Oleh: Afiyah Rasyad
Geliat pagi berselimut kabut
Memoles hati yang bercerabut
Jiwa tergoncang oleh hingar bingar kalut
Berpeluh-peluh nestapa dirajut
Kejayaan kian suram
Menapaki nestapa dalam temaram
Bersekutu dalam perang yang kelam
Kekalahan dirasakan dengan baku hantam
Parodi kemunduran mulai dijalani
Saat noktah peradaban meracuni
Pada sendi kehidupan yang mumpuni
Membawa petaka dalam bingkai tirani
Tekanan nestapa mulai datang
Seketika cahaya memudar dan mulai menghilang
Mengukuhkan intervensi pada negara yang curang
Mencabut rahmat dan kejayaan gemilang
Suasana keimanan pun mulai memudar
Menjadi serpihan ritual yang berpijar
Dicabut ruh Suka dengan cara bar-bar
Oleh sekularisme yang bermahkota sangar
Islam kaffah mulai dicampakkan
Merenggut rahmat dan ukhuwah dari kehidupan
Noktah peradaban semakin merajai kejayaan
Malapetaka pun datang membawa euforia keruntuhan
Bilik hati semakin sempit
Bertahta kedzoliman yang kian menggigit
Risalah Islam dianggap penyakit
Panjangnya kekejaman menggelar masa sulit
Secercah harapan menggelora
Ghiroh perjuangan semakin membara
Menyingkirkan noktah pembawa sengsara
Dengan bergantung pada Allah Yang Maha Memelihara
Doa-doa di lambungkan
Berhias triliunan asa akan pertolongan
Meyakini janji Allah adalah kepastian
Bahwa Islam kan kembali memimpin peradaban