Remaja Pelaku pembunuhan, Butuh Peran Orangtua dan Negara

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Remaja Pelaku pembunuhan, Butuh Peran Orangtua dan Negara

Farizatul Ilmi
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)

Dunia remaja saat ini sedang tidak baik-baik saja, pasalnya sering bermunculan kasus-kasus yang diluar nalar terjadi sehingga semakin tinggi tingkat kriminalitas yg dilakoni oleh para remaja. Sungguh miris, remaja yg seharusnya melakukan tindakan yang bermanfaat dan positif kini berubah menjadi sosok yang minim akhlak.

Dilansir dari laman JawaPos.com (08/02/2024) Remaja berusia sekitar 16 tahun menjadi tersangka pembunuhan satu keluarga di Kecamatan Babulu Penajam Paser Utara. Suami, istri dan tiga anaknya yang masih di bawah umur tewas dibunuh oleh tetanggnya sediri yang tercatat sebagai siswa SMK. Pelaku yang beraksi di bawah pengaruh minuman keras itu tak hanya membunuh saja, tapi juga bersetubuh dengan dua korban, ibu dan anak yang sudah tidak bernyawa.

Pelaku yang masih tercatat sebagai siswa SMK ini tega melakukan aksi bejat nya tentu tidak muncul dengan begitu saja, pasalnya aksi tersebut muncul karena dilatarbelakangi oleh percekcokan asmara. Padahal dlm Islam sdh di anjurkan utk tidak mendekati zina dan tentu anak usia sekolah seharusnya tidak boleh pacaran dan hanya fokus pada pendidikan saja. Inilah salah potret buram pendidikan Indonesia yang gagal mendidik para remaja mempunyai kepribadian yang terpuji.

Banyak sekali kasus-kasus remaja yang terjadi ini selalu dilatarbelakangi oleh kisah asmara, kenapa anak zaman sekarang apalagi masih dibawah umur sudah mengenal percintaan bahkan banyak kasus-kasus yang viral anak-anak itu masih berusia di bawah umur. Artinya masih sangat butuh bimbingan, arahan, dan dukungan dari semua pihak. kejadian ini menunjukkan bahwa memang anak-anak kita mengalami krisis kasih sayang, karena dari kasih sayang itu akan muncul sikap penyayang, anak kita ibarat botol apa yang masuk itu yang keluar.

Tak bisa dipungkiri, madrasah utama bagi anak adalah keluarganya terutama berasal dari tangan ibunya, ibulah yang wajib menanamkan aqidah sejak dini, agar anak-anak mempunyai kepribadian Islam, dan juga mencari lingkungan yang baik yang bisa mendorong untuk menjadi anak-anak yang berkepribadian Islam. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan juga menjadi salah satu pendukung untuk terciptanya kepribadian Islam.

Tak hanya itu, sistem yang ada sekarang juga berpotensi dan terbukti mencetak anak-anak yang minim akhlak, karena ketika anak-anak melakukan kesalahan dan masih berusia belasan tahun maka dianggap masih anak-anak sehingga mendaptkan keringanan. berbeda hal nya ketika dalam sistem Islam, ketika anak-anak sudah berusia 15 tahun keatas maka sudah pantas mendapatkan perlakuan sebagaimana orang dewasa. Termasuk tindakan kejahatannyapun bukan lagi dipandang kenakalan tapi kriminalitas, yang harus mendapatkan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Begitupun sanksi yang ada di sistem sekarang ini, tidak bikin efek jera bagi orang-orang yang melakukan kejahatan termasuk anak-anak remaja. Didalam Sistem Islam ada yang namanya sanksi yang keras bagi pelaku pembunuhan yang disebut juga sanksi kisas. ketika dia melakukan pembunuhan dan sudah diketegorikan dewasa maka dia berhak mendapatkan sanksi tersebut.

Sehingga jelas peran orangtua sangatlah penting untuk menumbuhkan kasih sayang dan menciptakan anak-anak yang mempunyai kepribadian Islam dan juga tak kalah penting adalah Sistem Islam yang menerapkan hukum-hukum Allah sehingga penegakkan hukum bisa ditegakkan sesuai dengan apa yang dilakukan.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *