Sudahi Generasi Tawuran Dengan Sistem Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sudahi Generasi Tawuran Dengan Sistem Islam

 

Oleh Erna Ummu Azizah

Kontributor Suara Inqilabi

 

Lagi dan lagi, kasus tawuran pelajar terus terjadi seakan sulit disudahi. Kondisi generasi hari ini memang ngeri, sudahlah pergaulan bebas menghantui, ditambah emosi yang tak terkendali, membuat generasi rentan bertindak kriminal dan anarki.

Seperti kasus tawuran pelajar di Bogor yang berhasil digagalkan. Polisi menangkap lima orang remaja yang hendak melakukan tawuran di tiga titik wilayah Kota Bogor, Minggu (6/8) dini hari. Saat diperiksa petugas, mereka kedapatan membawa senjata tajam seperti celurit dan golok yang disimpan dalam tas gitar dan tas raket. (Radar Bogor, 6/8/2023)

Berulangnya kasus tawuran pelajar menjadi PR bagi semua pihak, baik keluarga, sekolah, masyarakat maupun pemerintah. Apalagi ini menyangkut generasi penerus bangsa. Bagaimana akan menghasilkan calon-calon pemimpin yang baik dan berakhlak mulia jika generasi mudanya suka tawuran? Bukannya berperan malah baperan. Istilah zaman sekarang “senggol bacok”. Salah sedikit, main hajar, pukul dan bertindak anarki lainnya.

Kasus tawuran antar pelajar biasanya dimulai dari hal sepele, seperti saling mengolok, adu mulut, unjuk kekuatan satu sama lain hingga masalah pacaran. Dari konflik kecil ini, kemudian membesar hingga menimbulkan ketegangan kelompok. Emosi yang labil membuat para remaja berpikir pintas.

Memang tidak dipungkiri, generasi saat ini begitu mudah tersulut emosinya. Banyak faktor penyebab, entah itu salah pola asuh di dalam keluarga. Sistem pendidikan saat ini yang minim pendidikan agama alias sekuler. Juga faktor-faktor lainnya, seperti pengaruh lingkungan, internet dan sebagainya.

Berbagai aturan dibuat untuk menyudahi berbagai kasus rusaknya generasi. Namun nyatanya berbagai regulasi tersebut tidak cukup menangkal kenakalan remaja yang kian hari kian meresahkan. Bukan hanya tawuran, tapi juga pergaulan bebas, minuman keras, narkoba dan lain sebagainya.

Tentu hal ini menjadi cambukan bagi Pemkot, bahkan pemerintah pusat. jangan hanya menyelesaikan masalah di hilir saja, tapi juga membenahi masalah di bagian hulu. Yaitu membenahi sistem pendidikan yang melahirkan generasi beringas yang suka tawuran.

Pembenahannya tentu dengan mengubah sistem sekuler kapitalis yang telah memberikan kebebasan tanpa batas pada para pelajar. Mereka yang seharusnya sibuk menimba ilmu, namun malah disibukkan dengan aktivitas rusak dan sia-sia.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam, dimana para pelajar akan ditanamkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban dan merupakan ibadah untuk meraih ridha Allah SWT. Mereka akan bersemangat menimba ilmu dan melakukan aktivitas yang bermanfaat dunia akhirat. Maka tak heran jika pada masa peradaban Islam, lahir berbagai ilmuwan yang berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban manusia.

Sejatinya, pendidikan berbasis sistem Islam, tidak terlepas dari paradigma Islam. Menjadikan pemikiran bersandar pada akidah Islam dan tauhid. Pendidikan dalam Islam merupakan upaya sadar sebagai hamba kepada Allah SWT, dan insan yang seluruh hidupnya untuk kebaikan umat. Tidak serta merta mengejar titel semata, materi dan popularitas.

Hal ini pun tentu dengan kerja sama yang baik dari semua pihak. Terutama sebagai orang tua, yang sedari dini anak-anaknya diajarkan akidah, akhlak dan adab. Juga pemahaman terhadap syariah Islam. Sehingga tahu batasan-batasan, mana yang boleh dan tidak.

Tidak seperti saat ini, generasi dibiarkan bebas. Akhirnya bablas menjadi generasi yang beringas. Mereka berbuat sesuai dengan hawa nafsunya semata tanpa diatur oleh aturan agamanya. Wajar jika lahir generasi “doyan tawuran”, bahkan sampai ada yang melancarkan aksinya secara live. Mempertontonkan kerusakan dengan berani dan terang-terangan. Na’udzubillah.

Negara pun punya andil penting dalam melindungi generasi. Maka segala celah yang bisa merusak generasi akan diblokir dan ditutup serapat mungkin. Seperti menyaring dan mencegah tontonan yang tidak mendidik. Banyak konten porno, eljibiti dan tayangan unfaedah selalu bermunculan sehingga mengajarkan nilai-nilai sekuler-liberal. Disinilah tangan negara bekerja, karena ada kuasa dan wewenang di dalamnya.

Sungguh, hanya dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah (menyeluruh) yang dapat membimbing pelajar menjadi generasi gemilang. Karena di dalamnya akan ada kerja sama yang baik dari keluarga, masyarakat maupun negara. Semua dilakukan semata karena ingin menjaga generasi penerus peradaban agar senantiasa berada dalam keimanan dan ketakwaan. Sehingga lahir pemimpin maupun masyarakat yang baik dan beradab.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *