Sikap individualis Keniscayaan Dalam Sistem Kapitalis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sikap individualis Keniscayaan Dalam Sistem Kapitalis

Dewi Sartika (Penggiat Literasi)

Beberapa bulan yang lalu publik dikagetkan dengan penemu mayat satu keluarga di Kali deres Jawa Barat ini kasih yang sama terjadi kembali seorang ibu dan anak ditemukan meninggal di dalam rumahnya dan belum diketahui penyebabnya hingga kini.

Kasubdit 4/Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Saiman menyatakan, pihaknya telah memeriksa 10 saksi terkait dengan kasus penemuan mayat tinggal kerangka di kawasan Cinere Depok dua saksi dari 10 saksi berinisial S&K

Sebelumnya ditemukan dua jasat ibu dan anaknya. Jasa seorang ibu berinisial GAH 68 tahun beserta anak laki-lakinya berinisial DAW 38 tahun ditemukan membusuk di perumahan elit Bukit Cinere Indah kecamatan Cinere Depok kamis, Tempo.co. (7-9-2023).

Kapitalisme Biang Sikap individualisme

Seperti halnya kasus-kasus yang lalu korban meninggal merupakan Warga yang jarang bersosialisasi dengan warga lain dan cenderung tertutup, sehingga kematiannya baru terbongkar setelah tercium bau busuk. Padahal, mereka tinggal di Kompleks Perumahan yang tidak minim penghuni, justru mereka tinggal di perumahan elit. Hal ini membuktikan pola hubungan antar individu yang terjadi dalam kehidupan sosial saat ini telah terkikis. Rasa empati, kepedulian, simpatik yang ada dalam tatanan kehidupan masyarakat telah berubah jadi sikap yang apatis dan individualistis.

Sikap individualistis telah menjadi karakter dan niscaya terjadi pada masyarakat sekuler kapitalis, Sebab di dalam masyarakat sekuler kapitalis yang mengagungkan kebebasan menganggap bahwa mereka memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan hidup bersosialisasi atau tidak. Mereka menganggap kehidupan pribadi adalah suatu privasi yang harus dihormati, sehingga menjadi suatu yang wajar jika ada salah satu tetangga mereka yang meninggal tidak diketahui oleh tetangga lainnya. Masyarakat kapitalis memiliki mindset berfikir bahwa kepedulian terhadap orang lain dianggap sebagai campur tangan terhadap urusan orang lain.

Penerapan sistem sekuler kapitalis menjadikan masyarakat memiliki pemikiran dengan asas manfaat, saling tidak peduli sesama manusia. Manfaatnya menjadi tolak ukur dalam perbuatan, bukanlah halal dan haram, ataupun tercela. Meskipun perbuatan yang dilakukan itu merupakan sikap yang tercela namun ketika mendatangkan suatu manfaat maka akan dilakukan. Tetapi sebaliknya meskipun perbuatan itu terpuji ketika tidak mendatangkan manfaat maka akan dijauhi seperti halnya menjalin hubungan baik dengan tetangga pun tidak dilakukan karena dianggap tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya.

Pandangan Islam

Islam adalah agama Paripurna di dalamnya memancarkan aturan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat muslim yang diterapkan untuk mengatur persoalan dalam aspek kehidupan. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islami sehingga sikap individualistik, mementingkan urusan pribadi tidak akan terjadi. Karena, mereka memahami bahwa seluruh umat muslim adalah saudara, mereka memiliki ikatan yang sama yakni ikatan aqidah. Ikatan inilah yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan umat di seluruh dunia. Masyarakat menyadari bahwa pengabaian terhadap Tetangga adalah perbuatan tercela yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Islam memiliki seperangkat aturan dan hukum yang sempurna dalam membangun masyarakat yang Islami diantaranya tentang hukum-hukum seputar kehidupan bertetangga serta adab-adab dan aturan yang mengatur hubungan antara Tetangga. Adab dan aturan yang diterapkan oleh Islam mampu mewujudkan suasana menyenangkan, keimanan, dan membahagiakan.

Islam telah menempatkan kedudukan tetangga begitu mulia dan tinggi karenanya Islam memerintahkan kepada kaum muslim untuk memuliakan dan memenuhi hak-hak Tetangganya yang tertera dalam surat An-nisa ayat 36

“ Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, Ibnu Sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Para ulama berpendapat mengenai tetangga jauh dan tetangga dekat.

Imam Syaukani dalam Fath al-Qadir menyatakan, bahwa sebagian ulama menafsirkan tetangga dekat adalah tetangga yang memiliki kedekatan dari sisi nasab sedangkan tetangga jauh adalah sebaliknya.

Agar tidak terjadi kesenjangan sosial diantara masyarakat, antara Si Miskin dan Si Kaya, yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin, negara wajib menerapkan sistem ekonomi yang berlandaskan syariat Islam salah satu contohnya adalah mengatur pendistribusian kekayaan yang adil dan merata dengan campur tangan dan kepedulian negara, dengan mekanisme pendistribusian yang merata maka akan terwujud kesejahteraan bagi rakyatnya.

Oleh sebab itu, Islam menjadikan kepedulian terhadap tetangga adalah sebagai akhlak yang mulia, bahkan menjadi keharusan agar terwujud kepedulian dalam kehidupan masyarakat secara nyata.

Wallahualam Bishawwab

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *