Remaja Sering Tawuran, Potret Buram Masa Depan 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Remaja Sering Tawuran, Potret Buram Masa Depan 

Oleh Nilma Fitri S. Si 

(Kontributor Suara Inqilabi)

Semangat dan sentuhan pemuda senantiasa mewarnai perubahan dunia. Dari tangannya lahir peristiwa sejarah yang mengubah masa depan negara. Geliat dan kiprahnya adalah kunci keberhasilan suatu peradaban bangsa dan terpuruknya pemuda adalah indikasi runtuhnya sebuah peradaban.

Itulah gambaran pentingnya peran pemuda bagi kemajuan bangsa. Karena kondisi pemuda sekarang, adalah cerminan masa depan kondisi yang akan datang. Amatlah miris jika saat ini keadaan pemuda lebih banyak menorehkan tinta hitam kriminalitas. Pergaulan bebas dan pelaku aborsi, penyalahgunaan narkoba, serta tawuran yang melibatkan kalangan mereka sendiri.

Bekasi sebagai wilayah penopang ekonomi negara, juga tak luput mengalami dekadensi moral pemuda dengan aksi tawuran yang kerap dimuat dalam warta. Polisi berhasil mengamankan tiga oknum pelajar yang hendak tawuran di daerah Kampung Blokang (Warung Koting) Desa Karang sentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, pada Jumat, 27/1/2023. Sebanyak dua senjata tajam berupa Celurit juga berhasil disita polisi (radarbekasi.id, 27/1/2023).

Masih di wilayah Bekasi, aksi tawuran yang melibatkan lebih dari 20 orang di Jalan Kampung Utan Rt. 003/025 Wanasari Cibitung Kabupaten Bekasi, turut menewaskan seorang remaja. Dan polisi berhasil menangkap dua remaja dan enam orang temannya yang diselidiki sabagai pelaku penyerangan (bekasi.kinian.com, 3/2/2023).

 

Tawuran Tidak Juga Usai

 

Selain itu masih banyak kasus tawuran lain yang lalu lalang di media. Tidak hanya di awal tahun 2023, aksi tawuran juga memenuhi berita online di tahun 2022 lalu. Dan sampai saat ini, perkelahian antar remaja ini pun blm juga dapat diatasi oleh Pemerintah Bekasi. Walaupun di akhir 2022 lalu, pihak Polres Metro Bekasi telah melakukan antisipasi tawuran dengan menggelar Deklarasi Anti-tawuran yang dihadiri ribuan pelajar di Bekasi, tetapi belum memberikan hasil yang diharapkan.

Pemerintah juga telah melakukan tindakan penanggulangan lain, seperti : himbauan, sanksi dan hukuman, pemilihan duta tawuran, atau membuat lembaga yang menampung aspirasi remaja pecinta tawuran. Tetapi kenyataannya, jumlah tawuran masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.

 

Evaluasi Mencari Solusi

 

Oleh sebab itu, sudah saatnya kita sama-sama mengevaluasi, mengapa kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan tidak kunjung berhasil menekan laju tawuran. Kita juga bisa belajar dari sejarah bagaimana Al-Qur’an menggambarkan kisah pemuda-pemuda hebat, Ashabul Kahfi:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Kahfi ayat 13:

“Kami ceritakan kepada kamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.”

Karena iman kuat yang tertanam dalam diri mereka, dalam melawan kepemimpinan raja Daqyanus yang zalim dan penyembah berhala, maka Allah Swt. memberikan perlindungan-Nya dengan menidurkan mereka di dalam gua hingga pergantian masa kepemimpinan kepada raja yang saleh.

Begitu juga pada masa perjuangan dakwah Rasulullah saw. lebih didominasi oleh para pemuda Islam. Dan sebaliknya kaum penentang dakwah Rasul yaitu kafir Quraisy terdiri dari kaum tua yang stagnan terhadap ajaran nenek moyang mereka. Kaum Quraisy ini tidak rela menerima perubahan menuju kebenaran. Hingga akhirnya bersama dengan para pemuda, Islam menjadi berkembang dan menjadi peradaban gemilang berkat andil para pemuda muslim.

Dari sisi historis, tampak nyata eksistensi pemuda dengan kiprahnya yang cemerlang. Perjuangan mereka sebagai pahlawan sejati mampu mengalahkan musuh, mendakwahkan Islam ke penjuru dunia, dan mampu menciptakan karya-karya bermanfaat bagi peradaban selanjutnya.

Islam Solusi Tepat

Kita dapat menarik sebuah kesimpulan, pemuda milenial masa kini lebih condong kepada pamer kekayaan dan rasa tinggi hati. Mereka lebih mengedepankan cinta dan asmara daripada agama. Derasnya teknologi dengan filter sekularisasi tak mampu menjadi benteng diri. Pemuda pun ikut tergerus arus globalisasi.

Mereka menjadi orang yang tidak peka terhadap sesama. Nasihat dianggap suara sumbang, hingga mereka terpisah dari petunjuk kebenaran dan menjadi pemuda sesat yang tak tahu tujuan. Kenakalan remaja pun tak terelakkan. Tawuran menjadi jalan pamer kekuatan atau sekedar pelampiasan emosi yang tak sejalan.

Berbeda dengan pemuda yang di dalam dirinya tertanam iman, mereka takut akan hari pembalasan. Akidah menjadi sandaran bagi pemuda melakukan perbuatan. Islam menjadi filter mereka terhadap tantangan dan tuntutan zaman. Mereka akan mampu mengontrol diri dari pengaruh arus globalisasi.

Telah disebutkan dalam HR. Tirmidzi no. 2340:

“Engkau habiskan untuk apa masa mudamu? Rasulullah bersabda (tidak akan bergeser kaki anak adam ‘manusia’ pada hari kiamat nanti dihadapan rabb-Nya).”

Inilah fungsi Islam yang dijadikan sebagai ideologi. Karena Islam bukan sekedar agama yang hanya menjadi penyejuk hati atau hanya sekedar aturan ibadah saja. Sedangkan dalam pergaulan, remaja tidak memakai aturan Islam. Sebagai dampak asas sekularisme yang telah merengkuh dalam setiap aspek kehidupan. Meniadakan agama sebagai pengatur kehidupan.

Sudah saatnya kita menyelematkan remaja penerus masa depan. Dengan penerapan Islam sebagai ideologi dalam kehidupan kita. Ideologi Islam mampu menumbuhkan kualitas akidah Islam yang kokoh dalam diri pemuda. Kokohnya akidah, akan melahirkan akhlak mulia yang sejalan dengan norma kehidupan masyarakat. Juga akan melahirkan bibit unggul berkualitas demi menyongsong masa depan bangsa yang gemilang.

“Demi Allah, hidupnya pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya itu tak ada, maka keberadaannya juga tidak dianggap ada. (Imam Syafi’e)”

Wallahu a’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *