Islam Solusi Untuk Menjamin Kualitas Kesehatan Generasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Islam Solusi Untuk Menjamin Kualitas Kesehatan Generasi

Sherlina Dwi Ariyanti,A.Md.Farm.
(Aktivis Dakwah Remaja)

Demam Berdarah Renggut Nyawa. Belakangan kembali meningkat kasus demam berdarah terutama pada anak-anak. Dilansir oleh Kompas.id(05/02/2024) Kementerian Kesehatan melaporkan 73 persen dari 1.183 kematian akibat demam berdarah dengue pada tahun 2022 adalah anak-anak berusia 0-14 tahun. Untuk Jawa Timur, tepatnya di kabupaten Situbondo, telah terjadi 40 kasus demam berdarah dengue. Ini bukanlah kasus yang sedikit, sehingga memang butuh penanganan yang serius.

Demam berdarah atau DBD sendiri adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu. Sementara itu, pada kasus yang parah, bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian. Memang sudah seharusnya penanganan dari DBD ini tidak diremehkan.

Penanganan DBD Harus Serius
Sejatinya kasus demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu ancaman penyakit yang harus mendapatkan perhatian ekstra. Pasalnya, pada kasus ini penanganan tidak bisa dilakukan sebatas lingkup individu. Langkah yang harus dilakukan melibatkan peran berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga negara.

Dilansir oleh Kemenkes.go.id(13/06/2019) menyampaikan berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Salah satu caranya adalah dengan melakukan PSN 3M Plus. Pertama, kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

Kedua, kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Ketiga, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Namun sayang, mengurangi genangan air yang merupakan sarang nyamuk aedes aegyepti cukup sulit untuk dilaksanakan. Pada faktanya ketika curah hujan meningkat, kasus banjir yang menyebabkan genangan air disekitar masyarakat hampir terjadi di seluruh wilayah. Hal ini bukan terjadi semata-mata karena curah hujan meningkat, namun semua ini karena keterbatasan infrastruktur ditengah masyarakat untuk mengurangi bencana banjir dan genangan air.

Seperti halnya yang dilansir oleh Suarasurabaya.net(07/02/2024) pada saat pers Diskominfo Surabaya disampaikan bahwa ada wilayah yang belum ada saluran pompa air, penyempitan saluran akibat pembuatan akses jalan untuk persil, banyaknya sampah yang menghambat aliran ke rumah pompa, kerusakan perangkat pompa, dan pintu air karena tingginya frekuensi pemakaian. Hal ini yang memicu terjadi banjir dan genangan air.

Tentu saja, kondisi seperti ini tidak relevan dengan yang telah dijelaskan diatas. Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur di sistem kapitalis sangat membatasi pergerakan upaya pencegahan demam berdarah. Jika kendala ini terus terjadi maka begitu banyak nyawa generasi muda yang terancam terinfeksi demam berdarah. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas negara sangat penting untuk menunjang upaya preventif.

Negara Hadir Untuk Melayani Rakyat

Salah satu kesempurnaan Islam bisa dilihat dari pengaturannya terhadap seluruh aspek kehidupan. Aspek yang vital antara lain masalah kesehatan. Rasulullah saw. bersabda:
الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Imam adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR al-Bukhari).

Masalah Kesehatan adalah kasus yang begitu penting dalam kehidupan. Terkait tindakan pencegahan dan penanganan kasus demam berdarah dengue, Islam memliki mekanisme preventif dan juga menjamin kualitas tindakan kuratif. Dalam kasus ini, kesadaran akan pencegahan tentang demam berdarah dengue ataupun penyakit lainnya memang harus dipahami sejak dini oleh masyarakat. Namun upaya edukasi ini juga harus dijalankan dan diberikan oleh tim dari pemerintahan. Selain itu, fasilitas infrastruktur dan mengontrol seluruh media penyebaran virus demam berdarah ini menjadi tanggungjawab dari negara.

Pada saat yang sama, negara memastikan segala pencegahan dilakukan. Namun, negara tidak boleh lepas tangan dalam mengatur kesiapan fasilitas untuk tindakan kuratif. Salah satunya adalah kesiapan fasilitas kesehatan untuk menangani penderita yang membutuhkan tindakan medis.

Dalam Islam pengaturan masalah kesehatan tetap secara mutlak tidak boleh keluar syariat Islam. Dilansir oleh Muslimahnews.id(19/08/2023) ternyata fasilitas pelayanan kesehatan dalam Islam mengatur negara bagi perawatan kesehatan publik. Namun untuk kelola tetap dengan prinsip sosial tanpa pungutan biaya sedikitpun. Kesehatan dalam pandangan Islam kebutuhan pokok publik yang wajib dijamin langsung pemenuhannya oleh negara dengan kualitas terbaik.

Negara harus mendirikan rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat dengan fasilitas lengkap tanpa membedakan antara desa dan kota. Apalagi membedakan fasilitas berdasarkan status pembayaran. Tak hanya fasilitas, petugas medis juga menjadi tanggungjawab negara terkait kuantitas dan kualitas yang akan dikirimkan untuk masyarakat.

Selain itu, dalam aspek pembiayaan kesehatan di sistem Islam semua berbasis baitul mal yang bersifat mutlak, Keberadaan lembaga-lembaga pelaksana teknis fungsi negara (rumah sakit atau laboratorium) dilarang menjadi sumber pemasukan kekayaan negara. Keberadaannya murni untuk pelayanan rakyat.

Tentunya, pelaksanaan konsep kesehatan seperti diatas tidak bisa dijalankan ketika sistemnya bukan Islam. Karena pada dasarnya, seluruh kebijakan terlahir tergantung dari sistem yang diterapkan. Oleh karena itu, untuk bisa menjalankan konsep pengaturan kesehatan yang memudahkan rakyat serta memberikan kualitas kesehatan yang baik, tidak ada yang lain selain kembali kepada pengaturan Allah SWT. Hal ini telah terbukti sejak masa Daulah Islam yang dipimpin Rasulullah hingga masa kekhilafahan Islam. Tidak ada data yang bisa membantah kesuksesan sistem Islam dalam membangun derajat kesehatan masyarakat yang tinggi.

Tingginya derajat kesehatan yang baik, terutama generasi muda tentu akan menjadi investasi masa depan bagi sebuah negara. Baiknya kesehatan generasi muda akan meningkatkan kualitas dari generasi. Dan tentu saja, kualitas generasi akan berpengaruh pada peradaban suatu negara. Generasi muslim yang sehat terlahir dari sistem kehidupan yang taat yaitu Islam dalam bingkai khilafah.

WalLâhu a’lam Bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *