Mudik Membawa Petaka Di Hari Raya, Di Mana Peran Negara

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Mudik Membawa Petaka Di Hari Raya, Di Mana Peran Negara

 

Oleh Umi Kulsum 

Kontributor Suara Inqilabi

 

Korlantas Polri mencatat terdapat 273 kecelakaan terjadi pada hari Raya Idul Fitri 1444 H, Sabtu (22/4). Total 30 orang meninggal dunia akibat sejumlah peristiwa kecelakaan tersebut. Juru Bicara Polri dalam operasi Ketupat 2023 yaitu Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengatakan, “Data kecelakaan lalin pada 22 April 2023, berjumlah 273 peristiwa. Dengan rincian 30 orang yang meninggal dunia, 45 orang luka berat dan 378 orang luka ringan”.

Peristiwa kecelakaan periode 18-21 April 2023 berjumlah 933 kejadian, maka kecelakaan selama Operasi Ketupat total 1.206 kecelakaan. Total korban jiwa 83 orang, dengan rincian 55 orang selama periode 18-22 April 2023. Beliau juga menghimbau pada masyarakat yang melakukan mudik atau balik pastikan kondisi fisik yang sehat serta untuk selalu memeriksa kendaraannya sebelum melakukan perjalanan, manfaatkan rest area jika mengantuk atau merasa lelah agar tidak memaksakan dirinya (merdeka.com, 23/4/2023).

Dalam menangani arus mudik dan arus balik, Kapolri menerapkan kebijakan rekayasa lalu lintas berupa kontra flow, one way, ganjil genap, hingga rekayasa-rekayasa lain. Hal ini dilakukan guna memperlancar dan menyukseskan arus mudik dan arus balik. Selain itu juga melakukan langkah-langkah preventif dengan menempatkan personil dan melengkapi rambu dan marka jalan pada titik-titik rawan kecelakaan. Yaitu dengan membangun pos-pos pengamanan dan pelayanan di 37 titik seperti di ruas tol, jalur arteri, stasiun, terminal dan pelabuhan serta tempat wisata untuk menghadapi aktivitas masyarakat pada saat mudik.

Berita arus mudik terhitung sejak Selasa (18/4) hingga Minggu (23/4) meningkat jumlahnya, yaitu terdapat 1.457 kasus kecelakaan. Hal ini dijelaskan oleh Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan dengan korban meninggal dunia sebanyak 189 orang, 186 orang luka berat dan 2.013 orang luka ringan. Kecelakaan yang banyak terjadi yaitu pada waktu pukul 15.00 hingga 18.00 WIB. Faktor penyebab tertinggi yang sering terjadi adalah rem yang tidak berfungsi dengan baik. (kumparannews.com, 24/4/2023).

Idul Fitri Hari Silaturahmi

Momentum lebaran adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat kita untuk ajang silaturahmi, bermaaf-maafan, berkumpul bersama keluarga baik orang tua, saudara dan orang-orang terdekat yang kita sayangi, sekalipun harus menempuh perjalanan jauh hingga berhari-hari rela dilakoninya. Hal ini sudah menjadi suatu tradisi yang selalu dilaksanakan masyarakat kita. Silaturahmi sendiri merupakan salah satu amalan Sunah yang dilakukan saat bulan Syawal.

Seperti pada sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim). Sayangnya ajang silaturahmi ini sering kali menjadi petaka di Hari Raya. Sebagian orang yang mempunyai penghasilan yang cukup tinggi bisa mudik dengan transportasi yang aman dan nyaman sebaliknya orang yang memiliki penghasilan yang kecil akan memilih transportasi yang seadanya seperti sepeda motor yang lebih hemat. Padahal perjalanan mudik yang berjarak jauh dengan sepeda motor lebih melelahkan dan sangat berbahaya. Inilah yang paling banyak terjadi kecelakaan.

 

Minimnya Keamanan

Sungguh miris, setiap tahun selama arus mudik dan arus balik lebaran tiba masih saja terjadi kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban jiwa. Ratusan jiwa melayang dan ribuan orang luka-luka baik luka berat maupun ringan. Yang seharusnya mereka berkumpul dan berbahagia di Hari Raya Idul Fitri , tapi impiannya pupus sudah direnggut oleh kecelakaan maut yang menimpanya.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian yang serius oleh negara kita karena menyangkut keselamatan nyawa dan keamanan seluruh rakyatnya. Negara harus dapat meminimalisasi serendah-rendahnya angka kasus kecelakaan dari tahun ke tahun yang seringkali terjadi. Tapi hal ini terus berulang walaupun menurun tetapi hanya beberapa persen saja dari tahun sebelumnya.

Jika kita melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tidak jauh dari faktor infrastruktur seperti jalan tol serta jalan arteri yang kurang layak, banyak nya kendaraan pribadi yang keluar, tiket tol yang mahal serta harga tiket moda transportasi publik yang meroket. Selain itu, masih banyak lagi faktor penyebab yang lain seperti human error yang bisa menjadi pemicunya.

Kasus ini terus terjadi berulang kali setiap terjadi arus mudik dan arus balik lebaran sehingga hal ini menggambarkan tidak adanya penanganan yang serius dan komprehensif dari pemerintah untuk mengatasi lonjakan arus mudik ini. Menjelang lebaran banyak tiket transportasi yang harganya menjulang tinggi, dari tiket bus, kereta api, kapal laut, serta pesawat terbang. Hal ini dikarenakan pemerintah menyerahkan pada pihak swasta atau asing sehingga harga dimainkan sesuai keinginan atas azas manfaat demi mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Belum lagi dengan harga jalan tol yang mahal serta infrastruktur jalan yang kurang layak, hal itu merupakan tanggung jawab negara bukan pihak lain. Negara seakan abai dalam hal ini, semua dikomersilkan tanpa memikirkan keamanan, kenyamanan serta keselamatan rakyatnya. Inilah paham kapitalisme sekuler. Terkadang kita tidak sadar saat ini kita dibawa dalam arus kapitalisme yang rusak, yang menjauhkan diri kita dari syariat agama dan kepentingan umat. Kapitalisme hanya memikirkan aspek duniawi saja tanpa memperdulikan nyawa serta kerugian orang lain.

Syariat Berdasarkan Islam

Berbeda dengan Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keamanan, kenyamanan serta keselamatan. Nyawa seorang saja sangat berharga apalagi nyawa seluruh penduduk Indonesia. Jangan sampai mengorbankan sebagian nyawa demi kepentingan keuntungan segelintir orang saja. Sesuai dengan salah satu hadist yaitu Rasulullah bersabda:

“Imam/penguasa adalah Raa’in dan penanggung jawab urusan rakyatnya” (HR Bukhari). Banyak PR yang harus dilakukan negara dalam hal ini yaitu seperti:

Pertama negara harus bertanggung jawab penuh tidak setengah hati akan penyediaan transportasi baik darat, laut maupun udara yang murah, aman dan nyaman tanpa harus campur tangan pihak swasta yang dapat mematok harga tiket di luar nalar. Negara harus mempermudah rakyat dalam mengakses moda transportasi jenis apapun.

Kedua negara juga memperhatikan infrastruktur seperti perbaikan jalan yang baik dan selesai pada waktu pengerjaannya tidak asal-asalan sehingga jalannya layak dilalui. Juga memberikan sarana pendukungnya seperti penerangan, menyediakan banyak tempat peristirahatan yang layak pula dengan tersedianya air, SPBU, tempat ibadah,rumah makan bagi pemudik yang kelelahan di perjalanan. Sehingga pemudik bisa sampai tujuan dalam keadaan yang optimal.

Mudik lebaran ke kampung halaman dapat terealisasikan dengan baik dan lancar, jika negara dapat merealisasikannya dari sistem transportasi, sarana dan prasarana dilakukan oleh negara secara mandiri tanpa tergantung pada pihak asing atau swasta. Maka negara harus mengelola kekayaan SDA yang ada dengan baik dan benar, sehingga dana yang terkumpul dapat mencukupi hajat hidup rakyat banyak.

Tapi jika negara masih dalam paham rusak kapitalisme, hal ini sulit terwujud karena masih mengesampingkan hak- hak rakyat nya. Hal ini justru memperparah keadaan. Maka sudah sepatutnya kita menerapkan syariat Islam secara kaffah. Agar problematika hidup terurai melalui solusi terbaik, seperti kasus kecelakaan arus mudik di atas. Agar mudik lebaran berkah , selamat dan penuh bermakna.

Wallahu A’lam bishshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *