Sistem Sekulerisme Mencetak Generasi Rusak

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sistem Sekulerisme Mencetak Generasi Rusak

Oleh : Mariah

 (Pegiat Literasi Dakwah)

Akhir-akhir ini masyarakat dibuat resah dengan maraknya tawuran dan kekerasan yang terjadi di beberapa daerah. Ketenangan masyarakat dalam beribadah di bulan ramadan ini terusik dengan maraknya aksi tawuran sekaligus kekerasan bahkan berujung pembunuhan yang dilakukan oleh kalangan pemuda dari berbagai usia dan berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Tak ayal Media pemberitaanpun ramai dengan berbagai berita mengenai maraknya aksi ini. salah satunya seperti dilansir, SUKABUMIUPDATE.com – Tawuran berkedok perang sarung nyaris terjadi di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu dini hari (25/3/2023). Tiga titik menjadi lokasi rencana aksi ini yakni Lapang Sekarwangi, Desa Karangtengah, dan Kampung Gaya Ika (Kelurahan Cibadak).

Kejadian tersebut hanya salah satu dari maraknya aksi tawuran yang terjadi di berbagai daerah. Bahkan Masih di daerah yang sama, terjadi aksi pembunuhan terhadap siswa SMP. Polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Dilansir detikJabar, Jumat (24/3/2023), peristiwa pembacokan ini geger karena korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram.

Hal ini tentu membuat resah masyarakat. Terlebih lagi bagi para orangtua yang mengkhawatirkan putra putrinya menjadi korban bahkan pelaku dari aksi tawuran ini. Apalagi mobilitas masyarakat di luar rumah meningkat di bulan Ramadan ini seiring aktivitas ibadah di luar rumah seperti melaksanakan shalat berjamaah dan shalat tarawih di masjid-masjid.

Sungguh miris jika kita membahas masalah remaja dan pemuda saat ini yang justru lebih dekat dengan aksi kekerasan, kriminal, senjata tajam, tawuran, pembunuhan, dan kejahatan lainnya. Mirisnya lagi mereka dengan bangga dan berani mempertontonkan aksi kekerasannya di media sosial. Generasi muda yang semestinya dikenal dengan usia emas malah terjerumus pada perbuatan mengerikan hingga menjadi pelaku kejahatan. Bahkan tak sedikit yang menjadi korban salah sasaran.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti tindakan pencegahan berupa peningkatan keamanan melalui patroli-patroli oleh pihak terkait. Juga melakukan perubahan melalui pendidikan dengan mengubah kurikulum dengan tujuan dapat mencetak generasi lebih produktif dengan kegiatan positif. Juga pembentukan karang taruna di setiap lingkungan masyarakat agar kaum muda termasuk pelajar mempunyai wadah untuk berkegiatan yang baik dan bermanfaat. Tetapi selalu ada celah bagi kejahatan dengan beraneka cara dan bentuknya. Sungguh ngeri membayangkan masa depan negeri dengan kualitas generasi yang rusak seperti ini.

Aksi-aksi kekerasan tersebut dan berbagai kejahatan lainnya, bukan hanya terjadi sekali saja tetapi berulang kali. Artinya, ini bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan cara pragmatis atau jangka pendek, misalnya dihukum penjara atau diberi peringatan sesaat. Generasi muda yang cenderung menjadi pelaku kekerasan harus dididik dan dibina dengan sistem jangka panjang dan berkesinambungan sehingga pada masa mendatang tidak akan terjadi kasus yang sama.

Jika ditelaah lebih dalam, generasi sekarang ini tumbuh dan berkembang dalam asuhan sistem sekuler kapitalisme yang tidak menjadikan agama sebagai aturan dasar dalam kehidupan. Jadilah mereka tumbuh menjadi generasi yang lemah iman sehingga tidak memiliki perisai kuat dalam mencegahnya berbuat maksiat. Generasi lemah iman akan mudah terpengaruh pada perilaku, tontonan dan konten negatif. Apalagi generasi saat ini begitu lekat dengan media sosial yang mudah di akses lewat smartphone.

Banyak di antara generasi muda terjebak pada gaya hidup mewah dan kekinian. Alhasil mereka menggunakan cara apa pun, untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya. Mereka melakukan kejahatan demi mendapatkan materi agar terpenuhinya gaya hidup , bahkan mereka mau membuat konten negatif hanya demi mendapatkan uang.

Ada pula yang terlibat kejahatan karena tuntutan ekonomi yang sekarang ini makin sulit mendapat pekerjaan layak. Tidak jarang pula kita temukan mereka berbuat kriminal karena untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tega melakukan tindakan keji.

Sistem sekuler kapitalisme adalah sumber masalah bagi generasi. Kurikulum pendidikan sekuler nyatanya gagal mewujudkan generasi berkualitas. Karena tidak cukup hanya dengan kepintaran saja, melainkan dari sisi akhlak pun harus baik. Sistem sekuler memisahkan antara urusan pendidikan dengan agama dan menjadikan Generasi jauh dari islam sehingga mengakibatkan generasi yang rusak. Baik pemikirannya maupun perasaannya. kedua hal tersebut akan berpengaruh pada tindak tanduk dalam kehidupannya.

Dalam Islam generasi muda benar-benar dibina dengan metode berbekas dan berkesinambungan. Pembekalan tauhid sekaligus penguatan akidah menjadi dasar utama agar tercipta generasi dengan iman yang kuat. Pendidikan yang utama dalam keluarga dimana pola asuh dan pola didik orang tua sesuai dengan tuntunan Islam dan akidah sebagai asasnya. Dengan begitu keimanan dari setiap anggota keluarga akan mencegah mereka dari perbuatan maksiat dalam menjalani kehidupannya.

Kemudian kontrol lingkungan masyarakat melalui amar makruf nahi mungkar. Saling menasihati akan mencegah individu berbuat kemaksiatan bahkan kerusakan. Dengan begitu, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, negara menerapkan sistem Islam menyeluruh di segala aspek kehidupan. Negara menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam. Negara wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyat sehingga masyarakat terhindar dari berbagai kejahatan. Negara juga wajib menghilangkan segala hal yang berpotensi merusak keimanan dan ketaatan setiap muslim. Seperti mengawasi, mengendalikan segala media yang ada agar tidak ada penyimpangan seperti tontonan-tontonan negatif dan tidak pantas sekaligus konten-konten kekerasan lainnya. Serta menindak tegas sesuai aturan islam pada semua pihak yang melanggar.

Ini semua hanya dapat terealisasi jika aturan Islam diterapkan dalam sebuah negara dalam naungan khilafah. Khilafah telah melahirkan banyak generasi unggul dan berkwalitas di berbagai bidangnya. Dengan Khilafah, generasi terjaga dari setiap tindak kejahatan dan kemungkaran.

Wallohu’alam bishawab.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *