tawuran berdarah di kota Palembang makin massif, sempat mereda selama pandemi kini mulai marak lagi.  Kejadian tawuran ini tergolong massif. Masifnya aksi tawuran ini mulai terjadi di akhir tahun dan jelang tahun baru 2023. Catatan sumeks.co tawuran itu mulai marak kembali, meski sempat beberapa kali digagalkan anggota polisi. Diantaranya: Senin, 8 Januari 2023, mereka akan melakukan aksi tawuran di Lorong Ramayana Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni Palembang, dini hari 00.30 WIB.

Kemudian pada Minggu 11 September 2022, para pemuda ini akan melakukan aksi tawuran dan begal. Sat Reskrim Polrestabes Palembang berhasil mengamankan mereka. Anak-anak dan dewasa. Masih pada tanggal yang sama, Julian Prayuda (22) harus berurusan dengan aparat kepolisian Polsek SU I Palembang karena kedapatan membawa senjata tajam saat hendak melakukan tawuran. Lalu pada hari Rabu, 17 Agustus 2022, 20 pelajar dari sejumlah sekolah di Kota Palembang diamankan anggota Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel. Mereka dijemput polisi di sekolahnya masing-masing lantaran terlibat aksi sweeping dan melukai korbannya sesama pelajar. Sebelumnya, pada hari Minggu 15 Januari 2023 terjadi tawuran yang menewaskan satu orang.

Tidak hanya itu, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, yang melakukan patroli dilakukan di daerah Neglasari karena sudah banyak warga yang resah dan melaporkan aktivitas puluhan remaja yang mencurigakan tersebut. Alhasil, polisi mengamankan 72 remaja, 61 ponsel, 29 unit motor dan sebotol minuman keras jenis anggur merah. Dari sejumlah barang bukti yang disita itu, puluhan remaja itu dicurigai akan melakukan tawuran usai menenggak minuman keras (miras) yang ada. (Kompas.com). Dan ini bukan satu-satunya kasus di Tangerang. Bahkan sampai ada korban tewas.

Di Medan pun tidak ketinggalan, diberitakan di Detik.com seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut tawuran di Kecamatan Medan Belawan. Kini, remaja itu menjalani operasi bedah toraks di RSUP H Adam Malik. Ditangan mereka kini nyawa manusia menjadi sangat murah dan ringan untuk ditumpahkan.

Yang menjadi pertanyaan besar bagi kita saat ini adalah apa jadinya masa depan bangsa dan generasi itu sendiri kedepannya jika mereka sendiri pun sudah tidak memperdulikannya lagi? Melihat perilaku generasi saat ini tentunya menunjukkan generasi yang minim visi. Artinya generasi saat ini tidak punya gambaran apa dan bagaimana mereka mau mengisi kehidupan mereka di masa yang akan datang. Mereka sibuk mengejar duniawi dan eksistensi serta harga diri. Dimana saat ini predikat hebat di kalangan mereka diisi dengan julukan kuat dari sisi fisik, ditakuti dan memiliki kecukupan dari sisi materi. Tidak mampu menunjukkan pestasi dari sisi amal sholih ataupun akademik, maka disalurkan di pergaulan sosial dari sisi negatif. Apalagi menjadikan halal haram sebagai sandaran.

Maka tidak heran, yang nampak justru hanya potret betapa bobroknya generasi hari ini. Perilaku rusak pada generasi saat ini, tentuada kaitannya dengan pola asuh orangtua pola asuh orang tua berkorelasi denga edukasi yang cukup bagi para orangtua. Yang kita ketahui bersama bahwa belum ada kurikulum yang mengangkat mengenai hal tersebut. Dan ini tentu menjadi bagian dari wewenang dan kebijakan negara. Dan hal ini makin parah ketika negara juga tak punya visi penyelamat generasi. Dengan kebebasan media yang mencontohkan perilaku kekerasan, hedonisme, konsumtif maupun cabul marak disuguhkan.

Ditambah lagi, kurikulum yang berkiblat pada pandangan hidup ala barat dan hanya berorientasi pada dunia kerja. Menjauhkan generasi dari pemahaman agama. Terlebih dengan adanya pemahaman moderasi beragama. Generasi semakin khusyu, menganut nilai-nilai hak asasi manusia dan liberalism. Bahwa menuntut ilmu bukan memenuhi kewajiban dari Al Kholiq, namun dalam rangka mengejar materi. Jadilah generasi mengikuti kemana arus bertiup, abai terhadap bahaya yang mengancam.

Dalam hal ini nampaklah negara gagal dalam mengawal dan menyelamatkan generasi. Bahkan justru semakin menjerumuskan mereka pada potrem buram generasi tanpa visi ala barat. Berbeda dengan negara Islam yang memiliki visi mulia atas pemuda, juga memilki metode untuk menyelamatkanan generasi. Dimana aturan Allah akan dijadikan landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yaitu menjadi panduan bagi penguasa dalam membuat kebijakan dan aturan, Sehingga negara akan menjadikan akidah islam sebagai asas dalam kurikulum Pendidikan dan mengedukasi serta memastikan agar oarngtua melakukan pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya.

Begitupun mengawal media agar menyuguhkan hal-hal yang akan membangun pemahaman yang positif dan benar. Tidak hanya itu, segala sarana prasarana yang menunjang untuk menyalurkan segala potensi generasi agar terarah pada aktifitas yang positif pun turut diadakan. Namun, itu semua akan bisa direalisasikan hanya dengan menerapkan aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan tentunya dalam naungan institusi negara.

Bukti generasi gemilang pun tidak diragukan lagi. Generasi yang telah menorehkan sejarah peradaban terbaik mampu diwujudkan dalam naungan Khilafah Islamiyyah selama kurang lebih 12 abad. Sebagaimana yang dikenal masyarakat yaitu Muhammad Al Fatih ‘sang Penakluk Konstantinopel’, Abbas Ibnu Firnas ‘Penemu pertama model pesawat terbang’, dan masih bnayak lagi. Sangat berbanding jauh dengan potret generasi saat ini. Mereka semua telah menorehkan sejarah yang berkontribusi bagi kemaslahatan umat saat ini.

Maka jika kita ingin mewujudkan kembali masyarakat dan generasi yang berkepribadian mulia serta menghasilkan peradaban yang maju dan cemerlang maka penerapan aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan wajib untuk diperjuangkan.

 

Wallahu a’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *