Bullying Jerat Generasi, Islam Hadirkan Solusi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bullying Jerat Generasi, Islam Hadirkan Solusi


Oleh Izzah Saifanah

Kontributor Suara Inqilabi

 

Kasus bullying sepertinya makin massif, sebagaimana dikutip dari situs Republika (20/10), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan berdasarkan hasil Asesmen Nasional pada 2022, terdapat 36,31 persen atau satu dari tiga peserta didik (siswa) di Indonesia berpotensi mengalami bullying atau perundungan. “Kasus perundungan maupun kekerasan lainnya yang terjadi di sekolah sudah sangat memprihatinkan,” kata Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami.

Penting bagi kita untuk mengetahui apa saja faktor penyebab maraknya bullying. Pertama, hilangnya fungsi keluarga dalam pendidikan anak. Sistem sekularisme yang diterapkan saat ini turut mengubah pola asuh orangtua. Pemisahan agama dari kehidupan, membuat orangtua meminimalkan penanaman akidah dana dan kepada anak. Orientasi pendidikan untuk mengejar materi. Anak di sekolahkan hanya untuk mendapatkan pekerjaan bagus dan bisa hidup enak di kemudian hari.

Kedua, hilangnya kontrol masyarakat dalam beramar makruf nahi munkar. Sistem sekuler telah menjadikan masyarakat menjadi individualis hanya mementingkan urusannya sendiri, cuek terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, tidak peduli dengan maraknya kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya dan tidak tergerak untuk mencegahnya. Tidak ada inisiatif atau dorongan untuk saling mengingatkan, apatah lagi inisiatif untuk bersama-sama mencegah kemaksiatan.

Ketiga, kurangnya peran negara dalam mengawasi media. Tontonan generasi saat ini dipenuhi dengan kekerasan baik dalam film maupun game. Sehingga mudah memicu perilaku tercela seperti pembunuhan, tawuran, narkotika dan tindak kriminal lainnya. Alhasil remaja kita menjadi terbiasa melihat kekerasan atau bullying yang pada akhirnya dikhawatirkan akan menjadikan mereka menormalisasi perilaku kekerasan atau bullying tersebut dengan menganggapnya biasa. Perundungan adalah salah satu penyakit sosial hasil peradaban sekuler Barat. Tak hanya marak di Indonesia, tetapi juga di sekolah-sekolah luar Indonesia. Ini karena sistem sekuler telah membawa generasi ke dalam jurang kerusakan.

Dalam Islam, akidah menjadi asas utama dalam pendidikan. Maka tidak heran, pada masa kejayaan Islam lahir generasi cerdas dan berahklak mulia. Mereka tidak hanya menjadi ilmuan tapi juga menjadi ulama. Ada 4 faktor yang menjadi kunci kesuksesan tersebut. Pertama, keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan yang menjadi benteng dari perilaku jahat dan sadis. Seseorang yang memahami Islam dengan benar akan menjauhkan dirinya dari perbuatan tercela. Ia menyadari konsekuensi sebagai hamba Allah adalah menaati seluruh perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Kedua, penerapan sistem pendidikan Islam akan melahirkan individu berkepribadian dan berakhlak mulia secara komunal. Negara menerapkan sistem pendidikan ini di semua jenjang sekolah dan satuan pendidikan. Tatkala sistem pendidikannya baik, output generasi yang tercetak juga baik. Negara juga harus h media dan informasi yang mudah diakses anak-anak. Tidak boleh ada konten berbau kekerasan dan pornografi yang bertebaran di media mana pun.

Ketiga, dengan landasan akidah Islam, pola asuh orang tua dalam mendidik juga akan berubah. Suasana keimanan akan terbentuk dalam keluarga. Ketika anak kenyang perhatian dan kasih sayang orang tua, ia tumbuh menjadi pribadi yang hangat, peduli sesama, dan tidak mudah mencela orang lain.

Keempat, penerapan sistem pergaulan sosial berdasarkan syariat Islam akan melahirkan masyarakat Islam yang bertakwa. Membangun masyarakat dengan budaya amar makruf nahi mungkar harus dengan sistem Islam secara kaffah. Berdakwah akan menjadi karakter bagi setiap individu, yakni tidak akan menoleransi tindakan apa pun yang bertentangan dengan syariat Islam, termasuk perundungan.(Muslimah News.Id, 23/05/23 )

Sungguh penerapan Islam mampu mencetak generasi mulia yang tidak tertandingi selama belasan abad lamanya. Generasi terjaga dari bullying dan segala kerusakan lainnya. Ini bukan sekedar konsep tapi membutuhkan sinergitas semua pihak agar terealisasi dalam kehidupan.

Wallahu a’lam Bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *