Salat ldul Adha dan Takbiran Dilarang dan Proyek Berjalan 100 Persen, Apakah Solusi Tangkal Pandemi ?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Mira Sutami H (Pemerhati Sosial dan Kebijakan Publik)

 

Hari raya haji (Idul Adha) sebentar lagi tiba. Seluruh kaum muslim menyambut dengan suka cita di seluruh dunia. Tak terkecuali di negara muslim terbesar di dunia ini. Namun kegembiraan seakan sirna karena di negeri ini pada saat hari H umat muslim terhalang untuk melakukan salat ldul Adha begitupun takbiran juga ditiadakan. Ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang diwakili oleh Kemenag.

Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan untuk meniadakan salat ldul Adha 1442 H di masjid di lapangan terbuka yang dapat menimbulkan kerumunan pada zona yang diberlakukan PPKM Darurat.

Disamping itu, pihaknya juga melarang aktivitas takbiran untuk menyambut ldul Adha 1442 H. Takbiran hanya diperkenankan dilakukan di rumah masing – masing. ( liputan6.com, 2/7/2021 )

Memang menurut aturan PPKM Darurat yang berlaku pada 3 – 20 Juli 2021 tersebut menyatakan bahwa menutup beberapa sarana publik dan sektor pekerjaan. Salah satunya adalah penutupan rumah ibadah.

Jadi bukan hanya masjid saja yang ditutup melainkan seluruh rumah ibadah. Sementara kegiatan proyek konstruksi berjalan 100 persen, semua rumah ibadah ditutup total di seluruh Jawa dan bali. (pikiranrakyat.com, 1/7/2021 )

Tentu dua kebijakan yang kontradiktif tentunya. Pasti membuat umat bertanya – tanya kenapa ibadah seolah dijadikan kambing hitam penyebaran pandemi. Sementara proyek konstruksi bukan penyebab terjadinya persebaran pandemi walau sama – sama terjadi kerumunan massa.

Sesungguhnya dengan kebijakan tersebut memang tetap saja tidak akan bisa menekan lajunya pandemi. Tentu kebijakan ini adalah hal yang fatal sebenarnya. Karena dengan kebijakan ini pula malah akan mendorong masyarakat untuk tidak disiplin terhadap apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Tentu masyarakat melihat dan merasakan aroma – aroma ketidakadilan dalam kebijakan ini. Ibadah ditekan dan pelonggaran pada sektor lain hal inilah yang malah menjadi bumerang di kemudian hari. Terbukti dulu waktu pemerintah menetapkan ketika ada larangan mudik dan TKA berbondong – bondong datang ke negeri ini. Dampaknya sangat dahsyat. Masyarakat akhirnya malah berbondong – bondong mudik walau dihalang – halangi disana sini bahkan diminta untuk putar balik. Tapi tetap saja berbagai cara dilakukan dan akhirnya mereka pun lolos sampai kampung halaman. Tentu saja akibatnya setelah arus balik dan kehidupan normal angka peningkatan pandemi semakin merangkak naik.

Bisa jadi dengan kebijakan yang tak berkeadilan inilah yang nantinya akan menimbulkan kasus yang serupa. Umat yang tak patuh dan kerumunan pun terjadi di mana – mana sehingga akan menimbulkan klaster – klaster baru covid. Padahal sekarang ini kasus covid makin menggila apalagi dibarengi dengan munculnya varian baru yaitu Delta dan Kappa yang telah terdeteksi di wilayah DKI Jakarta.

Nah inilah gambaran pemerintahan di sistem sekuler yang selalu membuat banyak kebijakan namun malah melahirkan masalah baru bagi umatnya. Seperti kebijakan – kebijakan yang diambil untuk menangani pandemi covid ini bukannya kasus melandai tapi kurva semakin merangkak naik dan terus naik tanpa henti. Sehingga seluruh sektor menjadi lumpuh baik di bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Umat tak bisa hidup dengan normal seperti dulu. Dan entah sampai kapan pandemi berakhir bila sistem kapitalisme tetap diterapkan.

Sudah jelas sekali bahwa sistem kapitalisme telah gagal menangani dan mengurusi urusan umat. Saatnya umat mulai melirik dan berpindah pada aturan dari sang pencipta yaitu lslam. Dimana seluruh masalah umat mampu diselesaikan dengan tuntas oleh sistem ini. Selama lslam diterapkan secara totalitas dalam institusi khilafah. Hal ini terbukti ketika khilafah tegak. Ini berlangsung selama kurang lebih 13 Abad lamanya sebelum penjajah melenyapkan institusi ini dan menjauhkan umat dari lslam sebagai ideologi umat.

Coba kita lihat secara seksama aturan lslam itu sungguh lengkap. Kita lihat bagaimana cara lslam menangani pandemi ( wabah ) sudah dipraktekkan sejak zaman nabi Muhammad tatkala menjadi kepala negara hingga kekhalifahan setelah beliau wafat hingga kekhalifahan terakhir di Turki. Masalah pandemi dalam lslam bisa diatasi dengan cepat dan tepat karena sudah tercantum dalam syariat.

Nah adapun mekanisme lslam dalam menangani wabah antara lain adalah :

1. Menutup total wilayah yang terjangkit istilah sekarang adalah lockdown lokal. Jadi tak diizinkan bagi siapapun untuk keluar dan masuk wilayah telah terjangkit wabah dengan alasan apapun. Sehingga seluruh wilayah lain yang tidak terdampak pandemi bisa hidup normal seperti sedia kala. Perekonomian tentu tetap stabil. Cara juga menyebabkan wabah tidak menyebar kemana – mana sehingga mudah dalam penanganan dan pengurusan oleh tenaga kesehatan sehingga tenaga kesehatan juga tak akan tumbang juga karena kelelahan merawat pasien.

2. Selain itu orang yang ada di wilayah wabah juga akan dilakukan pemisahan antara yang sehat dan yang sakit dengan mengadakan tes kesehatan. Bagi yang sakit langsung di karantina dan diberikan pelayanan kesehatan terbaik dan fasilitas kesehatan terbaik dan tentu tenaga medis terbaik pula. Bagi yang sehat juga ada aturan tertentu yaitu tidak boleh berkerumun dan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat.

3. Bagi yang sehat tentu dipenuhi seluruh kebutuhannya sehingga dia tidak kekurangan mulai dari makanan, pakaian, dan perumahan. Malah gizi juga dijamin supaya ketahanan tubuh tetap terjaga sehingga tidak mudah sakit atau bahkan tertular wabah.

4. Mereka juga tentu tetap dijaga keimanannya supaya bisa menerima segala ketetapan Allah termasuk bagi yang sakit atau bagi yang sehat di wilayah wabah tersebut. Semua adalah ujian bagi mereka dan harus diterima dengan lapang dada. Selain itu yang meninggal akibat wabah adalah syahid.

5. Untuk tenaga medis juga diperhatikan baik gizi, suplemen, kecukupan istirahatnya, gaji, dan juga peralatan yang mereka butuhkan seperti APD untuk melindu diri dari terpaparnya mereka dari wabah.

6. Penguasa tentu mengupayakan untuk mencarikan vaksinasi dan juga obat bagi wabah tersebut. Dengan memotivasi ilmuan – ilmuan untuk menemukan vaksinasi dan obat bagi wabah yang terjadi. Bukan hanya vaksin saja yang diberikan karena vaksin ini hanya bertujuan untuk menumbuhkan kekebalan tubuh bukan obat. Bukan seperti sekarang ini hanya vaksin saja penangkalnya tapi obat wabah tak kunjung ditemukan.

7. Semua pendanaan akan ditanggung oleh kas negara bukan individu. Hal ini terjadi diera kapitalisme orang sakit harus mengeluarkan banyak uang.

Itu beberapa mekanisme lslam dalam menangani pandemi. Yang telah efektif dan tuntas untuk menangani dan memberantas pandemi. Tentu saka umat menginginkan pandemi segera terselesaikan maka dari itu mari terapkan lslam secara totalitas dalam seluruh aspek kehidupan kita tanpa kecuali. Dengan penerapan lslam maka rahmat akan tercurah ke seluruh alam dan umat pun akan hidup sejahtera.

Wallahu a’lam bish shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *